Pupuk Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran-Ternak-Ikan (Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung)

kubis 111,4 kg, dan bawang daun 76,3 kg. Karena kuota ini ponpes telah menetapkan jumlah bedeng minimal yang harus dipanen dalam sehari, yaitu 14 bedeng wortel, 14 bedeng tomat, 7 bedeng buncis, 4 bedeng cabai, 3 bedeng kubis, dan 6 bedeng bawang daun.

6.2.3 Penggunaan Input Usahatani a.

Benih dan Bibit Benih didapatkan dari toko peralatan tani yang terletak di Pasar Induk Caringin atau pasar Ciwidey. Sedangkan untuk bibit bawang daun biasanya dibibitkan sendiri oleh ponpes. Bibit bawang daun berasal dari bawang daun yang dibiarkan menua. Kebutuhan benih dan bibit per hektar untuk masing- masing komoditas jumlahnya berbeda. Rincian penggunaan benih ataupun bibit dapat dilihat pada Tabel 12. Benih tomat dan cabai disemaikan dahulu di bedeng semai sampai cukup umur untuk dipindahkan ke bedeng tanam. Bibit bawang daun langsung ditancapkan ke atas bedengan sampai daun tuanya meluruh dan muncul daun baru. Benih wortel dan kubis langsung disemai pada bedeng tanam, sedangkan benih buncis ditebar langsung pada lubang tanam. Tabel 12 Penggunaan Benih dan Bibit pada Usahatani Sayuran di Pondok Pesantren Al-Ittifaq Untuk Satu Tahun No Komoditas Kebutuhan per bedeng per MT Jumlah Bedeng bedHa Luas Tanam Hatahun Total Satuantahun 1 Wortel kg 0,03 594 21,00 374,22 2 Tomat pak 0,01 900 4,50 40,50 3 Cabai pak 0,02 900 7,50 135,00 4 Bawang daun stek 336,70 594 6,00 1.199.998,80 5 Kubis gram 0,51 594 8,00 2.423,52 6 Buncis kg 0,03 594 5,00 89,10

