Inflasi Keterkaitan Pasar Tenaga Kerja dan Keseimbangan Ekonomi Makro

pada tahun tertentu tingkat pengangguran akan menurun sebesar 1 persen Mankiw, 2000. Terdapat kerugian tambahan bagi masyarakat akibat pengangguran, yang sangat sulit untuk diukur. Kerugian itu timbul dari distribusi beban pengangguran yang tidak merata antar penduduk yang ada. Pengangguran cenderung terpusat pada kaum miskin dan hal ini membuat aspek distribusi pengangguran menjadi masalah yang serius. Pengangguran ini tidak dapat kita ukur secara mudah meskipun seharusnya tidak boleh diabaikan.

3.3.3. Inflasi

Menurut Mankiw 2000 inflasi adalah peningkatan dalam seluruh tingkat harga. Inflasi dapat disebabkan oleh reaksi dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Inflasi dorongan biaya disebut juga inflasi dari sisi penawaran supply shock inflation. Ada tiga faktor yang menyebabkan inflasi dari sisi penawaran. Pertama, disebabkan oleh kenaikan upah yang merupakan tuntutan serikat pekerja, yang disebut juga wage-push inflation. Kedua, disebabkan penetapan harga yang tinggi oleh industri monopolistik atau oligopolistik, yang disebut juga profit-push inflation. Ketiga, disebabkan adanya transmisi inflasi dari negara pengekspor ke negara pengimpor import driven. Prasyarat terjadinya wage-push adanya pasar tenaga kerja yang tidak kompetitif, terutama dengan adanya serikat pekerja. Sementara prasyarat profit- push inflation adanya pasar persaingan tidak sempurna. Penetapan harga, melalui administered price yang jauh lebih besar dari biaya, dapat juga menyebabkan inflasi. Peningkatan harga faktor, dengan cara yang sama seperti wage-push menyebabkan bergesernya kurva penawaran agregat ke kiri menyebabkan inflasi yang disebut cost-push inflation Shapiro, 1978. Mekanisme pergeseran kurva penawaran agregat, akibat terjadi perubahan di pasar tenaga kerja, dalam hal ini tuntutan serikat pekerja untuk menaikan upah dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8. Inflasi Dorongan-Biaya akibat Tuntutan Kenaikan Upah oleh Serikat Pekerja Y Y 1 Y B B B A A A B A S D P 1 P Y = f L Y riil Y 1 Y L L L 1 AS AD W S 1 P AS 1 W 1 W Y Y Y 1 L 1 L L Y 1 Y Y riil Sumber : Shapiro, 1978. Gambar 8 memperlihatkan pada kondisi kurva AD tertentu, keseimbangan awal terjadi pada saat kurva AD berpotongan dengan kurva AS pada tingkat upah W , tenaga kerja L , produksi Y dan harga P . Jika serikat pekerja menuntut kenaikan upah, pada tingkat harga tetap di P , permintaan tenaga kerja tetap di D , sedangkan upah meningkat dari W ke W 1 . Akibatnya kurva penawaran tenaga kerja bergeser ke kiri dari S ke S 1 . Peregeseran kurva penawaran tenaga kerja ke kiri menyebabkan jumlah faktor yang digunakan menurun dari L ke L 1 , sehingga output menurun dari Y ke Y 1 . Dengan harga tetap di P , penurunan output dari Y ke Y 1 menyebabkan kurva penawaran agregat bergeser dari AS ke AS 1 . Akibatnya terjadi excess demand yang menyebabkan harga meningkat dari P ke P 1 . Kenaikan harga ini disebut wage- push inflation. Grafik sebelah kiri bawah merupakan kurva produksi dan grafik di kiri atas merupakan kurva penawaran dan permintaan tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Pada permintaan tenaga kerja yang tetap, perubahan W menyebabkan pergeseran kurva penawaran tenaga kerja, S. Hal ini menyebabkan kurva AS bergeser. Dengan demikian shifter AS adalah upah, W. Jika dianalogkan upah sebagai input, maka harga input lain juga merupakan shifter kurva AS. Dalam jangka panjang, perubahan teknologi juga akan menggeser kurfa AS ke kanan yang dapat menurunkan tingkat harga.

3.3.4. Kurva Phillips