Penerimaan Usahatani Sayuran Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran

7.1.1 Penerimaan Usahatani Sayuran

Pengumpulan data dilakukan pada bulan April tahun 2007, tetapi dalam penghitungan, data yang dipakai adalah data periode bulan April 2006 sampai dengan bulan Maret 2007. Pada periode tersebut harga jual komoditas sayuran tidak berubah-ubah, hal ini disebabkan karena ponpes sudah memiliki perjanjian MoU dengan swalayan-swalayan sehingga harga jual sayuran untuk jangka waktu tertentu sudah ditetapkan di dalam perjanjian tersebut. Sayuran yang dijual ke swalayan hanya sayuran dengan grade A, terkecuali tomat sampai dengan grade B. Harga wortel, buncis, cabai, bawang daun dan kubis per kilogram berturut-turut adalah Rp 2.500,-, Rp 3.000,-, Rp 8.000,-, Rp 7.000,-, dan Rp 1.500,-. Komoditas tomat memiliki harga jual yang berbeda tiap grade-nya yaitu Rp 2.500,- per kilogram untuk grade A dan Rp 1.750,- per kilogram untuk tomat grade B. Penerimaan tunai usahatani sayuran pada kondisi 1 berasal dari penjualan sayuran ke swalayan selama satu tahun dan penjualan wortel ke petani setempat Tabel 29. Sedangkan pada kondisi 2, selain kedua penjualan tersebut, ponpes mendapatkan tambahan penerimaan tunai yang berasal dari sayuran afkir dan brangkasan yang dijual ke luar ponpes Tabel 30. Nilai penjualan sayuran ke swalayan didapat dengan mengalikan jumlah per komoditas yang dijual dan harga jual yang telah ditetapkan dalam perjanjian MoU untuk per satuannya. Nilai penjualan wortel ke petani didapat dengan mengalikan jumlah wortel yang dijual dan harga wortel yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Sayuran yang memiliki nilai jual tertinggi adalah komoditas wortel yaitu sebesar Rp 332.179.435,48. Hal ini dikarenakan jumlah penjualan wortel paling tinggi dibandingkan oleh komoditas lainnya. Komoditas ini merupakan komoditas andalan ponpes karena biaya produksinya rendah, namun memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Selain itu komoditas wortel adalah satu-satunya sayuran produksi ponpes yang dibudidayakan secara organik. Tabel 29 Penerimaan Total Usahatani Sayuran Kondisi 1 di Pondok Pesantren Al-Ittifaq untuk Satu Tahun 2006-2007 Harga Jumlah Nilai No Komponen RpSatuan Sat. per Thn Rp per Tahun A PENERIMAAN TUNAI 1 Penjualan ke swalayan kg - Penjualan wortel 2.500,00 132.871,77 332.179.435,48 - Penjualan tomat grade A 2.500,00 110.727,46 276.818.649,19 - Penjualan tomat grade B 1.750,00 36.909,15 64.591.018,15 - Penjualan buncis 3.000,00 54.108,31 162.324.919,35 - Penjualan cabai 8.000,00 20.192,74 161.541.935,48 - Penjualan bawang daun 7.000,00 27.857,74 195.004.193,55 - Penjualan kubis 1.500,00 40.650,40 60.975.604,84 Total penjualan ke swalayan 423.317,58 1.192.460.151,21 2 Penjualan wortel ke petani kg 1.800,00 16.785,10 30.213.180,00 Total penerimaan tunai 1.222.673.331,21 B PENERIMAAN TIDAK TUNAI 3 Afkir yang dikonsumsi santri kg - Wortel 1.500,00 56.022,48 84.033.726,75 - Tomat 900,00 6.207,94 5.587.149,19 - Buncis 600,00 6.464,23 3.878.540,39 - Bawang daun 3.000,00 14.543,26 43.629.779,69 - Cabai 4.700,00 27.084,31 127.296.279,00 - Kubis 300,00 22.548,16 6.764.447,69 Total yang dikonsumsi santri 271.189.922,71 4 Yang dikonsumsi untuk tamu kg - Wortel 2.500,00 191.474,84 478.687.099,52 - Bawang daun 3.000,00 17.477,07 52.431.221,70 - Kubis 7.000,00 135.768,74 950.381.152,69 - Buncis 8.000,00 8.788,92 70.311.345,12 - Cabai 1.500,00 73.166,32 109.749.476,97 Total yang dikonsumsi tamu 1.661.560.296,00 5 Afkir yang dijadikan pakan ternak 25,00 24.623,55 615.588,80 6 Afkir yang dijadikan pakan ikan 25,00 11.261,77 281.544,28 7 Brangkasan yg dijadikan pakan 25,00 145.534,40 3.638.359,89 8 Bawang daun untuk bibit 1.800,00 24.000,00 43.200.000,00 Total penerimaan tidak tunai 1.980.485.711,68 TOTAL PENERIMAAN 3.203.159.042,89 Nilai