3.4.1 Harga Transfer
Harga transfer adalah harga pertukaran barang dan jasa antar divisi dalam suatu organisasi yang sama dengan tujuan untuk diproses lebih lanjut.
Harga transfer selalu mengandung unsur laba didalamnya. Harga transfer dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan harga pokok produk sampingan yang
ditransfer dari usahatani sayuran divisi penjual ke usahatani ternak dan ikan divisi pembeli dan sebaliknya. Limbah yang dimasud adalah brangkasan,
sayuran afkir, dan pupuk organik. Pendekatan penentuan harga transfer yang digunakan adalah harga
transfer berdasarkan harga pasar market-based transfer price dan berdasarkan biaya cost-based transfer price. Untuk menentukan harga pokok brangkasan
dan sayuran afkir digunakan metode harga pasar minus market price minus Pendekatan harga pasar dilakukan karena limbah yang ditransfer telah memiliki
harga pasar yaitu harga yang berlaku di daerah penelitian. Harga pasar tersebut merupakan dasar yang adil dalam penentuan harga transfer. Caranya adalah
dengan mengurangi harga pasar limbah dengan biaya-biaya yang dibebankan pada limbah tersebut, yang tidak perlu dikeluarkan oleh divisi penjual. Harga
transfer pupuk organik ditentukan berdasarkan biaya variabel yang dikeluarkan usahatani ternak divisi penjual untuk memproduksi pupuk-pupuk tersebut.
3.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk melihat apakah usahatani dengan sistem pertanian integrasi menguntungkan atau tidak. Penghitungan
analisis pendapatan pada penelitian ini dibuat dalam dua kondisi. Kondisi 1 adalah kondisi usahatani integrasi yang dilakukan ponpes, dimana produksi dan
konsumsi berlangsung pada suatu siklus tertutup dan terjadi perputaran input menjadi output dari cabang usahatani satu untuk cabang usahatani lainnya
begitupun sebaliknya, serta terdapat proses daur ulang output sampingan di dalamnya. Kondisi 2 adalah kondisi sebaliknya dimana tidak ada hubungan
produksi dan konsumsi antara cabang usahatani satu dengan cabang usahatani lainnya sehingga tidak ada perputaran input menjadi output dari cabang
usahatani satu untuk cabang usahatani lainnya. Pada kondisi 2 output sampingan yang dihasilkan diasumsikan tidak didaur ulang ataupun dimanfaat-
kan sebagai input untuk cabang usahatani lainnya, melainkan dijual ke luar ponpes. Pada bahasan selanjutnya akan kondisi 2 ini akan disebut sebagai
usahatani tidak terintegrasi. Tujuan perbandingan dua kondisi ini adalah untuk membandingkan pendapatan yang didapat baik pendapatan atas biaya total
maupun tunai. Analisis pendapatan akan dilakukan per cabang usahatani pada masing-
masing kondisi. Hasil pendapatan dari ketiga cabang usahatani tersebut akan dijumlahkan menjadi total pendapatan usahatani. Sehingga akan didapatkan
hasil total pendapatan usahatani kondisi 1 dan 2, atau dengan kata lain akan didapatkan total pendapatan usahatani integrasi yang telah dilakukan oleh
ponpes dan total pendapatan usahatani non integrasi yang mungkin dilakukan oleh ponpes.
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dinotasikan sebagai berikut Soekartawi
2002
:
TR = Py.Y ....................................................................................... 1
Keterangan: TR
= Total penerimaan Py
= Harga output Rupiahkg Y
= Jumlah output kg Sedangkan pengeluaran total usahatani adalah semua faktor produksi
yang habis terpakai untuk satu siklus produksi baik biaya yang tunai maupun tidak tunai. Data biaya dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu biaya tunai dan
biaya tidak tunai biaya diperhitungkan. Pernyataan ini dapat dinotasikan sebagai berikut Soekartawi 2002 :
TC = C
tunai
+ C
non-tunai
....................................................................... 2 Keterangan:
TC = Biaya total
C
tunai
= Biaya tunai Rupiah C
non-tunai
= Biaya diperhitungkan Rupiah
Kemudian dilakukan penghitungan pendapatan usahatani atas biaya tunai pendapatan kotor dan biaya total pendapatan bersih.
¶
kotor
= TR – C
tunai
....................................................................... 3 ¶
bersih
= TR – TC ........................................................................... 4
Keterangan: ¶
kotor
= Pendapatan kotor ¶
bersih
= Pendapatan bersih TR
= Total penerimaan TC
= Biaya total C
tunai
= Biaya tunai
3.4.3 Analisis Efisiensi Rasio RC