VI. HASIL ESTIMASI MODEL PASAR TENAGA KERJA DAN PEREKONOMIAN MAKRO
Hasil estimasi yang terdapat dalam bab ini merupakan hasil akhir setelah mengalami berkali-kali respesifikasi. Hasil ini telah dianggap baik karena telah
memenuhi kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria ekonometrik.
6.1. Keragaan Umum Model
Hasil pendugaan model dengan metoda 2SLS terhadap persamaan struktural menunjukkan indikator statistik yang relatif baik. Nilai koefisien
determinasi R
2
umumnya lebih besar dari 0.70, kecuali persamaan struktural permintaan TK berpendidikan rendah sektor pertanian DPRJ, pengeluaran
pembangunan sektor pertanian GEP, pengeluaran pembangunan sektor industri GEI, pengeluaran pembangunan sektor infrastruktur GEIS, investasi sektor
pertanian IP dan investasi sektor jasa IJ. Sebagian besar persamaan menghasilkan nilai F-hitung lebih besar dari 8.00. Ini mengindikasikan
sebahagian besar peubah penjelas memiliki hubungan relatif baik terhadap peubah endogen. Nilai ProbF pada sebahagian besar persamaan bernilai .0001 yang
menunjukkan bahwa secara bersama-sama semua variabel penjelas dapat menjelaskan variabel endogennya secara signifikan.
Persamaan struktural nilai produksi sektor jasa GDPJ menghasilkan nilai Statistik Durbin-Watson 0.96 yang mengindikasikan adanya masalah autokorelasi.
Masalah autokorelasi banyak dijumpai dalam penelitian bidang ekonomi disebabkan keterkaitan antar variabel. Mempertimbangkan bahwa model yang
dibangun dalam penelitian ini adalah model ekonomi dan untuk kepentingan
ekonomi, penulis memprioritaskan kriteria ekonomi di atas persyaratan statistik dan ekonometrika.
6.2. Kinerja Pasar Tenaga Kerja
6.2.1. Penawaran Tenaga kerja
Hasil pendugaan parameter pada persamaan penawaran TK berdasarkan tingkat pendidikan memberikan nilai koefisien determinasi R
2
di atas 96 persen. Artinya variasi penawaran TK peubah penjelas dalam masing-masing persamaan
mampu menjelaskan di atas 96 persen fluktuasi peubah penawaran TK berdasarkan pendidikan. Peubah endogen dalam persamaan penawaran TK
berpendidikan rendah, menengah dan berpendidikan tinggi dipengaruhi secara nyata oleh peubah penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata
α 0.01. Sesuai dengan kriteria ekonomi yang diharapkan, penawaran TK secara umum
dipengaruhi oleh upah rata-rata W dan jumlah populasi penduduk POP. Seluruh peubah penjelas berpengaruh positif dengan signifikansi yang bervariasi
seperti pada Tabel 14. Hasil estimasi pada Tabel 14 memperlihatkan peubah jumlah populasi
penduduk berpengaruh positip dan signifikan terhadap penawaran TK berependidikan rendah SPR. Hal tersebut tercermin dari nilai parameter dugaan
sebesar 0.18, artinya peningkatan jumlah populasi penduduk 1000 orang akan meningkatkan jumlah SPR sebanyak 180 orang.
Pada persamaan penawaran TK berpendidikan menengah SPM, peubah upah rata-rata W, Jumlah populasi penduduk POP dan lag pengeluaran
pemerintah untuk pendidikan dan kesehatan LGEPK berpengaruh positip terhadap SPM.
Tabel 14. Hasil Estimasi Persamaan Penawaran TK Tahun 1980-2004 Elastisitas
Peubah
Parameter Estimasi
Prob |T| Jangka
Pendek Jangka
Panjang SPR
penawaran
TK
berpend rendah
Intercept ∆W
perubahan upah rata-rata
∆PHK
perubahan jumlah PHK
POP
jumlah populasi penduduk
LSPR
lag
penawaran TK berpendidikan
rendah
7696.893 0.054218
0.006907 0.183286
0.381599 0.0117
0.3998 0.3106
0.0017 0.0095
0.5151 0.8330
F-Hitung = 97.67 R
2
= 0.95596 DW = 2.059907 SPM
penawaran
TK berpend
menengah
Intercept W
upah rata-rata
POP
jumlah populasi penduduk
LGEPK
lag pengeluaran pendidikan kesehatan
L
SPM
lag
penawaran TK berpendidikan menengah
-11854.5 0.149701
0.071511 24.39220
0.670890 0.0450
0.0495 0.0633
0.0887 0.0003
0.1625 1.1831
0.0021 0.4937
3.5949 0.0063
F-Hitung = 487.33 R
2
= 0.99085 DW = 2.468268 SPT
penawaran
TK berpend
tinggi
Intercept W
upah rata-rata
POP
jumlah populasi penduduk
LGEPK
lag pengeluaran pendidikan kesehatan
LSPT
lag penawaran
TK berpendidikan
tinggi
-3456.16 0.028160
0.019892 6.405164
0.715552 0.0326
0.2056 0.0486
0.1572
.0001 0.1411
1.5193 0.0912
0.4961 5.3413
0.3208
F-Hitung = 248.79 R
2
= 0.98223 DW = 2.263288
Catatan: Penawaran TK menggunakan data angkatan kerja.
