Kebijakan Investasi Kebijakan Terkait Pasar Tenaga Kerja di Era Otda

5.2.3. Kebijakan Investasi

Tinggi rendahnya nilai investasi dipengaruhi oleh optimisme dunia usaha terhadap perkiraan ekonomi ke depan. Peningkatan gairah investasi swasta, baik domestik maupun luar negeri, juga ditunjang oleh komitmen pemerintah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif sangat diperlukan. Hal tersebut disebabkan terdapat beberapa permasalahan yang berkaitan dengan infrastruktur serta penyempurnaan berbagai peraturan dan penyiapan peraturan yang berkaitan dengan investasi. Survei yang dilakukan oleh JETRO terhadap perusahaan-perusahaan Jepang mengenai problem utama terkait dengan pasar tenaga kerja dalam investasi di Indonesia adalah upah dan isu tenaga kerja Kompas, 2006. Upah yang ddianggap semakin mahal terkait dengan kebijakan penyesuaian upah minimum, adanya upah sundulan yang tidak diikuti dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Sementara isu tenaga kerja terkait dengan maraknya kasus pemogokan dan unjuk rasa yang mencerminkan resiko ketidakpastian pasar tenaga kerja yang relatif tinggi. Kinerja peningkatan investasi swasta perlu ditopang oleh semakin stabilnya kondisi pasar tenaga kerja. Kinerja peningkatan investasi swasta juga perlu ditopang oleh kegiatan investasi pemerintah terkait dengan infrastruktur dan peraturan pemerintah terkait dengan investasi. Sebagai contoh, diperlukan: i merevisi 11 Peraturan Pemerintah PP dan 3 Peraturan Presiden yang terkait dengan infrastruktur, ii mengusulkan penghapusan perizinan menjadi hanya registrasi pada RUU Penanaman Modal, iii menyiapkan sejumlah insentif pajak bagi para pelaku usaha, yang meliputi investment allowance, percepatan penyusutan accelerate of depreciation , kompensasi kerugian off-setting losses, dan penurunan pajak dividen Bank Indonesia 2006. Pesatnya kegiatan investasi memerlukan dukungan pembiayaan dari masyarakat. Dengan semakin terbatasnya keuangan negara, maka peran serta masyarakat dalam pembiayaan investasi diharapkan akan semakin meningkat. Sumber pembiayaan investasi dalam negri rata-rata berasal dari penyaluran kredit perbankan maupun penggunaan dana sendiri. Menurut Bank Indonesia 2006, sejalan dengan membaiknya perkiraan situasi perekonomian ke depan diharapkan pembiayaan dari sisi nonperbankan, baik berupa penerbitan saham maupun obligasi, diperkirakan diperkirakan dapat ditingkatkan. Dari luar negeri, sumber pembiayaan umumnya berasal dari utang luar negeri maupun penanaman modal asing. Seiring dengan membaiknya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia, Bank Indonesia optimis bahwa porsi penanaman modal asing diharapkan akan semakin besar.

VI. HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO

Hasil estimasi yang terdapat dalam bab ini merupakan hasil akhir setelah mengalami berkali-kali respesifikasi. Hasil ini telah dianggap baik karena telah memenuhi kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria ekonometrik.

6.1. Keragaan Umum Model

Hasil pendugaan model dengan metoda 2SLS terhadap persamaan struktural menunjukkan indikator statistik yang relatif baik. Nilai koefisien determinasi R 2 umumnya lebih besar dari 0.70, kecuali persamaan struktural permintaan TK berpendidikan rendah sektor pertanian DPRJ, pengeluaran pembangunan sektor pertanian GEP, pengeluaran pembangunan sektor industri GEI, pengeluaran pembangunan sektor infrastruktur GEIS, investasi sektor pertanian IP dan investasi sektor jasa IJ. Sebagian besar persamaan menghasilkan nilai F-hitung lebih besar dari 8.00. Ini mengindikasikan sebahagian besar peubah penjelas memiliki hubungan relatif baik terhadap peubah endogen. Nilai ProbF pada sebahagian besar persamaan bernilai .0001 yang menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel penjelas dapat menjelaskan variabel endogennya secara signifikan. Persamaan struktural nilai produksi sektor jasa GDPJ menghasilkan nilai Statistik Durbin-Watson 0.96 yang mengindikasikan adanya masalah autokorelasi. Masalah autokorelasi banyak dijumpai dalam penelitian bidang ekonomi disebabkan keterkaitan antar variabel. Mempertimbangkan bahwa model yang dibangun dalam penelitian ini adalah model ekonomi dan untuk kepentingan