jual tertinggi kedua adalah komoditas tomat grade A yaitu sebesar Rp 276.818.649,19,00. Komoditas bawang daun memiliki nilai jual tertinggi ketiga yaitu sebesar Rp 195.004.193,55. Selanjutnya adalah komoditas buncis sebesar Rp 162.324.919,35, komoditas cabai sebesar Rp 161.541.935,48, komoditas tomat grade B sebesar Rp 64.591.018,15, dan komoditas kubis sebesar Rp 60.975.604,84. Total penjualan ke swalayan selama satu tahun pada kedua kondisi adalah Rp 1.192.460.151,21. Penjualan wortel ke petani dilakukan agar ponpes mendapatkan uang tunai untuk membeli tomat. Nilai penjualan wortel didapat dengan mengalikan jumlah wortel yang dijual dan harga jual tomat. Untuk mendapatkan uang tunai yang cukup untuk membeli kekurangan tomat, jumlah wortel yang harus dijual dalam setahun adalah 16.785,10 kg. Harga yang bersedia dibayar oleh petani adalah Rp 1.800,00 per kilogram. Harga ini sedikit lebih tinggi dari harga wortel yang berlaku di daerah penelitian yaitu Rp 1.500,00. Keadaan ini tidak menjadi masalah bagi petani karena wortel ponpes memiliki harga jual yang lebih tinggi pula jika dijual ke pasar induk, sehingga petani merasa lebih diuntungkan. Penjualan sayuran pada kedua kondisi bernilai sama. Penerimaan tidak tunai pada kondisi 1 terdiri atas nilai sayuran afkir yang digunakan untuk konsumsi santri, pakan ternak dan ikan, sayuran yang dikonsumsi untuk menjamu tamu-tamu ponpes, panen yang digunakan sebagai bibit, serta nilai brangkasan yang dihasilkan setelah panen. Sedangkan penerimaan tidak tunai pada kondisi 2 terdiri atas nilai sayuran afkir yang digunakan untuk konsumsi santri, sayuran yang dikonsumsi untuk menjamu tamu-tamu ponpes, dan panen yang digunakan sebagai bibit. Nilai sayuran afkir yang dikonsumsi santri merupakan hasil kali jumlah sayuran per komoditas yang dikonsumsi dengan harga jual masing-masing komoditas. Harga jual sayuran yang digunakan adalah harga petani yang berlaku di daerah penelitian, karena sayuran afkir yang dikonsumsi memiliki kualitas yang sama dengan sayuran di kalangan petani. Nilai sayuran afkir yang dikonsumsi santri merupakan salah satu sumber penerimaan tidak tunai pada kedua kondisi. Nilai sayuran afkir yang dikonsumsi santri adalah sebesar Rp 271.189.922,71. Nilai sayuran afkir yang dijadikan pakan ternak dan ikan sebesar Rp 615.588,80 dan Rp 281.544,28 adalah hasil kali antara jumlah sayuran afkir yang digunakan sebagai pakan dengan harga transfer per kilogramnya. Harga sayuran afkir merupakan harga transfer dari usahatani sayuran divisi penjual ke usahatani ternak divisi pembeli, yang nilainya disetarakan dengan harga hijauan di daerah penelitian harga pasar karena beberapa petani setempat menggunakan sisa-sisa panennya sebagai pakan ternak, fungsinya dianggap sama dengan pakan hijauan. Harga pasar pakan hijauan di Desa Alam Endah adalah Rp 75,00 per kg. Penentuan harga pasar dihitung dengan metode harga pasar minus. Diketahui biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi pakan hijauan adalah biaya tenaga kerja untuk membabat yaitu sebesar Rp 10.000 per HOK. Dalam satu hari 1 HOK dapat menghasilkan rata-rata 200 kg rumput. Sehingga dapat dihitung nilai harga transfer per kilogramnya adalah Rp 25,00. Rincian perhitungannya sebagai berikut: Harga pasar Rp 75,00kg Tenaga kerja Rp 10.000HOK = Rp 50,00kg - 200 kgHOK Harga transfer Rp 25,00kg Nilai brangkasan adalah hasil kali antara jumlah brangkasan yang dihasilkan dengan harga transfer per kilogramnya. Harga transfer brangkasan disetarakan dengan harga transfer pada sayuran afkir di atas yaitu Rp 25,00 per kilogram, karena brangkasan memiliki fungsi yang sama sebagai pakan hijauan untuk ternak. Nilai brangkasan adalah Rp 3.638.359,89. Pada kondisi 2, produk sampingan berupa sayuran afkir dan brangkasan yang digunakan sebagai pakan ternak dan ikan tidak diperhitungkan