47
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Indolakto yang berlokasi di Jalan Raya Siliwangi, Cicurug, Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
purposive dengan mempertimbangkan bahwa perusahaan ini merupakan
perusahaan agroindustri yang berpengalaman dalam memproduksi susu UHT. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2006.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh secara langsung dari PT. Indolakto yang terdiri atas: gambaran umum perusahaan, data produksi dan penjualan produk susu UHT perusahaan, kebijakan
pengadaan dan penanganan bahan baku di perusahaan yang mencakup jenis bahan baku yang digunakan, jumlah kebutuhan bahan baku, waktu tunggu lead time
pembelian bahan baku, pemasok, sistem pemesanan dan penyimpanannya. Data primer dikumpulkan melalui hasil pengamatan, pencatatan langsung
di lapang dan wawancara dengan pihak perusahaan. Wawancara langsung dilakukan kepada karyawan, manajer, dan kepala divisi yang berkaitan. Pemilihan
responden ini dilakukan dengan sengaja porposive dengan pertimbangan bahwa responden mengetahui dan dapat memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan dengan baik, khususnya mengenai kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dan pelaksanaan pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari bahan pustaka buku, hasil laporan
48 penelitian terkait, catatan-catatan yang dimiliki perusahaan, literatur perusahaan
dan instansi terkait serta literatur lainnya, yaitu: artikel-artikel dalam majalah, surat kabar dan internet.
3.3 Model Analisis Data
Hasil perolehan data kuantitatif diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 14. Software Minitab adalah salah satu program
yang dapat digunakan untuk peramalan. Output data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan diuraikan secara narasi. Sedangkan untuk data kualitatif
disajikan dalam bentuk deskriptif dengan gambar dan tabel agar mudah dipahami.
3.3.1 Identifikasi Sistem Pengadaan dan Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Perusahaan
Identifikasi awal ini meliputi identifikasi proses produksi susu UHT dan kebijakan-kebijakan dalam proses produksi. Selain itu, identifikasi terhadap
manajemen persediaan bahan baku juga dilakukan. Identifikasi tersebut meliputi identifikasi terhadap fasilitas penyimpanan dan penanganan bahan baku, jenis dan
asal bahan baku, biaya-biaya persediaan, prosedur perolehan bahan baku, prosedur penyimpanan, pengendalian kualitas bahan baku, frekuensi pemesanan,
tingkat persediaan bahan baku, lead time, serta kebijakan-kebijakan dalam pengendalian persediaan bahan baku.
3.3.2 Analisis Kuantitatif Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Tujuan dari analisis kuantitatif ini adalah untuk menentukan waktu pesan yang tepat dan kuantitas pesanan yang optimal. Dengan demikian diharapkan
49 tingkat persediaan di tangan menjadi lebih optimal dan biaya persediaan bahan
baku dapat ditekan. Bahan baku yang diteliti adalah SMP dan gula sebagai bahan baku
pembuatan susu UHT. Sifat permintaan dari bahan baku ini termasuk ke dalam permintaan terikat dependen yang dipengaruhi oleh permintaan produk jadi susu
UHT. Oleh karena itu, model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persediaan bahan baku yang termasuk ke dalam rencana kebutuhan
bahanMaterial Requirement Planning MRP. Penggunaan sistem MRP biasanya menggunakan format seperti pada Tabel 3. Teknik yang digunakan untuk
menentukan ukuran lot pada sistem MRP diantaranya adalah teknik EOQ, Lot For Lot,
dan PPB.
Tabel 3. Format Rencana MRP
Uraian Periode
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Kebutuhan kotor kg Sediaan di tangan kg
Penerimaan terjadwal kg Kebutuhan bersih kg
Pesanan yang direncanakan kg Sumber : Buffa, S. Elwood, 1996
Berikut ini beberapa teknik yang digunakan dalam penentuan lot lot sizing technique
, yaitu: a. Teknik Kua ntitas Pesanan Ekonomis EOQ technique
Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakan menghasilkan biaya-biaya yang timbul dalam penyediaan adalah minimal. Besar pesanan yang dilakukan
sebesar EOQ atau kelipatan dari EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan EOQ,
yaitu dengan menggunakan tabel tabular approach, dengan menggunakan grafik
50 graphical approach dan dengan menggunakan rumus formula approach.
