4.1.6 Keputusan dalam Produksi Pertanian
Menurut Halcrow 1992 ada tiga tipe pengambilan keputusan, yaitu 1keputusan input-output, 2keputusan input-input, dan 3keputusan output-
output. Keputusan input-output merupakan topik dasar yang digambarkan oleh fungsi produksi dimana output tergantung dari satu input tertentu yang
dikombinasikan dengan input tetap lainnya. Keputusan input-input merupakan keputusan mengenai berapakah jumlah masing-masing input yang akan
digunakan, tergantung dari harga input dan kemampuan subtitusi antar input- input atau berapa produk marginal dari masing-masing input dibanding harga
input tersebut. Keputusan output-output dibutuhkan untuk memperbaiki bagaimana
memilih suatu cabang usahatani dari beberapa cabang usahatani yang ada, atau memilih beberapa macam produk dalam suatu perusahaan dan bagaimana
mengalokasikan sumberdaya-sumberdaya pada masing-masing cabang usaha. Cabang usaha yang dipilih hendaknya dapat dikelola dan berproduksi naik,
dengan menggunakan sumberdaya yang ada. Apabila sumberdaya yang dimiliki terbatas, maka pemilihan cabang usaha tergantung dari tingkat kompetisi dan
tingkat komplementasi dari masing-masing cabang usaha, kecuali produk-produk yang berhubungan bersifat suplementari. Output-output memiliki beberapa tipe
hubungan yaitu bersifat kompetitif, suplementari, dan komplementari Halcrow 1992.
Hubungan Output-output yang Bersifat Kompetitif. Dua output
memiliki hubungan kompetitif apabila untuk menaikkan suatu produk hanya dapat dilakukan dengan mengurangi produk lainnya. Usahatani sayuran dan usahatani
ternak yang membutuhkan sumberdaya sama pada waktu yang sama akan bersifat kompetitif. Pada saat rumput untuk pakan ternak tumbuh subur, petani
akan lebih banyak mengembangkan ternak karena dapat mengurangi biaya
pakan ternak, akan tetapi bila jumlah rumputan pakan ternak sedikit maka petani akan mengusahakan usahatani jagung sebab pada keadaan lahan demikian
pengolahan relatif lebih mudah dan murah.
Hubungan Output-output yang Bersifat Suplementari. Dua output
mempunyai hubungan suplementari apabila produksi output satu menggunakan macam sumberdaya yang berbeda atau menggunakan sumberdaya yang sama
pada saat yang berbeda. Sebagai contoh adalah usahatani gandum dan usahatani ternak biri-biri ditinjau dari penggunaan tenaga kerja. Setelah
penanaman dan pemupukan tanaman gandum, maka tenaga kerja dalam keluarga selama menunggu panen dapat digunakan untuk mengurus biri-biri.
Pada lahan kering dan bersemak belukar maka pada lahan tersebut tidak dapat digunakan untuk usahatani sehingga penggunaan lahan tersebut untuk
usahatani-ternak merupakan kombinasi usaha yang bersifat suplementari.
Hubungan Output-output yang Bersifat Komplementari. Dua output
dikatakan mempunyai hubungan komplementari apabila kenaikan output satu diikuti kenaikan output lainnya. Pada usahatani integrasi STI, peningkatan jumlah
sapi perah selain menambah produksi daging juga meningkatkan produksi susu. Kenaikan ini juga akan meningkatkan produksi pupuk organik. Peningkatan luas
usahatani sayuran akan meningkatkan produksi pakan ternak dan ikan. Dalam jangka pendek dua usaha ini dapat bersifat kompetitif karena menggunakan
tenaga kerja yang sama, sedang dalam jangka panjang walau menggunakan sumberdaya tenaga kerja yang sama tapi dalam waktu yang berlainan sehingga
tidak bersifat kompetitif.
4.2 Kerangka Operasional