BAB IX RAHASIA EMPU GANDRING
No. Data
Konteks Gaya Bahasa
Daya Bahasa
1 Seperti anjing mendekati tuannya yang
membawa tongkat pemukul Kebo Ijo datang pada Empu Gandring untuk mengadukan
halnya. 441 Kebo Ijo mengunjungi kediaman Empu
Gandring. Simile
‘Jelas’ informasi
2 “…Mengapa hanya seorang kidang tanpa
arti Tuan binasakan? …” 441 Dituturkan oleh Empu Gandring saat
Kebo Ijo mengunjungi kediamannya. Sinisme
Sesal 3
“Sekiranya rencana pribadi terkutuk itu sudah saya ketahui seb
elumnya. … Semua rencana kita gagal dalam tangan tuan. Tuan
terusir dari
pekuwuan seperti
bukan keturunan satria. …” 441
Dituturkan oleh Empu Gandring saat Kebo Ijo mengunjungi kediamannya.
Simile Sesal
4 “Baiklah. Sekarang Tuan beri sahaya
nasihat bagaimana harus menghadapi Arok keparat ini?” 444
Dituturkan oleh
Kebo Ijo
saat mengunjungi kediaman Empu Gandring
membahas pasukan Kebo Ijo yang ditahan Arok.
Sarkasme Cemooh
5 “Anak buah saya yang delapan? Mereka bisa
berkicau di bawah lecutan cambukny a.”
444 Dituturkan
oleh Kebo
Ijo saat
mengunjungi kediaman Empu Gandring membahas pasukan Kebo Ijo yang ditahan
Arok. Ironi
Keluh
6 Beberapa bentar kemudian mereka hilang
ditelan kegelapan malam. 444 Kebo Ijo dan beberapa pengawal pergi
meninggalkan kediaman Empu Gandring. Personifikasi
‘Jelas’ informasi
7 “Kebo Ijo memang terlalu dungu, dan nama
sahaya sudah terlanjur terbawa-bawa oleh si goblok itu.” 445
Dituturkan oleh Empu Gandring saat tengah malam ada seorang tamtama yang
datang mengunjunginya. Sarkasme
Cemooh
8 “Memang Kebo Ijo keparat. Pantas ditembak
dari belakang, hina tanpa
sedikitpun kehormatan.” 447
Dituturkan oleh Empu Gandring saat mendapati anjingnya mati terkena tikaman
beracun di depan rumah. Sarkasme
Cemooh
9 Belakangka kembali dari Sumberpetung
dalam iringan pasukan kuda seperti seorang akuwu. 448
Kembalinya Yang Suci Belakangka dari desa Sumberpetung dengan pasukan
berkuda. Simile
‘Jelas’ informasi
10 “Semoga para dewa tetap melindungimu,
anakku.” 448 Dituturkan
oleh Belakangka
ketika mengunjungi asrama Kebo Ijo.
Apostrof Harap
11 “Disimpulkan, bahwa perkembangan yang
buruk ini bersumber pada satu sebab: Arok si Syiwa durhaka itu.” 449
Dituturkan oleh
Belakangka saat
mengunjungi Kebo Ijo dan mengajaknya naik ke kereta.
Sarkasme Cemooh
12 “ … Maka jalan yang terbuka dan pertama-
tama hanya
membinasakan brahmana
terkutuk itu.” 449 Dituturkan
oleh Belakangka
saat mengunjungi Kebo Ijo dan mengajaknya
naik ke kereta. Sarkasme
Provokasi
13 “Hanya Tunggul Ametung yang berani
lakukan itu. Berani karena bodohnya.” 450 Dituturkan
oleh Belakangka
saat mengunjungi Kebo Ijo dan mengajaknya
naik ke kereta. Ironi
Cemooh
14 “…Semua itu disebabkan Arok, si keparat
itu. …” 451 Dituturkan
oleh Belakangka
saat mengunjungi Kebo Ijo dan mengajaknya
naik ke kereta. Sarkasme
Cemooh
15 “Demi Hyang Wisynu, tidak, Yang Suci.”
453 Dituturkan oleh Kebo Ijo saat Belakangka
mengunjungi dan mengajaknya naik ke kereta.
Apostrof Sumpah
16 Kereta itu kembali memasuki kota. Dan Kebo
Ijo telah bermandi keringatnya sendiri. 455 Ketika kereta yang dinaiki Kebo Ijo dan
Belakangka memasuki kota. Hiperbola
‘Jelas’ informasi
17 “Demi Hyang Wisynu, sahaya akan
kembalikan lima kali lipat setelah berhasil.” 456
Dituturkan oleh
Kebo Ijo
saat mengunjungi
Belakangka di
kediamannya. Kebo ijo menerima kantong berisi lima puluh ribu catak dan dua ribu
saga emas dari Belakangka. Apostrof
Sumpah
18 Ia menguasai persenjataan Tumapel. Dan ia
mempersatukan para tamtama di bawah pengaruhnya
dan perintahnya,
namun mempertentangkan satu dengan yang lain.
460 Arok mempelajari siasat dan pemikiran
Empu Gandring
untuk menguasai
Tumapel. Oksimoron
‘Jelas’ informasi
19 Tanpa
Gandring para
tamtama itu
sebaliknya akan
bercerai-berai seperti
serumpun anak ayam kehilangan induk. 460
Arok mempelajari siasat dan pemikiran Empu
Gandring untuk
menguasai Tumapel.
Simile ‘Jelas’
informasi
20 Ia menduga ahli senjata itu sudah banyak
makan garam dan cukup rontal yang telah dipelajarinya. 461
Arok mempelajari siasat dan pemikiran Empu
Gandring untuk
menguasai Tumapel.