b. Pupuk

Jenis-jenis pupuk kimia yang digunakan adalah pupuk urea, TSP, KCl, ZA dan SP-36, sedangkan pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kompos cair, pupuk kandang dan pupuk daun. Pupuk kimia yang digunakan dibeli dari toko pertanian di pasar Ciwidey sedangkan ketiga pupuk organik yang digunakan merupakan pupuk buatan ponpes. Menurut wawancara dengan peneliti utama Balitsa dan penyuluh dinas pertanian, pupuk organik yang dibuat dengan bakteri MFA ini dapat meningkatkan produksi sayuran sebesar 40 persen. Nilai peningkatan ini lebih tinggi dibandingkan peningkatan produksi sayuran bawang daun di Desa Alam Endah akibat penggunaan kompos introduksi BPPT Jawa Barat sebesar 35,7 persen. Ponpes telah mengembangbiakan bakteri komposer untuk membuat beberapa jenis pupuk organik yang digunakan untuk usahataninya. Komposer ini diberi nama merk dagang Mikroorganisme Fuad Affandy MFA. MFA dibuat dari air kumur santri pertama dari bangun tidur, yang dikumpulkan ke dalam kaleng yang telah disediakan di depan penginapan santri. Mikroorganisme dalam air liur itu lalu dikembangbiakkan dengan menambahkan gula, dedak, dan kulit pisang ke dalamnya. Setelah beberapa hari, air liur berubah menjadi cairan kental berwarna keruh, dengan bau seperti aroma coklat. Ini berarti bakteri telah berkembang biak dengan subur. Untuk mengembangkan Bakteri MFA ini secara massal, KH. Fuad Affandy telah mendirikan pabrik di Garut yang dikelola oleh mantan santri Ponpes Al-Ittifaq. Bakteri MFA ini telah dibeli dan dipatenkan oleh salah satu produsen pestisida dan pupuk organik di Garut. Sedangkan bakteri MFA untuk kebutuhan usahatani ponpes diperoleh dari koperasi. Beberapa jenis pupuk yang diproduksi sendiri oleh ponpes adalah pupuk daun, kompos cair, dan pupuk kandang. Pupuk daun adalah pupuk yang dapat merangsang pertumbuhan daun dan diaplikasikan pada tanaman yang dipanen daunnya seperti bawang daun dan kubis. Cara mengaplikasikannya adalah dengan menabur pupuk di sekeliling tanaman. Dosis yang digunakan adalah 200 kg per hektarnya. Pupuk ini merupakan campuran dari daun kirinyuh, gula, terasi, pupuk NPK, pupuk kandang dan MFA. Tabel 13 Jenis dan Jumlah Kebutuhan Pupuk pada Usahatani Sayuran di Pondok Pesantren Al-Ittifaq Untuk Satu Tahun Jenis Sayuran Varian Pupuk Dosis per Bedeng Satbedeng Jumlah Bedeng BedengHa Luas Tanam Hatahun Total Satthn Urea kg 0,14 900 4,50 567,00 TSP kg 0,17 900 4,50 688,50 KCl kg 0,11 900 4,50 445,50 Pupuk kandang kg 11,11 900 4,50 44.995,50 Tomat Pupuk kompos liter 3,52 900 4,50 14.256,00 Urea kg 0,17 900 7,50 1.147,50 TSP kg 0,17 900 7,50 1.147,50 KCl kg 0,11 900 7,50 742,50 ZA kg 0,22 900 7,50 1.485,00 Cabai Pupuk kandang kg 11,11 900 7,50 74.992,50 Pupuk kompos liter 2,86 900 7,50 19.305,00 Urea kg 0,17 594 6,00 605,88 KCl kg 0,13 594 6,00 463,32 SP-36 kg 0,17 594 6,00 605,88 Pupuk kompos liter 5,50 594 6,00 19.602,00 Bawang daun Pupuk daun kg 0,34 594 6,00 1.211,76 Urea kg 0,17 594 8,00 807,84 KCl kg 0,25 594 8,00 1.188,00 Pupuk kompos liter 5,50 594 8,00 26.136,00 Kubis Pupuk daun kg 0,34 594 8,00 1.615,68 Urea kg 0,25 594 5,00 742,50 TSP kg 0,17 594 5,00 504,90 KCl kg 0,17 594 5,00 504,90 Pupuk kandang kg 16,84 594 5,00 50.014,80 Buncis Pupuk kompos liter 10,78 594 5,00 32.016,60 Jenis pupuk organik lain yang digunakannya adalah kompos cair yang terbuat dari feses dan limbah pakan ternak yang difermentasikan oleh MFA. Cara mengaplikasikannya adalah dengan menyiramkannya memutar di sekeliling tanaman. Dosis per tanaman tomat dan cabai adalah 220 ml atau setara dengan satu gelas air minum kemasan. Dosis per tanaman buncis adalah 110 ml atau setara dengan setengah gelas air minum kemasan. Dosis pada tanaman bawang daun dan kubis adalah 5,5 liter per bedengan. Pupuk kandang diaplikasikan pada tanaman tomat, cabai, dan buncis. Dosis yang digunakan adalah 10 ton per hektar. Waktu pengaplikasian adalah pada saat tanah diberakan sebelum dilakukan penanaman. Walaupun telah menggunakan pupuk organik, ponpes masih meng- gunakan pupuk kimia dalam jumlah yang cukup banyak. Padahal penyuluh pertanian telah memberikan takaran pupuk berimbang berdasarkan keadaan hara setempat. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan, ponpes masih belum mengikuti takaran ini. Hal ini dikarenakan sulitnya melepas kebiasaan santri ataupun mandor yang masih mengikuti cara petani setempat. Pada sayuran wortel tidak digunakan pupuk, hal ini dikarenakan aplikasi pupuk dapat menyebabkan umbi wortel berbulu.

c. Pestisida

Dokumen yang terkait

Analisis Usahatani Pola Tumpang Sari di Lahan Kering Berdasarkan Skala Usaha(Studi Kasus: Desa Deram Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo)

3 53 99

Analisis Usahatani Jeruk Manis (Citrus)(Studi Kasus: Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo)

59 303 67

Keragaan dan Peranan Pengembangan Agribisnis Pada Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM 3) (Studi Kasus pada PP Al-Ittifaq Kampung Ciburial, Desa Alam Endah, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung)

0 12 115

Analisis Proses Keputusan Konsumen Berkunjung Ke Agrowisata Stroberi Di Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung Jawa Barat

4 20 118

Analisis Pendapatan Usahatani dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

8 46 272

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran di Desa Panundaan, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

10 42 80

STRATEGI PEMBENTUKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIFAQ KECAMATAN RANCABALI, KABUPATEN BANDUNG

1 37 126

DAMPAK PROGRAMPEMBERDAYAAN SANTRI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MELALUI KEGIATAN AGRIBISNIS : Studi Deskriptif Pesantren Al-Ittifaq Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung.

2 7 46

PENGUATAN ECONOMIC CIVIC DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN SANTRI SEBAGAI WUJUD GOOD GOVERNANCE : Studi Kasus Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung - repository UPI T PKN 1402409 Title

1 6 3

KORELASI POLA TANAM DAN PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN DAUN DESA BALUNIJUK KECAMATAN MERAWANG KABUPATEN BANGKA SKRIPSI

0 0 18