Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan
P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 DESEMBER 2015, 2014 DAN 1 JANUARI 2014 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
DAN 2014 - Lanjutan P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA
NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014
AND FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014 - Continued
-
b. Dasar Penyusunan b. Basis of Preparation
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah biaya historis
dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakan
untuk penyusunan
laporan keuangan adalah mata uang Rupiah Rp
sebagai mata uang fungsional, dan penyajian laporan
keuangan tersebut
disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa
akun tertentu
disusun berdasarkan
pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing
akun tersebut. The financial statements, except for the
statement of cashflows, are prepared under the
historical cost
accrual basis
of accounting.
The reporting
presentation currency used in the preparation of the
financial statements is the Indonesian Rupiah, its functional currency, while the
measurement basis used is the historical cost, except for certain accounts which are
measured on the bases described in the related
Pada umumnya biaya historis didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diserahkan
untuk melakukan pertukaran barang atau jasa.
Historical cost is generally based on the fair value of the consideration given in exchange
for goods and services.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran, terlepas apakah harga tersebut dapat
diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain. Dalam
mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas,
Perusahaan memperhitungkan
karateristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku
pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan
harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran. Untuk tujuan pengukuran dan
pengungkapan laporan keuangan, nilai wajar ditentukan
berdasarkan basis
tersebut kecuali dinyatakan lain dalam standar
akuntansi keuangan lainnya. Fair value is the price that would be received
to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date, regardless of whether that price is directly
observable or estimated using another valuation technique. In estimating the fair
value of an asset or a liability, the Company takes into account the characteristics the
asset or a liability if market participants would take those characteristics into account when
pricing the asset or liability at the measurement
date. Fair
value for
measurement and for disclosure purposes in these financial statements is determined on
such a basis, except specified to the contrary elsewhere in another financial accounting
standard.
Selanjutnya, untuk
tujuan pelaporan
keuangan, pengukuran
nilai wajar
dikategorikan kedalam level 1, 2, atau 3 berdasarkan peringkat dimana pengukuran
nilai wajar diobservasi dan signifikansi atas input untuk pengukuran nilai wajar secara
keseluruhan, dapat
dijelaskan sebagai
berikut: In addition, for financial reporting purposes,
fair value measurements are categorized into Level 1, 2 or 3 based on the degree to which
the inputs to the fair value measurements are observable and the significance of the inputs
to the fair value measurement in its entirety, which are described as follows:
Input level 1 adalah harga kuotasian
tanpa penyesuaian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik yang
dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran;
Level 1 inputs are quoted prices
unadjusted in active markets for identical assets or liabilities that the
entity can access at the measurement date;
Input level 2 adalah input selain harga
kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung; dan
Level 2 inputs are inputs, other than
quoted prices included within Level 1, that are observable for the asset or
liability, either directly or indirectly; and
SHAPING THE ROADMAP TOWARD QUALIFIED CENTRAL COUNTERPARTY LAPORAN TAHUNAN
A N N U A L R E P O RT