sebagai penerimaan tidak tunai, melainkan sebagai penerimaan tunai karena diasumsikan produk sampingan tersebut dijual tunai ke luar ponpes. Nilai penjualan sayuran afkir dan brangkasan merupakan hasil kali jumlah produksi kedua hasil samping tersebut dan harga jual per kilogram yang berlaku di daerah penelitian yaitu Rp 75,00. Tabel 30 Penerimaan Total Usahatani Sayuran Kondisi 2 di Pondok Pesantren Al-Ittifaq untuk Satu Tahun 2006-2007 Harga Jumlah Nilai No Komponen RpSatuan Sat. per Thn Rp per Tahun A PENERIMAAN TUNAI 1 Penjualan ke swalayan kg - Penjualan wortel 2.500,00 132.871,77 332.179.435,48 - Penjualan tomat grade A 2.500,00 110.727,46 276.818.649,19 - Penjualan tomat grade B 1.750,00 36.909,15 64.591.018,15 - Penjualan buncis 3.000,00 54.108,31 162.324.919,35 - Penjualan cabai 8.000,00 20.192,74 161.541.935,48 - Penjualan bawang daun 7.000,00 27.857,74 195.004.193,55 - Penjualan kubis 1.500,00 40.650,40 60.975.604,84 Total penjualan sayuran ke swalayan 423.317,58 1.192.460.151,21 2 Penjualan wortel ke petani kg 1.800,00 16.785,10 30.213.180,00 3 Penjualan Sayuran Afkir kg 75,00 35.885,32 2.691.399,25 4 Penjualan Brangkasan kg 75,00 145.534,40 10.915.079,67 Total Penerimaan Tunai 1.236.279.810,13 B PENERIMAAN TIDAK TUNAI 1 Yang dikonsumsi santri kg - Wortel 1.500,00 1.575 2.362.500,00 - Tomat 600,00 391,50 234.900,00 - Buncis 600,00 515 309.000,00 - Cabai 4.700,00 525 2.467.500,00 - Bawang daun 3.000,00 246 738.000,00 - Kubis 300,00 504 151.200,00 Total Yang Dikonsumsi 3.756,50 6.263.100,00 2 Yang dikonsumsi untuk tamu kg - Wortel 2.500,00 191.474,84 478.687.099,52 - Bawang daun 3.000,00 17.477,07 52.431.221,70 - Kubis 7.000,00 135.768,74 950.381.152,69 - Buncis 8.000,00 8.788,92 70.311.345,12 - Cabai 1.500,00 73.166,32 109.749.476,97 Total yang dikonsumsi tamu 1.661.560.296,00 3 Bawang daun untuk bibit 1.800,00 24.000,00 43.200.000,00 Total Penerimaan Tidak Tunai 1.975.950.218,71 TOTAL PENERIMAAN 3.212.230.028,84 Total penerimaan pada kondisi 2 bernilai lebih besar dibandingkan pada kondisi 1. Pada kondisi 2 brangkasan dan sayuran afkir yang dihasilkan usahatani sayuran dijual keluar ponpes dengan harga per satuan yang lebih tinggi dibandingkan bila usahatani sayuran mentransfer limbah tersebut ke usahatani ternak. Dengan menjual keluar, usahatani sayuran akan mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 50,00 per kilogramnya.

7.1.2 Biaya Usahatani Sayuran

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Pola Tumpang Sari di Lahan Kering Berdasarkan Skala Usaha(Studi Kasus: Desa Deram Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo)

3 53 99

Analisis Usahatani Jeruk Manis (Citrus)(Studi Kasus: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo)

59 303 67

Keragaan dan Peranan Pengembangan Agribisnis Pada Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM 3) (Studi Kasus pada PP Al-Ittifaq Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung)

0 12 115

Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Jawa Barat

4 20 118

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

10 42 80

STRATEGI PEMBENTUKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIFAQ KECAMATAN RANCABALI, KABUPATEN BANDUNG

1 37 126

DAMPAK PROGRAMPEMBERDAYAAN SANTRI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MELALUI KEGIATAN AGRIBISNIS : Studi Deskriptif Pesantren Al-Ittifaq Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.

2 7 46

PENGUATAN ECONOMIC CIVIC DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SANTRI SEBAGAI WUJUD GOOD GOVERNANCE : Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung - repository UPI T PKN 1402409 Title

1 6 3

KORELASI POLA TANAM DAN PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DAUN DESA BALUNIJUK KECAMATAN MERAWANG KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 18