Ciknabat Wortel
84,18 594
21,00 1.050.000
Tomat 55,56
900 4,50
225.000 Cabai
55,56 900
7,50 375.000
Bawang daun 84,18
594 6,00
300.000 Kubis
84,18 594
8,00 400.000
Buncis 84,18
594 5,00
250.000
Total 2.600.000
Inabat Wortel
50,51 594
21,00 630.000
Tomat 55,56
900 4,50
225.000 Cabai
55,56 900
7,50 375.000
Bawang daun 50,51
594 6,00
180.000 Kubis
50,51 594
8,00 240.000
Buncis 50,51
594 5,00
150.000
Total 1.800.000
Betapur Wortel
594 21,00
Tomat 55,56
900 4,50
225.000 Cabai
55,56 900
7,50 375.000
Bawang daun 84,18
594 6,00
300.000 Kubis
594 8,00
Buncis 594
5,00
Total 900.000
Untuk mengembangkan pestisida-pestisida ini secara komersil, KH. Fuad Affandy telah mendirikan pabrik di Garut yang dikelola oleh mantan santri
Ponpes Al-Ittifaq. Pestisida ini telah dibeli dan dipatenkan oleh salah satu produsen pestisida dan pupuk organik di Garut. Sedangkan pestisida nabati
untuk kebutuhan usahatani ponpes didapat dari koperasi. Biasanya untuk satu hektar lahan digunakan 50 liter ciknabat, 30 liter inabat, dan 50 liter betapur yang
dalam penggunaannya diencerkan dengan sedikit air.
Pestisida kimia yang masih digunakan adalah Curacron. Penggunaannya hanya apabila terjadi serangan hama dan penyakit yang tidak bisa diatasi lagi
dengan pestisida nabati. Dalam penelitian ini diasumsikan pestisida kimia tidak digunakan.
d. Tenaga Kerja
Semua kegiatan usahatani membutuhkan tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan oleh ponpes adalah tenaga kerja dalam keluarga yaitu santri pria.
Waktu kerja santri pria adalah pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 11.00
WIB setiap harinya. Sebagian santri ada yang menggunakan waktu istirahatnya pada pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB, untuk
melanjutkan pekerjaannya di kebun. Tetapi dalam penelitian ini diasumsikan santri hanya bekerja pada waktu pagi, dikarenakan ada keterbatasan dalam
mengidentifikasi jumlah santri yang bekerja sore atau lembur.
Santri merupakan tenaga kerja yang tidak diberikan upah tunai. Kompensasi yang diberikan berupa makan dua kali sehari yang diberikan oleh majikannya
masing-masing yang terlepas dari Ponpes Al-Ittifaq. Pada saat bekerja di kebun, santri dikepalai oleh seorang mandor. Mandor yang bertanggung jawab
di kebun membawahi 7-9 orang santri pria sedangkan mandor yang bertanggung jawab di bagian penyemaian membawahi sekitar 5-7 orang santri
pria. Mandor-mandor ini dibagi berdasarkan lokasi kebun, sehingga jumlah mandor yang ada adalah tujuh orang. Mandor adalah sanak keluarga kyai
ataupun santri mukim yang telah lama mengabdi. Rincian mengenai tenaga kerja santri pria per hari yang dipergunakan untuk menggarap lahan per lokasi
kebun dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15 Alokasi Penggunaan Tenaga Kerja Santri aktual pada Usahatani Sayuran di Pondok Pesantren Al-Ittifaq Untuk Satu Tahun
Bagian Kerja
Jumlah TK orang pria
Jam Kerja per Hari
jam Total JOK
per Hari JOKhari
Total JOK per Tahun
JOKtahun
Mandor kebun
20 4
80 29.200
Penggarap kebun 1 9
4 36
13.140 Penggarap kebun 2
28 4
112 40.880
Penggarap kebun 3 30
4 120
43.800 Penggarap kebun 4
9 4
36 13.140
Penggarap kebun 5 9
4 36
13.140 Penggarap kebun 6
8 4
32 11.680
Penggarap kebun 7 50
4 200
73.000 Penyemaian
7 4
28 10.220
Total tanpa mandor 150
600 219.000
Total 170
680 248.200
Keterangan: 1 Tahun = 365 hari
Berbeda dengan buruh tani di sekitar ponpes yang bekerja selama 6 jam dalam 1 hari, santri-santri ponpes hanya bekerja selama 4 jam per harinya. Sehingga
dalam penghitungan upah digunakan satuan Jam Orang Kerja JOK untuk memudahkan penghitungan. Tenaga kerja santri tidak dibayar secara tunai,
karena itu untuk menghitung nilai tenaga kerja digunakan standar upah buruh yang biasa digunakan di Desa Alam Endah yaitu Rp 15.000,00 per hari kerja
6 jam kerja, atau sama dengan Rp 2.500,00 per jam kerjanya.
