Kebijakan Moneter Kebijakan Terkait Pasar Tenaga Kerja di Era Otda

5.2.2. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang beredar dan perubahan suku bunga Dornbusch, 1989. Tujuan utama kebijakan moneter di Indonesia menurut pasal 7 UU No. 231999 tentang Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Artinya kebijakan moneter bertujuan menjaga stabilitas harga inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Langkah yang ditempuh Bank Indonesia untuk mengatasi fluktuasi perekonomian adalah melalui Inflation Targeting. Inflation Targeting disebut juga target tunggal kebijakan moneter untuk langkah antisipasi fluktuasi harga. Inflation Targeting dilakukan dengan cara memproyeksikan penetapan inflasi setiap tahun guna meredam jumlah uang beredar, suku bunga dan harga-harga. Pengendalian jumlah uang beredar dilakukan Bank Indonesia dengan beberapa instrumen, yaitu: 1 Operasi pasar terbuka Open Market Operation, 2 Cadangan wajib Required Reserve Ratio dan Pengendalian langsung Discount rate. Kontraksi moneter melalui operasi pasar terbuka tight money policy dilakukan Bank Indonesia melalui penerbitan Sertifikat Bank Indonesia SBI sehingga suku bunga SBI naik dan jumlah uang beredar di masyarakat berkurang. Sebaliknya pada saat likuiditas perekonomian berkurang Bank Indonesia melakukan kebijakan moneter ekspansif melalui peningkatan jumlah uang beredar dengan cara membeli surat berharga pasar uang milik pemerintah. Akibatnya SBI menurun investasi meningkat dan sektor riil menjadi tumbuh. Tumbuhnya sektor riil menyebabkan kesempatan kerja meningkat dan berarti mengurangi tingkat pengangguran. Artinya kebijakan moneter dapat digunakan sebagai salah satu instrumen kebijakan dalam mempengaruhi perubahan indikator makro tingkat pengangguran dan tingkat inflasi Tabel 13. Tabel 13. Perkembangan Kebijakan Moneter di Era Otda Periode Inflasi Target Inflasi Tingkat Pengangguran Terbuka 2001 2002 2003 2004 12.55 10.10 5.10 6.4 4.0 - 6.0 9.0 - 10.0 - 4.5-6.5 8.10 9.06 9.50 9.86 Sumber : Bank Indonesia, 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi antara lain adalah ekspektasi inflasi masyarakat yang cenderung meningkat. Peningkatan ekspektasi inflasi ini sehubungan dengan kemungkinan dinaikkannya administered price bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik, walaupun arah perkembangan nilai tukar rupiah cenderung memberikan pengaruh positif. Selain itu, perkembangan permintaan domestik diperkirakan berpotensi memberikan tekanan inflasi, karena output aktual semakin mendekati output potensialnya, sebagaimana tercermin pada semakin meningkatnya kapasitas terpakai industri beberapa tahun terakhir. Perkembangan faktor nonfundamental yang umumnya mempengaruhi perkembangan inflasi adalah dampak kebijakan Pemerintah di bidang harga administered price berupa misalnya kenaikan harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.

5.2.3. Kebijakan Investasi