21 dibutuhkan suatu metode peramalan yang akurat, yaitu metode peramalan yang
menghasilkan penyimpanganselisih terkecil antara nilai ramalan dan nilai aktualnya. Sehingga masalah berikutnya yang dikaji dalam penelitian ini adalah
adakah suatu rencana yang lebih tepat untuk mengatasi adanya perubahan- perubahan permintaan konsumen terhadap produk susu UHT serta implikasi dari
hasil perencanaan tersebut dalam menentukan alternatif tingkat persediaan bahan baku PT. Indolakto untuk periode selanjutnya.
Kebijakan perusahaan menyangkut perencanaan kebutuhan dan pengendalian persediaan bahan baku sering kali dihadapkan pada dua kendala,
yaitu jika perusahaan menginvestasikan dana terlalu banyak dalam persediaan bahan baku dengan tujuan memenuhi kepuasan konsumen, maka akan
menimbulkan biaya yang besar terutama biaya penyimpanan. Sebaliknya jika perusahaan berupaya menekan persediaan dengan tujuan menurunkan biaya
produksi, maka akan menimbulkan risiko tidak tersedianya produk untuk menjamin kelancaran produksi dan ketersediaan produk dalam memenuhi
kepuasan konsumen. Untuk itu, diperlukan sistem pengendalian persediaan yang optimal dilihat dari biaya yang dikeluarkan karena adanya persediaan. Melalui
sistem penge ndalian persediaan yang optimal tersebut diharapkan perusahaan mampu meningkatkan efisiensi produksi dan meminimalkan biaya produksinya.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis sistem pengadaan dan pengendalian bahan baku susu UHT yang
dilakukan perusahaan.
22 2. Mengetahui apakah ada suatu rencana yang lebih tepat untuk mengatasi
adanya perubahan-perubahan permintaan konsumen terhadap produk susu UHT pada PT. Indolakto.
3. Mengetahui implikasi dari hasil perencanaan yang lebih tepat tersebut dalam menentukan alternatif tingkat persediaan bahan baku PT. Indolakto untuk
periode selanjutnya. 4. Menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku yang optimal dilihat
dari biaya persediaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan, penulis maupun pembaca. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat membantu
manajer dalam memberikan alternatif metode peramalan produksi yang akurat dan model pengendalian persediaan bahan baku yang optimal sehingga dapat
meminimumkan biaya produksi perusahaan. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengalaman dan sarana dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
di bangku kuliah. Selain itu diharapkan penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai sumber informasi mengenai peramalan produksi dan
pengendalian pesediaan bahan baku serta sebagai masukan bagi penelitian- penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan Penelitian
Secara umum, produk yang dihasilkan oleh PT. Indolakto adalah susu kental manis SKM dan susu Ultra High Temperature UHT. Penelitian ini
difokuskan pada produk susu UHT dengan formula recombined. Hal ini didasari
23 atas kecenderungan konsumsi masyarakat Indonesia yang meningkat terhadap
susu cair olahan, salah satunya adalah susu UHT. Kajian yang dibahas dalam penelitian ini meliputi perencanaan kebutuhan dan pengendalian bahan baku
khususnya bahan baku skim milk powder SMP dan gula yang merupakan bahan baku utama dalam memproduksi susu UHT dengan formula recombined.
24
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Persediaan 2.1.1 Pengertian dan Peran Persediaan
Persediaan didefinisikan sebagai aktiva yang meliputi barang jadi, barang dalam proses dan bahan baku yang digunakan untuk tujuan tertentu seperti untuk
proses produksi atau perakitan, untuk dijual, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin Assauri, 1999; Herjanto, 1999; Rangkuti, 2004. Persediaan
merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinu diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali Assauri, 1999.
Dua alasan yang diutarakan Assauri 1999 mengenai perlunya persediaan bagi suatu perusahaan pabrik yaitu 1 waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan operasi produksi dari suatu tingkat ke tingkat proses yang lain dan 2 alasan organisasi perusahaan.
2.1.2 Bahan Baku
Pengertian dari bahan baku meliputi semua bahan yang dipergunakan dalam perusahaan pabrik, kecuali terdapat bahan-bahan yang secara fisik akan
digabungkan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan pabrik tersebut Assauri, 1999. Perusahaan yang memiliki penguasaan atas produksi bahan baku
sendiri dapat lebih menjamin ketersediaan bahan baku dibandingkan bila pengadaan bahan baku tersebut dilakukan melalui pembelian. Namun bagi
perusahaan yang pengadaan bahan bakunya berasal dari pembelian, maka kegiatan pembelian mempunyai peran yang sangat penting. Pembelian merupakan
kegiatan yang penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan penjadwalan dan pengendalian pemasok Gaspersz, 2002.