Jumlah tenaga kerja yang digunakan ponpes belum efisien, karena jumlahnya terlalu tinggi. Jam kerja efektif seharusnya dihitung berdasarkan
efektivitas kerja yang dilakukan santri per kegiatan kerja Tabel 16. Jam kerja efektif yang sebenarnya dilakukan santri dapat disesuaikan dengan jam kerja
tenaga upahan. Jam kerja yang dihitung hanya jam saat santri memiliki dan melakukan pekerjaan di kebun, sementara kegiatan santri di kebun yang bukan
berupa pekerjaan usahatani tidak diperhitungkan. Jam kerja efektif ini akan dibandingkan dengan alokasi jam kerja aktual ponpes, sehingga dapat diketahui
jumlah pemborosan yang terjadi.
Tabel 16 Penggunaan Jam Kerja Efektif per Komoditas pada Usahatani Sayuran di Pondok Pesantren Al-Ittifaq Untuk Satu Tahun
Jam Kerja JOKtahun Kegiatan Kerja
Wortel Tomat
Cabai Bawang
daun Kubis
Buncis
Pembibitanpenyemaian a. semai+persiapan bibit
360 600
480 480
b. pemeliharaan 1.680
180 300
320 Pengolahan tanah
6.720 1.800
3.000 1.920
2.240 800
Pemupukan I dan pengapuran 630
1.050 600
960 1.300
Penanaman a. pembuatan bedengan
2.520 630
1.050 720
960 600
b. pembuatan lubang tanamalur 1.260
180 300
240 480
200 c. pemasangan mulsa
450 750
500 d. penanaman
2.940 720
1.200 840
1.280 600
Pemeliharaan a. penyiangan
168 54
90 48
64 60
b. pemupukan susulan 540
900 700
c. pemasangan ajir 540
900 600
d. penyemprotan pestisida 840
180 300
120 160
100 e. pemangkasanperempelan
126 210
f . penyulaman 90
150 100
Panen 5.880
1.170 1.800
1.200 1.760
1.200
Total 22.008
7.650 12.600
6.168 8.704
6.760 Total per Tahun JOK
63.890
Jumlah jam orang kerja JOK efektif tanpa mandor adalah 63.890 JOK per tahunnya. Mandor tidak diperhitungkan dalam penghitungan jam kerja efektif,
karena pekerjaan mandor hanya mengawasi, dan pada kenyataannya pekerjaan ini tidak begitu berpengaruh terhadap efektivitas tenaga kerja. Nilai jam kerja
efektif jauh lebih kecil dibandingkan jam kerja aktual ponpes yaitu 219.000 JOK, sehingga dapat dihitung pemborosan yang terjadi adalah sebesar 155.110 JOK
atau senilai dengan Rp 387.775.000,00. Bahkan pemborosan ini dapat meningkat apabila jam kerja mandor juga diperhitungkan.
e. Alat-alat Pertanian