12
pembelajaran dilakukan, siswa memiliki kemampuan baru pada diri mereka dan diharapkan kemampuan tersebut semakin bertambah seiring
dengan semakin meningkatnya jenjang pendidikan dan proses pembelajaran yang dilakukan.
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Pembelajaran merupakan
suatu rangkaian
kegiatan yang
pelaksanaannya meliputi unsur-unsur tertentu yang dapat memberikan ciri sebagai suatu kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti
menganggap perlu adanya pemaparan mengenai ciri-ciri pembelajaran. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1
Motivasi Belajar
Dalam suatu kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang dapat memunculkan
kegiatan belajar
sehingga tercapainya
suatu tujuan
yang dikehendaki.
11
Dalam pembelajaran, dorongan motivasi terhadap siswa sangat diperlukan dan harus selalu dilakukan terutama oleh guru
dalam menjalani pembelajaran. Hal ini bertujuan agar kegiatan dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Apalagi, adanya
perbedaan kebiasaan, sikap, sifat, dan karakteristik dari tiap-tiap siswa maka akan menyebabkan motivasi belajar yang berbeda pula dari
setiap siswa tersebut. 2
Bahan Belajar
Bahan pengajaran yang digunakan untuk belajar adalah segala informasi yang meliputi fakta, prinsip, dan konsep yang dibutuhkan
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
12
Bahan belajar tersebut merupakan alat untuk menjalankan isi dari suatu pembelajaran. Bahan
belajar ini disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang dapat merangsang dan mendorong siswa menemukan
atau memecahkan masalah yang ada dalam pembelajaran.
11
Putra, op. cit., h. 27.
12
Ibid., h. 28.
13
3 Alat bantumedia belajar
Alat bantu atau media belajar, yaitu alat-alat yang dapat membantu siswa belajar agar tercapainya tujuan belajar.
13
Alat bantu belajar digunakan untuk mempermudah siswa dalam menjalani dan
memahami isi pembelajaran, sebab biasanya dengan alat bantu siswa menjadi lebih tertarik dalam belajar. Sehingga, materi pembelajaran
yang dimaksudkan oleh guru dapat tersampaikan kepada siswa dengan lebih baik.
4 Suasana belajar
Suasana belajar merupakan aspek yang sangat penting dan dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran.
14
Oleh sebab itu, suasana belajar sebisa mungkin harus dijaga dengan baik agar tercipta
keadaan yang kondusif saat pembelajaran. Salah satunya, yaitu dengan adanya komunikasi antara guru dan siswa yang terjalin dengan baik
maka akan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan pula.
5 Kondisi siswa yang belajar
Antara satu siswa dengan siswa yang lainnya memilliki sifat dan karakter yang berbeda. Hal ini pun akan meyebabkan adanya
pengaruh terhadap partisipasinya dalam proses belajar.
15
Oleh sebab itu, dalam proses pembelajaran yang harus menjadi pemeran utama
dalam pembelajaran adalah siswa, guru disini hanya berperan sebagai fasilitator. Dengan hal tersebut semua siswa meskipun memiliki
karakteristik yang berbeda dapat berperan langsung selama pembelajaran untuk membangun pengetahuan.
Dengan adanya ciri-ciri pembelajaran tersebut, maka kita dapat membedakan kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan kegiatan
lainnya. Sehingga kita memiliki patokan kegiatan yang seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pembelajaran.
13
Ibid., h. 28
14
Ibid., h. 29.
15
Ibid.
14
c. Prinsip-prinsip Belajar
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa prinsip belajar, adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1 Perhatian dan Motivasi
Perhatian memliki peranan penting dalam belajar. Tanpa perhatian maka tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian siswa
terhadap pelajaran akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi pun memiliki peranan penting dalam kegiatan
belajar. Motivasi dapat bersifat internal, yaitu datang dari dirinya sendiri, dan dapat juga bersifat eksternal, yaitu datang dari selain
dirinya sendiri.
16
Berdasarkan hal tersebut, artinya siswa dituntut untuk memberikan perhatian terhadap semua kegiatan yang mengarah
kepada pencapaian tujuan pembelajaran selama proses belajar berlangsung dan harus dapat membangkitkan serta mengembangkan
motivasi secara terus-menerus. 2
Keaktifan Belajar hanya mungkin terjadi jika anak aktif mengalami sendiri
pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan yang beraneka ragam. Mulai dari kegiatan
fisik yang mudah diamati hingga kegiatan psikis yang sulit diamati.
17
Artinya, dalam hal ini keaktifan siswa merupakan hal yang penting dalam belajar. Siswa dituntut untuk selalu aktif baik secara fisik,
intelektual, maupun emosional dalam memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif.
3 Keterlibatan LangsungBerpengalaman
Edgar Dale
dalam penggolongan
pengalaman belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dengan belajar melalui pengalaman langsung
siswa tidak sekedar mengamati secara langsung namun harus
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan dan Rineka Cipta, 2006, Cet. 3, h. 42-43.
17
Ibid., h. 44-45.
15
menghayati, terlibat langsung dalam kegiatan, dan bertanggung jawab terhadap hasil yang diperoleh.
18
Artinya, hal apapun yang dipelajari oleh siswa maka mereka harus mempelajari dan mengalaminya
sendiri. 4
Tantangan Dalam situasi belajar siswa biasanya mendapat hambatan saat
mempelajari bahan belajar dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya hambatan tersebut maka muncul motif untuk
mengatasinya dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar saat belajar pada siswa muncul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan
dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang. Dengan bahan belajar yang memiliki tantangan membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar baru yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan menjadikan siswa tertantang untuk
mempelajarinya.
19
Berdasarkan hal
tersebut, artinya
dalam pembelajaran guru harus kreatif dalam menyiapkan bahan ajar yang
menarik dan tidak monoton agar siswa lebih semangat dalam melakukan kegiatan belajar.
2. Pembelajaran Sains
a. Hakikat Sains
Sains merupakan
pengetahuan yang
kebenarannya telah
diujicobakan secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah.
20
Selain itu, sains dapat pula diartikan sebagai suatu cara untuk mempelajari komponen tertentu dari alam dengan terorganisir,
sistematik, dan melalui metode saintifik.
21
Artinya, dalam hal ini sains melibatkan pengamatan dan eksperimen untuk menjelaskan fenomena
18
Ibid., h.45.
19
Ibid., h. 47-48.
20
Uus Toharudin, Sri Hendrawati, dan Andrian Rustaman, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung: Humaniora, 2011, Cet. 1, h. 26.
21
Putra, op. cit., h. 41.