Simpulan SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
4. Peningkatan nilai produksi sektor pertanian, industri dan jasa
berpengaruh positif pada permintaan TK berpendidikan menengah dan berpendidikan tinggi di masing-masing sektor.
5. Upah minimum sektor pertanian, industri dan jasa berpengaruh pada
meningkatkan upah rata-rata masing-masing sektor. Terdapat fenomena upah sundulan dimana penerapan kebijakan upah
minimum dan adanya tuntutan kekuatan serikat pekerja telah menyebabkan kenaikan upah rata-rata bagi pekerja di luar target
kebijakan upah minimum. 6.
Upah minimum berpengaruh pada nilai investasi di sektor pertanian, industri dan jasa. Sementara jumlah kasus pemogokan berpengaruh
pada investasi sektor industri. Peubah kebijakan upah minimum yang setiap tahun dinaikkan dan maraknya jumlah kasus pemogokan dan
unjuk rasa menggambarkan tingginya resiko ketidakpastian di pasar tenaga kerja dan berpengaruh negatif terhadap nilai investasi.
7. Penetapan upah minimum di atas tingkat inflasi rata-rata pada
prinsipnya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja yang menjadi terget kebijakan upah minimum. Namun kebijakan upah minimum
tanpa adanya kontrol terhadap kekuatan serikat pekerja pada periode otonomi daerah 2001-2004 telah menyebabkan peningkatan tingkat
pengangguran terutama pengangguran berpendidikan rendah dan menyebabkan memburuknya kondisi perekonomian makro.
8. Permasalahan hubungan industrial yang diproksi dengan jumlah kasus
pemogokan dan unjuk rasa menyebabkan peningkatan faktor
ketidakpastian di pasar TK. Penyelesaian permasalahan tersebut dapat berdampak pada peningkatan investasi dan nilai produksi agregat serta
penurunan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi di era otda 2001-2004. 9.
Diramalkan peningkatan nilai upah minimum tahun 2007-2010 berdampak positif terhadap kesejahteraan pekerja tetapi berdampak
negatif terhadap pengusaha dan perekonomian disebabkan peningkatan upah tidak dibarengi peningkatan produktivitas pekerja.
10. Diperkirakan upaya mencari solusi penyelesaian masalah hubungan
industrial, penurunan suku bunga dan peningkatan pengeluaran infrastruktur tahun 2007-2010 akan lebih efektif untuk menstimulasi
peningkatan nilai investasi dan produksi agregat serta penurunan tingkat pengangguran dan tingkat inflasi.
11. Pilihan simulasi kebijakan peramalan terbaik yang dapat dipilih agar dapat
memenuhi harapan pihak pekerja, pengusaha, dan tidak memperburuk perekonomian Indonesia di era otda 2007-2010 yang akan datang adalah:
1 Simulasi 6: Penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, dan 2 Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus
pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen.
12. Pilihan simulasi kebijakan peramalan yang dapat memenuhi Triple Track
Strategy adalah: 1 Simulasi 1: Upah minimum tetap sebesar nilai tahun
2006 tidak ada penyesuaian upah minimum sejak tahun 2007, 2 Simulasi 5: Penurunan kekuatan serikat buruh TKFP 90 persen, TKFI 1.5
persen, dan TKF 2,5 persen, 3 Simulasi 6: Penurunan jumlah kasus
pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, 4 Simulasi 8: Peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen, 5 Simulasi 10: Kombinasi simulasi
penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen, dan 6 Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah
kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga 6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen.
13. Pilihan simulasi kebijakan peramalan terbaik agar dapat memenuhi
harapan pihak pekerja, pengusaha, dan tidak memperburuk perekonomian Indonesia juga memenuhi Triple Track Strategy di era otda 2007-2010
yang akan datang adalah Simulasi 12: Kombinasi simulasi penurunan jumlah kasus pemogokan dan unjuk rasa 50 persen, penurunan suku bunga
6 persen dan peningkatan pengeluaran infrastruktur 40 persen.