25
2.1.3 Fungsi persediaan
Efisiensi operasional organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan. Menurut Handoko 2000 dan Rangkuti 2004 serta Heizer
and Render 2004, fungsi persediaan terdiri atas 1 fungsi decoupling, dimana adanya kebebasan dalam operasi internal dan eksternal perusahaan; 2 fungsi
economic lot sizing , dimana mempertimbangkan penghematan atau potongan
pembelian; 3 fungsi antisipasi, diperlukan dalam menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan barang-barang selama periode
pemesanan.
2.1.4 Jenis dan Tipe Persediaan
Persediaan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis dan posisi barang tersebut di dalam urutan pengerjaan produk, yaitu 1 persediaan bahan baku Raw
materials stock , yaitu barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses
produksi, 2 persediaan bagian produk atau parts yang dibeli purchased partskomponents stock yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan
lain, 3 persediaan barang-barang pelengkap supplies stock atau bahan penolong yang diperlukan dalam proses produksi, 4 persediaan barang setengah
jadi atau barang dalam proses work in processprogress stock yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik, dan 5 persediaan barang jadi finished goods
stock yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual
kepada pelanggan atau perusahaan lain Assauri, 1999; Handoko 2000 dan Rangkuti 2004.
26
2.1.5 Biaya Persediaan
Menurut Handoko 2000 dan Rangkuti 2004, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
besarnya jumlah persediaan, biaya-biaya variabel yaitu 1 biaya penyimpanan holding costcarrying cost yang terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara
langsung dengan kuantitas persediaan, 2 biaya pemesanan atau pembelian ordering costsprocurement cost meliputi proses pesanan dan biaya ekspedisi,
upah, biaya telepon, pengeluaran surat-menyurat, biaya pengepakan dan penimbangan, biaya pemeriksaan inspeksi penerimaan, biaya pengiriman ke
gudang, biaya utang lancar dan sebagainya, 3 biaya penyiapan manufacturing atau set-up cost yang tediri dari biaya mesin-mesin menganggur, biaya persediaan
tenaga kerja langsung, biaya penjadwalan, biaya ekspedisi dan sebagainya, dan 4 biaya kehabisan atau kekurangan bahan shortage cost yang timbul apabila
persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan dan termasuk biaya kekurangan bahan adalah kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, biaya
pemesanan khusus, biaya ekspedisi, selisih harga, terganggunya operasi, tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya
2.2 Model Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting karena melibatkan sejumlah investasi yang besar. Tujuan pengendalian persediaan
yaitu meminimalkan investasi dalam sediaan, namun tetap konsisten dengan penyediaan tingkat layanan yang diminta Harding, 2001. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan model pengendalian persediaan yang tepat. Dalam model pengendalian persediaan perlu diketahui mengenai sifat dari permintaan untuk
27 suatu barang. Permintaan tersebut dapat bersifat independent bebas atau
dependen terikat. Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2005, permintaan
independent atas persediaan adalah untuk jenis barang-barang akhir dan
permintaannya tidak tegantung bebas dari permintaan akan barang lainnya. Sedangkan permintaan dependent atas persediaan adalah untuk jenis-jenis
persediaan komponen, bahan baku, dan barang dalam proses yang digunakan dalam produksi untuk menghasilkan barang jadi. Permintaan untuk jenis barang
dengan permintaan terikat ini sangat tergantung dari permintaan jenis barang dengan permintaan bebas.
Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2005, model yang digunakan untuk analisis pengendalian persediaan pada barang dengan sifat permintaan
independent adalah model perhitungan jumlah pemesanan kembali seperti sistem
pemesanan tetap, sistem produksi tumpukan batch, sistem periodik tetap, dan sistem minimum-maksimum. Sedangkan model pengendalian barang denga n sifat
permintaan dependent menggunakan Material Requirement Planning MRP. Beberapa model yang banyak digunakan dalam penentuan lot dalam MRP adalah
model Economic Order Quantity EOQ, Lot For Lot, dan Part Periode Balancing
PPB.
2.3 Perencanaan Kebutuhan Bahan MRP