Penentuan kuantitas pesanan yang optimal dengan menggunakan model EOQ adalah sebagai berikut:
Total biaya per tahun TC = Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan TC = +
Dimana: TC = Total biaya tahunan
H = Biaya penyimpanan carrying cost per unit per tahun
S = Biaya pemesanan ordering cost
Ukuran lot dengan biaya minimum diperoleh pada saat turunan pertama dari biaya total terhadap kuantitas Q tahunan sama dengan 0.
TC min :
Sehingga rumus dasar dari EOQ adalah: EOQ =
dimana, S
= Biaya pemesanan per pesanan Rp D
= Permintaan bahan baku per periode Rp H
= Biaya penyimpanan per unit per periode Rp H
SD 2
2 HQ
Q SD
= dQ
dTC
2
2 Q
SD H
dQ dTC
− =
2
2 Q
SD H
=
2
2 Q
SD H
− =
H SD
Q 2
2
=
51 Pesanan direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah yang
mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya.
b. Teknik Lot For Lot Langkah awal pada teknik ini adalah menentukan kebutuhan kotor.
Apabila pada awal periode pengamatan terdapat persediaan yang cukup besar, maka perusahaan akan menghabiskan persediaan awal tersebut terlebih dahulu
sehingga tidak perlu dilakukan pemesanan bahan baku sampai diperkirakan persediaan awal tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan bahan baku
perusahaan selama waktu tunggu dan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selanjutnya. Pada metode ini diasumsikan perusahaan
tidak menetapkan persediaan pengaman. Pada saat persediaan suatu periode tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan kotor, maka dilakukan perencanaan penerimaan pesanaan tepat sebesar kebutuhan bersih. Proyeksi persediaan di tangan untuk periode-
periode dimana sudah terdapat rencana penerimaan pesanan pada periode sebelumnya dapat ditekan sebesar nol. Besar dan waktu pemakaian bahan
baku secara akurat yang didasarkan pada jadwal produksi master dan waktu tunggu bahan baku perlu diketahui dalam menjalankan teknik ini.
c. Teknik Penyeimbangan Bagian Periode Part Period BalancingPBB Dalam teknik ini, besarnya pesanan dilakukan sebesar kebutuhan
bersih pada suatu periode yang dapat digabungkan. Penggabungan periode dilakukan untuk gabungan periode berurutan yang memiliki nilai kumulatif
52 bagian periode mendekati nilai Economic Part Period EPP. Rumus untuk
menghitung EPP adalah:
EPP =
Dimana, S
= Biaya pemesanan per pesanan Rp H
= Biaya penyimpanan per unit per periode Rp Selanjutnya dihitung kumulatif bersih dari periode gabungan tersebut
serta kumulatif bagian periodenya. Kumulatif bagian periode diperoleh dengan mengakumulatifkan perkalian kebutuhan suatu periode dengan periode
tambahan yang ditanggung.
3.3.3 Analisis Perbandingan Biaya dan Penghematan
Analisis perbandingan biaya diukur berdasarkan hasil analisis biaya persediaan untuk setiap model yang digunakan. Variabel yang dibandingkan dari
masing-masing model terdiri atas: frekuensi pesanan, banyaknya pesanan, biaya pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan total sera biaya pembelian.
Analisis penghematan yang dilakukan adalah analisis penghematan biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya persediaan total dan biaya pembelian.
3.3.4 Rekomendasi Model Alternatif Pengendalian Persediaan Berdasarkan
Data Historis
Berdasarkan analisis perbandingan biaya dan penghematan akan dipilih suatu model alternatif yang memberikan tingkat biaya persediaan yang paling
rendah dan tepat bagi perusahaan. Model alternatif ini tentunya harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan kebijakan-kebijakan yang ada dalam perusahaan
mengenai pengendalian persediaan bahan baku.
H S
53
3.3.5 Peramalan Produksi
Metode peramalan yang digunakan adalah deret berkala time series. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu:
1. Menganalisis data yang lalu, yaitu mengidentifikasi pola yang terjadi pada masa lalu. Pola data produksi susu UHT PT. Indolakto diidentifikasi dengan
mengamati plot data produksi susu UHT hasil dari program Minitab 14 dan plot autokorelasinya.
