93 sebesar Rp 37 112 114 450.69. Sedangkan kuantitas pembelian bahan baku gula
adalah 1 308 163.72 kg dengan biaya pembelian sebesar Rp 6 804 936 875.66. Biaya pembelian total SMP dan gula dengan metode PPB adalah sebesar
Rp 43 917 051
326.35
.
6.3 Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan
Berdasarkan hasil perhitungan metode pengendalian persediaan perusahaan dengan metode MRP teknik EOQ dan PPB selama tahun 2005 dapat
dilakukan perbandingan antara model-model tersebut. Ringkasan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 14. Perusahaan unggul dalam biaya pemesanan SMP
dibandingkan teknik EOQ dan PPB karena frekuensi pemesanan SMP perusahaan lebih jarang tetapi berdampak pada biaya penyimpanan yang lebih besar. Hal itu
juga berdampak pada tingginya biaya persediaan SMP perusahaan. Dalam pemesanan gula, perusahaan menghasilkan biaya terbesar karena frekuensi yang
dilakukan perusahaan lebih sering diband ingkan teknik EOQ dan PPB. Seringnya perusahaan melakukan pemesanan gula untuk menghindari kerusakan gula akibat
penyimpanan yang terlalu lama karena gula mudah membatu. Biaya penyimpanan gula perusahaan masih lebih rendah dibandingkan biaya penyimpanan dengan
teknik EOQ namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan teknik PPB. Metode MRP teknik PPB menghasilkan biaya persediaan total dan juga
biaya pembelian total untuk bahan baku SMP dan gula yang paling kecil bila dibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan dan teknik EOQ.
Penghematan yang dihasilkan dengan metode PPB tersebut adalah yang terbesar. Pada Tabel 15 terlihat bahwa penghematan biaya persediaan SMP dan Gula
dengan metode PPB mampu menghemat sebesar 23.77 persen dibandingkan
94 teknik perusahaan. Biaya persediaan gula memiliki persentase terbesar dalam
penghematan dengan metode PPB tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 14. Perbandingan Frekuensi, Biaya Persediaan dan Biaya Pembelian Total SMP dan Gula Tahun 2005
Uraian Perusahaan
EOQ PPB
Frekuensi Pemesanan 8 kali SMP
20 kali Gula 9 kali SMP
11 kali Gula 9 kali SMP
11 kali Gula Biaya Persediaan SMP
64 045 440.85 57 342 590.01
48 946 297.45 Biaya Persediaan Gula
1 491 821.26 1 630 754.83
1 012 441.80
Biaya Persediaan Total 65 537 262.11
58 973 344.84 49 958 739.25
Biaya Pembelian SMP 47 950 353 659.12
37 449 829 758.23 37 112 114 450.69
Biaya Pembelian Gula 7 859 622 373.48
6 721 313 867.68 6 804 936 875.66
Biaya Pembelian Total 55 809 976 032.60
44 171 143 625.91 43 917 051 326.35
Sumber: PT. Indolakto diolah, 2006
Sedangkan untuk penghematan terhadap biaya pembelian metode PPB
juga menghasilkan penghematan terbesar yaitu 21.31 persen. Kontribusi penghematan dari pembelian SMP merupakan yang terbesar. Hal ini terjadi karena
proporsi penggunaan bahan baku SMP untuk pembuatan susu UHT lebih besar dibandingkan bahan baku gula sehingga sedikit saja perubahan dalam rencana
produksi susu UHT akan berdampak lebih besar terhadap kuantitas kebutuhan SMP yang dipesan.
Tabel 15. Penghematan Biaya Persediaan dan Pembelian dengan Metode MRP teknik EOQ dan PPB
Uraian EOQ
PPB Rp
Rp
Biaya Persediaan SMP 6 702 850.84
10.47 15 099 143.40
23.58 Biaya Persediaan Gula
-138 933.57 -9.31
479 379.46 32.13
Biaya Persediaan Total 6 563 917.27
10.02 15 578 522.86