Manajemen risiko modal Capital risk management

P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 - Lanjutan P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014 AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 - Continued - Instrumen keuangan Perusahaan tersebut yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar instrumen tingkat bunga tetap dan risiko tingkat bunga arus kas instrumen tingkat bunga mengambang. The Company’s financial instruments that are exposed to fair value interest rate risk i.e. fixed rate instruments and cash flow interest rate risk i.e. floating rate instruments. Analisis sensitivitas dibawah ini, ditentukan berdasarkan eksposur suku bunga terhadap aset keuangan yang menggunakan suku bunga mengambang pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. Analisis ini disajikan dengan asumsi saldo liabilitas keuangan pada akhir periode pelaporan masih beredar sepanjang tahun. The sensitivity analysis below had been determined based on the exposure of the financial asset to floating interest rates as of December 31, 2015 and 2014. The analysis is prepared assuming the amount of the liability outstanding at the end of the reporting period was outstanding for the whole year. Jika suku bunga mengalami perubahan 100 basis poin lebih tinggi rendah dan variabel lain konstan, laba sebelum pajak Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, akan mengalami peningkatan penurunan masing-masing sebesar Rp 4.924.416.609 dan Rp 4.911.290.335. If interest rate had been 100 basis points higher lower and the other variable held constant, the Company profit before tax for the years ended December 31, 2015 and 2014 would increase decrease by Rp 4,924,416,609 and Rp 4,911,290,335, respectively. 100 basis poin adalah tingkat sensitivitas yang digunakan ketika melaporkan secara internal risiko suku bunga kepada karyawan kunci, dan merupakan penilaian manajemen terhadap perubahan yang mungkin terjadi pada aset bersih. The 100 basis point is the sensitivity rate used when reporting interest rate risk internally to key management personnel and represents management’s assessment of the reasonably possible change in net assets. ii. Risiko nilai tukar ii. Foreign exchange risk Risiko nilai tukar adalah risiko terjadinya kerugian yang diakibatkan oleh pergerakan nilai tukar dari mata uang yang digunakan oleh perusahaan. Perusahaan memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing. Perusahaan memiliki kebijakan untuk melakukan pengawasan pergerakan kurs mata uang asing terhadap pendapatan atau biaya yang akan diterima atau dibayarkan. Foreign exchange risk is the risk of losses due to changes in the exchange rates of the foreign currencies used by the Company. The Company has monetary assets and liabilities in foreign currencies. The Company has a policy to monitor foreign currency exchange rate movements relative to revenue or expenses that will be received or paid. Sensitivitas Perusahaan terhadap peningkatan dan penurunan 3,32 dan 2,55 terhadap USD yang akan meningkatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 1.420.839.510 dan Rp 1.014.501.047 masing-masing untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014. The Company’s sensitivity will increase and decrease to 3.32 and 2.55 change in USD which indicates an increase in profit before tax of Rp 1,420,839,510 and Rp 1,014,501,047 for the years ended December 31, 2015 and 2014, respectively. ix PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia SHAPING THE ROADMAP TOWARD QUALIFIED CENTRAL COUNTERPARTY