2. Menentukan metode yang digunakan. Metode peramalan yang baik adalah metode yang memberikan penyimpangan sekecil mungkin antara hasil
peramalan dengan nilai kenyataan. Standar yang digunakan adalah nilai MAE mean absolute error atau nilai MSE mean squared error. Metode
peramalan time series yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dekomposisi Aditif.
3. Memproyeksikan data yang lalu dengan metode Dekomposisi Aditif dan mempertimbangkan faktor-faktor perubahan, seperti perubahan kebijakan
pemerintah, kebijakan perusahaan, perkembangan potensi masyarakat, perkembangan teknologi, dan perbedaan antara hasil ramalan yang ada dengan
kenyataan. Sehingga dapat ditentukan hasil ramalan akhir yang dipergunakan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan produksi serta
implikasinya terhadap persediaan bahan baku yang digunakan.
3.3.6 Metode Dekomposisi
Metode dekomposisi merupakan suatu metode yang dapat digunkan untuk mengidentifikasi komponen tren T, musiman S, siklis C, dan acak E yang
terdapat pada data time series. Model keterkaitan dari keempat komponen tersebut
54 dapat bersifat multiplikatif perkalian dan aditif penjumlahan. Model yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah model dekomposisi aditif dengan rumus umum Y = T + S + C + E.
Bila data yang tersedia dinyatakan dalam dimensi tahunan, maka komponen yang terdapat pada data time series tetsebut hanya terdiri atas
komponen T, S dan E. Komponen T dinyatakan dalam satuan data aktual dan komponen S dinyatakan dalam bentuk indeks atau Y dibagi dengan T. Bila data
yang tersedia dinyatakan dalam dimensi waktu yang kurang dari satu tahun maka komponen yang terdapat dalam data time series tersebut terdiri dari komponen T,
S, C seharusnya tidak ada, dan E. Bila dimensi waktunya merupakan kuartalan, maka komponen S diidentifikasikan untuk tiap kuartalan, dan bila dimensi
waktunya berupa bulanan maka komponen S diidentifikasikan untuk tiap bulan.
3.3.7 Analisis Kuantitatif Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Berdasarkan Hasil Ramalan
Setelah peramalan produksi ditentukan, perencanaan produksi dapat dilakukan. Cara menghitung jumlah produksi adalah produksi peramalan
ditambah persediaan akhir dan dikurangi persediaan awal atau dengan kata lain produksi peramalan ditambah dengan selisih antara persediaan akhir dengan
persediaan awal. Rencana produksi ini dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan baku. Selanjutnya dilakukan analisis pengendalian persediaan
bahan baku untuk tahun 2006 dengan menggunakan model alternatif hasil rekomendasi model pengendalian persediaan bahan baku tahun 2005. Setelah itu,
dilakukan analisis perbandingan biaya dan penghematan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah model alternatif tersebut masih layak untuk digunakan.
55 Analisis perbandingan biaya diukur berdasarkan hasil analisis biaya
persediaan untuk setiap model yang digunakan. Variabel yang dibandingkan dari masing-masing model terdiri atas: frekuensi pesanan, banyaknya pesanan, biaya
pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya persediaan total sera biaya pembelian. Analisis penghematan yang dilakukan adalah analisis penghematan biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, biaya persediaan total dan biaya pembelian.
3.4 Definisi Operasional
1. Waktu tunggu lead time adalah selang antara pemesanan bahan baku dengan saat datang dan diterimanya bahan baku di gudang persediaan.
Waktu tunggu ini diukur dalam satuan hari, minggu atau bulan, tergantung dari sifat dan kebutuhan bahan yang diperlukan perusahaan. Untuk bahan
baku SMP dan gula dihitung dalam satuan bulan. 2. Frekuensi pembelian adalah banyaknya kali pembelian yang dilakukan
perusahaan selama satu tahun produksi. 3. Biaya pemesanan bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan setiap kali
melakukan pemesanan dan penerimaan pesanan. Biaya pemesanan diukur dalam rupiah per pesanan Rppesanan. Besarnya biaya yang dikeluarkan
tidak tergantung pada besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. 4. Biaya penyimpanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan selama satu tahun produksi karena penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya penyimpanan bahan baku diukur dalam satuan rupiah
per kilogram per tahun Rpkgth.
56
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan