7.3.7. Penurunan Suku Bunga 6 Persen
Simulasi penurunan suku bunga diduga dapat meningkatkan kesempatan kerja melalui peningkatan ivestasi. Namun dalam simulasi peramalan upaya
peningkatan investasi dengan menggunakan instrumen penurunan tingkat suku bunga 6 persen hanya mampu merangsang peningkatan nilai investasi sektor
pertanian dengan prosentase paling tinggi dibanding pada sektor industri dan jasa. Namun peningkatan nilai investasi sektor pertanian hanya mencapai 373 milyar
per tahun, lebih rendah dibandingkan peningkatan nilai investasi sektor industri yang mencapai 461 milyar per tahun seperti pada Tabel 42.
Peningkatan nilai investasi pada simulasi 7 hanya mampu meningkatkan nilai produksi sektoral dengan prosentase yang relatif kecil. Daampak terhadap
peningkatan nilai produksi sektoral tertinggi pada sektor industri yaitu 0.05 persen mencapai 63 milyar rupiah per tahun. Prosentase peningkatan nilai produksi
sektoral yang relatif kecil tersebut hanya mampu meningkatkan kesempatan kerja yang relatif kecil. Dampak lanjutan terlihat pada tingkat pengangguran yang
relatif tidak berubah. Tingkat inflasi menurun 0.2 persen yang lebih disebabkan oleh deflasi dari sisi suplai dimana penawaran agregat meningkat 0.02 persen.
Dibandingkan pada simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa, dampak terhadap peningkatan investasi akibat simulasi terdahulu lebih
besar dibandingkan dampak akibat penurunan tingkat suku bunga. Hal ini menunjukkan bahwa investasi lebih respon terhadap penurunan faktor
ketidakpastian di pasar tenaga kerja dibandingkan dengan penurunan suku bunga.
Tabel 42
7.3.8. Peningkatan Pengeluaran Infrastruktur 40 Persen
Pengeluaran pembangunan infrastruktur diramalkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan modal publik.
Pengeluaran pembangunan sektor infrastruktur secara langsung berdampak pada sisi penawaran agregat melalui nilai produksi sektoral seperti pada Tabel 43. Nilai
produksi sektor jasa meningkat paling tinggi 2.42 persen meningkat 1.6 triliun rupiah per tahun. Sementara nilai produksi sektor pertanian meningkat paling
rendah 0.17 persen meningkat 105 milyar rupiah per tahun. Nilai produksi sektor industri meningkat 0.77 persen meningkat 929 milyar rupiah per tahun.
Hasil penelitian Yudhoyono 2004 juga memperlihatkan kecenderungan yang sama dimana peningkatan pengeluaran infrastruktur menyebabkan peningkatan
PDB sektor pertanian dengan prosentase lebih rendah dibandingkan sektor non pertanian.
Dampak lanjutan dari peningkatan nilai produksi sektoral adalah peningkatan kesempatan kerja di masing-masing sektor. Peningkatan kesempatan
kerja tertinggi pada sektor jasa yang meningkat 1.01 persen meningkat 118 ribu orang per tahun, sektor industri 0.19 persen meningkat 27 ribu orang per tahun,
sektor pertanian meningkat 0.02 persen meningkat 7 ribu orang per tahun. Kesimpulan yang sama juga ditemui pada penelitian Yudhoyono 2004 dimana
peningkatan penyerapan tenaga kerja lebih condong pada penyerapan tenaga kerja sektor non pertanian.
Simulasi 8 telah mampu menurunkan tingkat pengangguran berdasarkan pendidikan dan tingkat pengangguran total 0.13 persen dan mempertahankan nilai
inflasi pada tingkat 6.64 persen.
Tabel 43
7.3.9. Kombinasi Simulasi 4 dan 5