Pendapatan Usahatani Sayuran Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran

- KCl 2.500,00 3.350 8.375.000,00 - ZA 2.400,00 1.500 3.600.000,00 - SP-36 3.000,00 600 1.800.000,00 Total Pembelian Pupuk Kimia 11.610 26.555.000,00 3 Pupuk Organik - Pupuk kandang 100,00 1.040.000 104.000.000,00 - Pupuk kompos 140,00 520.000 72.800.000,00 Total Pembelian Pupuk Organik 176.800.000,00 4 Pestisida liter - Cinabat 6.500,00 1.970 12.805.000,00 - Inabat 15.000,00 700 10.500.000,00 - Betapur 12.000,00 900 10.800.000,00 Total Pembelian Pestisida 34.105.000,00 5 Biaya lain - Bambu batang 500,00 4.750 2.375.000,00 - Mulsa meter 1.500,00 135 202.500,00 - Kapur tani kg 400,00 3.000 1.200.000,00 - Sewa lahan Gambung Hektar 500.000,00 6 3.000.000,00 - Kemasan 2.000.000 12 24.000.000,00 - Ongkos pengiriman 1.000.000 12 120.000.000,00 Total Biaya Lain 150.777.500,00 Total Biaya Tunai 396.787.500,00 D BIAYA TIDAK TUNAI 1 Tenaga kerja santri JOK 2.500,00 248.200 620.500.000,00 2 Biaya Lain - Penyusutan Alat 6.054.833,33 - Sewa lahan Hektar 500.000,00 10 5.000.000,00 Total Biaya Lain 11.054.833,33 Total Biaya Tidak Tunai 631.554.833,33 TOTAL BIAYA 1.028.342.333,33

7.1.3 Pendapatan Usahatani Sayuran

Total penerimaan pada kondisi 2 bernilai lebih besar dibandingkan pada kondisi 1. Pada kondisi 2 hasil samping yang dihasilkan usahatani sayuran dijual keluar dengan harga per satuan yang lebih tinggi dibandingkan bila usahatani sayuran mentransfer limbah tersebut ke usahatani ternak. Total biaya pada kondisi 2 lebih besar dari kondisi 1, hal ini disebabkan oleh biaya pembelian pupuk organik dari luar yang harganya lebih tinggi dari pupuk organik buatan ponpes. Selain itu pupuk organik yang digunakan jumlahnya disetarakan dengan standar yang digunakan petani sekitar, sehingga secara kuantitas pupuk organik yang digunakan jumlahnya lebih tinggi. Walaupun terjadi peningkatan penerimaan pada kondisi 2, peningkatan biaya yang terjadi ternyata lebih besar dibanding peningkatan penerimaannya, sehingga pendapatan pada kondisi 1 bernilai lebih besar dari kondisi 2 Tabel 34. Pada kondisi 1 Nilai rasio RC atas biaya tunai sebesar 11,41 artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya tunai yang dikeluarkan ponpes untuk menanam sayuran maka akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 11,41 per hektar. Sedangkan rasio RC atas biaya total sebesar 6,73 mengandung pengertian bahwa setiap biaya total Rp 1,00 yang dikeluarkan ponpes untuk menanam sayuran maka akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 6,73 per hektar. Tabel 34 Perbandingan Struktur Pendapatan Usahatani Sayuran Kondisi 1 dan 2 di Pondok Pesantren Al-Ittifaq untuk Satu Tahun No Uraian Nilai Kondisi 1 Rp Nilai Kondisi 2 Rp 1 Penerimaan Tunai 1.222.673.331,21 1.236.279.810,13 2 Penerimaan Tidak Tunai 1.980.485.711,68 1.975.950.218,71 3 Penerimaan Total 3.203.159.042,89 3.212.230.028,84 4 Biaya Tunai 280.730.658,00 427.317.478,00 5 Biaya Tidak Tunai 195.440.568,04 170.779.833,33 6 Biaya Total 476.171.226,04 598.097.311,33 7 Pendapatan atas Biaya Total 2.726.987.816,85 2.614.132.717 8 Pendapatan atas Biaya Tunai 2.922.428.384,89 2.784.912.550 9 RC atas Biaya Total 6,73 5,37 10 RC atas Biaya Tunai 11,41 7,52 Sedangkan pada kondisi 2 Nilai rasio RC atas biaya tunai sebesar 7,52 artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya tunai yang dikeluarkan ponpes untuk menanam sayuran maka akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 7,52 per hektar. Sedangkan rasio RC atas biaya total sebesar 5,37 mengandung pengertian bahwa setiap biaya total Rp 1,00 yang dikeluarkan ponpes untuk menanam sayuran maka akan memperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 5,37 per hektar. Nilai rasio RC atas biaya tunai dan biaya total pada kondisi 1 lebih besar dari kondisi 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani sayuran yang diintegrasikan dengan hewan ternak dan ikan lebih efisien dibandingkan jika usahatani sayuran berdiri sendiri atau tidak terintegrasi.

6.2 Analisis Pendapatan Usahatani Ternak

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Pola Tumpang Sari di Lahan Kering Berdasarkan Skala Usaha(Studi Kasus: Desa Deram Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo)

3 53 99

Analisis Usahatani Jeruk Manis (Citrus)(Studi Kasus: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo)

59 303 67

Keragaan dan Peranan Pengembangan Agribisnis Pada Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM 3) (Studi Kasus pada PP Al-Ittifaq Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung)

0 12 115

Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Jawa Barat

4 20 118

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

10 42 80

STRATEGI PEMBENTUKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIFAQ KECAMATAN RANCABALI, KABUPATEN BANDUNG

1 37 126

DAMPAK PROGRAMPEMBERDAYAAN SANTRI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MELALUI KEGIATAN AGRIBISNIS : Studi Deskriptif Pesantren Al-Ittifaq Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.

2 7 46

PENGUATAN ECONOMIC CIVIC DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SANTRI SEBAGAI WUJUD GOOD GOVERNANCE : Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung - repository UPI T PKN 1402409 Title

1 6 3

KORELASI POLA TANAM DAN PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DAUN DESA BALUNIJUK KECAMATAN MERAWANG KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 18