Metafora ‘Jelas’
informasi 21
Maka persekutuan dua orang itu ia anggap sebagai permainan dua ekor cangcorang
yang berkasih-kasihan
untuk saling
memangsa. 461 Arok mempelajari siasat dan pemikiran
Empu Gandring
untuk menguasai
Tumapel. Simile
‘Jelas’ informasi
22 “Hati-hati, garudaku, jangan sampai
ketajaman parasyu Hyang Ganesha dan irama aksimalanya terlepas dari tanganmu.
…” 462 Dituturkan oleh Dang Hyang Lohgawe
ketika Arok
menceritakan keadaan
Tumapel, adanya persekutuan antara Kebo Ijo, Belakangka, tamtama, dan Empu
Gandring. Apostrof
Nasihat
23 Menerima
jawaban itu
langsung ia
perintahkan anak buahnya menerobosi Setelah mendapat jawaban dari Lohgawe,
Arok segera
memerintahkan anak
Klimaks ‘Jelas’
informasi
malam gelap
berhujan menghubungi
pasukan-pasukannya di utara, barat, dan selatan kota, memerintahkan mengepung
Kutaraja dalam tiga hari mendatang. 462 buahnya untuk mengepung Kutaraja
dalam tiga hari.
24 “Ketiga, engkau mencoba mengadu domba
antara Sang Akuwu, Sang Paramesywari dan aku melalui pesuruhmu yang menamakan
dirinya Kebo Ijo, …” 466 Dituturkan Arok ketika mendatangi pabrik
senjata Empu Gandring untuk mengecek senjata
yang dipesannya
dan menyampaikan
pesan untuk
segera menghadap Akuwu. Setelah itu, ia
menyidang Empu Gandring atas semua kesalahannya.
Metafora Klaim
25 Dia
dan pasukannya
akan mempertahankannya sampai titik darah
terakhir. 467 Dituturkan oleh Arok ketika menyidang
Empu Gandring. Hiperbola
‘Jelas’ informasi
26 “Baik. Kalau kau bohong, tubuhmu tidak
akan dibakar, akan kami serahkan pada anjing-anjing pekuwuan. Dam Tim anjingmu
yang telah mati itu, akan datang 3ikut
menyantap tubuhmu.” 469 Dituturkan oleh Arok ketika menyidang
Empu Gandring
dan meminta
keterangannya tentang penyerbuan ke pekuwuan.
Sarkasme Ancam
27 Hanya babi dan anjing dan kucing
berkeliaran di jalan-jalan. 469 Keadaan Tumapel yang sepi.
Polisidenton ‘Jelas’
informasi 28
“Bukankah demi Hyang Mahadewa telah kau serahkan hidup dan matinya padak
u?” Dituturkan oleh Arok ketika mengunjungi
paramesywari. Saat itu Ken Dedes menangis, timbul dalam hatinya keraguan
tentang anak yang dikandungnya tidak akan mengenal bapanya.
Apostrof Keluh
29 “Darah pencuci kaki Hyang Mahadewa
Syiwa diperlukan
anak Mpu
Parwa. Dituturkan oleh Arok ketika mengunjungi
paramesywari. Saat itu Ken Dedes Apostrof
Nasihat
Begitulah sepanjang sejarah titah di atas bumi ini. Kuatkan hatimu, jangan jatuh ke
bumi sebagai buah membusuk tak mampu matang. Kau brahmani, kuat hati, kuat ilmu.
...” 471 menangis, timbul dalam hatinya keraguan
tentang anak yang dikandungnya tidak akan mengenal bapanya.
30 Puncak gunung-gemunung hilang tertutup
mendung dan pepohonan nampak lesu-berat terbebani air hujan. Udara terasa tebal
untuk paru-paru. 475 Hujan turun dengan derasnya dan angin
bertiup kencang di wilayah Tumapel. Personifikasi
‘Jelas’ informasi
31 “Begitulah jadinya gerakan Empu Gandring,
berkembang tidak menentu, seperti kuda liar tak tahu tujuan.” 479
Dituturkan oleh
Arok kepada
paramesywari setelah
Kebo Ijo
menghadap paramesywari dan seluruh pasukan Kebo Ijo keluar dari pekuwuan.
Simile Klaim
32 “Yang Suci belum juga mengakui hendak
mengail di air keruh? Sahaya ingin dengarkan pengakuan itu.” 486
Dituturkan oleh
Belakangaka saat
membela diri setelah ditangkap oleh anak buah
Arok dan
dihadapkan pada
paramesywari. Metafora
Protes
33 Dalam pengawalan kuat ia sendiri pergi
untuk menjemput Empu Gandring dan mendapatkan pabrik senjata itu dalam
suasana murung. 488 Prajurit Tumapel diberi libur oleh Kebo
Ijo. Saat itu, ia pergi mengunjungi pabrik senjata Empu Gandring.
Personifikasi ‘Jelas’
informasi
34 Di hadapan mereka ia ternyata tidak berani
menyatakan sesuatu, takut salah, takut ketahuan ketidaktahuannya, takut kehilangan
wibawa. 489 Kebo Ijo pergi mengunjungi asrama-
asrama dan didapatinya telah kosong. Asidenton
‘Jelas’ informasi
35 “Yang berbelit-belit hanya cara mereka
hendak menjangkaukan
tangan pada
singgasana.” 493 Dituturkan oleh Arok kepada Dedes
setelah menyampaikan
terimakasih kepada prajurit di tungguk kemit.
Perifrasis ‘Jelas’
informasi
BAB X JATUHNYA TUNGGUL AMETUNG