Apabila terjadi peningkatan jumlah populasi penduduk sebanyak 1000 orang
maka SPM berpotensi meningkat 71 orang. Faktor lain yang berpengaruh terhadap SPM adalah LGPK. Peningkatan LGPK satu milyar rupiah akan
meningkatkan SPM sebanyak 24 ribu orang. Sementara pada persamaan penawaran TK berependidikan Tinggi SPT menunjukkan peningkatan jumlah
populasi penduduk 1000 orang maka SPT berpotensi meningkat 20 orang. Peubah W berpengaruh positif dan nyata terhadap SPM dengan elastisitas
jangka pendek 0.16 persen dan jangka panjang 0.49 persen. Dapat dikatakan respon penawaran TK berpendidikan menengah terhadap perubahan upah rata-rata
bersifat inelastis baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Artinya walaupun SPM Indonesia dipengaruhi oleh peubah upah rata-rata, tetapi
pengaruhnya relatif kecil meskipun dalam jangka panjang.
6.2.2. Permintaan Tenaga Kerja
a. Berpendidikan Rendah
Hasil pendugaan parameter pada persamaan permintaan TK berpendidikan rendah DPR berdasarkan sektor memberikan nilai koefisien determinasi R
2
bervariasi seperti pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Estimasi Persamaan Permintaan TK Berpendidikan Rendah Tahun 1980-2004
Elastisitas Peubah
Parameter Estimasi
Prob |T|
Jangka Pendek
Jangka Panjang
D
PRP
permintaan TK berpend. rend sekt pertanian
Intercept WP
upah rata-rata sektor pertanian
GDPP
nilai produksi sektor pertanian
TKIP
jumlah TK informal sektor pertanian
LDPRP
lag permintaan
TK berpend. rendah sekt
pertanian
13996.67 -0.68812
0.017205 0.602612
0.175688 .0001
0.0151 0.3749
.0001 0.0175
-0.1186 0.5419
-0.1439 0.6574
F-Hitung = 96.59 R
2
= 0.95549 DW = 1.706572 DPRI
permintaan TK berpend. rend sekt industri
Intercept WI
upah rata-rata sektor industri
GDPI
nilai produksi sektor industri
JP
jumlah perusahaan besar dan sedang dalam industri
JPK
jumlah penyelesaian kasus hubungan industrial
TKII
jumlah TK informal sektor industri
LDPRI
lag permintaan
TK berpend. rendah sekt
industri
1501.583 -0.03733
0.007087 0.048144
2.044707 1.126923
0.064549 0.1106
0.2759 0.3137
0.1814 0.0321
.0001 0.3456
0.1188 0.0498
0.5555 0.1270
0.0533 0.5938
F-Hitung = 55.34 R
2
= 0.95403 DW = 2.295689 DPRJ
permintaan TK berpend. rendah sekt jasa
Intercept ∆WJ
upah rata-rata sektor jasa
GDPJ
nilai produksi sektor jasa
PNSR
jumlah PNS berpendidikan rendah
LDPRJ
lag permintaan TK berpend. rendah sekt jasa
310.3759 -0.01115
0.015119 2.319582
0.478377 0.4325
0.4598 0.2806
0.0514 0.0142
0.3418 0.6553
F-Hitung = 6.51 R
2
= 0.59122 DW = 1.784429
Pada persamaan DPRP dan DPRI mencapai 95 persen sementara pada persamaan DPRJ hanya mencapai 59 persen. Secara umum variasi peubah penjelas dalam
masing-masing persamaan DPR berdasarkan sektor mampu menjelaskan fluktuasi peubah DPR lebih baik di atas 94 persen. Peubah endogen di dalam persaman
DPR berdasarkan sektor dipengaruhi secara nyata oleh peubah penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata
α 0.01. Tabel 15 memperlihatkan respon penurunan permintaan TK berpendidikan
rendah akibat peningkatan upah rata-rata di masing-masing sektor tidak elastis dan signifikan hanya pada persamaan permintaan TK berpendidikan rendah di
sektor pertanian DPRP. Artinya peningkatan upah rata-rata sektor pertanian sebesar satu persen akan menurunkan DPRP 0.12 persen.
b. Berpendidikan Menengah