Kurva Phillips Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dan Keseimbangan Ekonomi Makro

menuntut kenaikan upah, pada tingkat harga tetap di P , permintaan tenaga kerja tetap di D , sedangkan upah meningkat dari W ke W 1 . Akibatnya kurva penawaran tenaga kerja bergeser ke kiri dari S ke S 1 . Peregeseran kurva penawaran tenaga kerja ke kiri menyebabkan jumlah faktor yang digunakan menurun dari L ke L 1 , sehingga output menurun dari Y ke Y 1 . Dengan harga tetap di P , penurunan output dari Y ke Y 1 menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser dari AS ke AS 1 . Akibatnya terjadi excess demand yang menyebabkan harga meningkat dari P ke P 1 . Kenaikan harga ini disebut wage- push inflation. Grafik sebelah kiri bawah merupakan kurva produksi dan grafik di kiri atas merupakan kurva penawaran dan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Pada permintaan tenaga kerja yang tetap, perubahan W menyebabkan pergeseran kurva penawaran tenaga kerja, S. Hal ini menyebabkan kurva AS bergeser. Dengan demikian shifter AS adalah upah, W. Jika dianalogkan upah sebagai input, maka harga input lain juga merupakan shifter kurva AS. Dalam jangka panjang, perubahan teknologi juga akan menggeser kurfa AS ke kanan yang dapat menurunkan tingkat harga.

3.3.4. Kurva Phillips

Kurva Phillips dapat diterjemahkan kedalam kurva yang mengaitkan perubahan upah dengan senjang keluaran dengan memperhatikan bahwa pengangguran dan senjang ini mempunyai hubungan negatif. Senjang resesi berkaitan dengan tingkat pengangguran tinggi, dan senjang inflasi berkaitan dengan tingkat pengangguran rendah. Kurva Phillips diperlihatkan pada Gambar 9. + + U U Tingkat Pengangguran Y Y Pendapatan Nasional Riil La ju Peru bah a n La ju Peru bah a n W W - - Gambar 9. Kurva Phillips Sumber: Mankiw, 2000. Kedua kurva di atas memberikan informasi yang sama. Senjang inflasi yang berkaitan dengan pengangguran rendah berkaitan dengan kenaikan upah relatif terhadap produktifitas. Sementara senjang resesi yang berkaitan dengan tingkat pengangguran tinggi berkaitan dengan penurunan upah relatif terhadap produktifitas. Kurva Phillips menunjukkan bahwa laju inflasi upah menurun dengan naiknya pengangguran. Laju inflasi upah dapat dinyatakan sebagai berikut Dornbusch, 1997: 1 1 − − − = W W W gW …………………………………………………….. 10 keterangan : gW = Laju inflasi upah W = Tingkat upah dalam periode ini W -1 = Tingkat upah periode yang lalu Kurva Phillips menyiratkan bahwa upah dan harga-harga menyesuaikan diri secara lambat terhadap perubahan permintaan agregrat. Mengapa bisa demikian? Dimisalkan perekonomian berada dalam keadaan equilibrium dengan tingkat harga yang stabil dan pengangguran dengan tingkat alamiahnya. Sekarang ada kenaikan uang beredar sebanyak 10 persen. Harga-harga dan upah semestinya naik sebesar 10 persen agar perekonomian tersebut kembali kepada keadaan equilibriumnya. Akan tetapi kurva Phillips menunjukkan bahwa bila upah naik 10 persen angka pengangguran akan merosot. Ini akan mengakibatkan tingkat upah mulai menanjak. Tingkat upah mulai naik, harga juga meningkat, dan akhirnya perekonomian akan kembali kepada kondisi permulaan tenaga kerja penuh. Namun sementara itu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan turunnya jumlah pengangguran. Kurva Phillips yang digunakan para ekonom dewasa ini berbeda dalam tiga hal dari hubungan yang dipelajari Phillips. Pertama, kurva Phillips modern mensubtitusi inflasi harga untuk inflasi upah. Perbedaan ini tidak penting, karena inflasi harga dan inflasi upah terkait erat. Dalam periode ketika upah meningkat pesat, harga-harga juga meningkat pesat. Kedua, kurva Phillips modern mencakup inflasi yang diharapkan. Penambahan ini mengacu pada hasil kerja Milton Friedman dan Edmund Phelps. Dalam mengembangkan model kesalahan persepsi pekerja pada tahun 1960-an kedua ekonom ini menekankan pentingnya harapan pada penawaran agregrat. Ketiga, kurva Phillips modern mencakup goncangan penawaran. Kredit untuk penambahan ini diberikan kepada OPEC, organisasi negara-negara pengekspor minyak. Pada tahun 1970-an, OPEC menyebabkan kenaikan besar dalam harga minyak dunia yang membuat para ekonom lebih menyadari pentingnya goncangan terhadap penawaran agregrat. Kurva Phillips dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi tergantung pada tiga kekuatan yaitu : 1. Inflasi yang diharapkan expected inflation , 2. Defiasi pengangguran dari tingkat alamiah atau disebut pengangguran siklikal cyclical unemployment dan 3. Goncangan penawaran supply shock. Tiga kekuatan ini ditunjukan dalam persamaan berikut Mankiw, 2000: …………………………………..………….. 11 v u u n e + − − = β π π dimana : π = Tingkat inflasi aktual π e = Tinggat inflasi yang diharapkan β = Parameter yang mengukur respon inflasi terhadap pengangguran siklikal u = tingkat pengangguran aktual u n = tingkat pengangguran alamiah v = goncangan tingkat pengangguran

3.4. Bagan Alur Penelitian