94 teknik perusahaan. Biaya persediaan gula memiliki persentase terbesar dalam
penghematan dengan metode PPB tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 14. Perbandingan Frekuensi, Biaya Persediaan dan Biaya Pembelian Total SMP dan Gula Tahun 2005
Uraian Perusahaan
EOQ PPB
Frekuensi Pemesanan 8 kali SMP
20 kali Gula 9 kali SMP
11 kali Gula 9 kali SMP
11 kali Gula Biaya Persediaan SMP
64 045 440.85 57 342 590.01
48 946 297.45 Biaya Persediaan Gula
1 491 821.26 1 630 754.83
1 012 441.80
Biaya Persediaan Total 65 537 262.11
58 973 344.84 49 958 739.25
Biaya Pembelian SMP 47 950 353 659.12
37 449 829 758.23 37 112 114 450.69
Biaya Pembelian Gula 7 859 622 373.48
6 721 313 867.68 6 804 936 875.66
Biaya Pembelian Total 55 809 976 032.60
44 171 143 625.91 43 917 051 326.35
Sumber: PT. Indolakto diolah, 2006
Sedangkan untuk penghematan terhadap biaya pembelian metode PPB
juga menghasilkan penghematan terbesar yaitu 21.31 persen. Kontribusi penghematan dari pembelian SMP merupakan yang terbesar. Hal ini terjadi karena
proporsi penggunaan bahan baku SMP untuk pembuatan susu UHT lebih besar dibandingkan bahan baku gula sehingga sedikit saja perubahan dalam rencana
produksi susu UHT akan berdampak lebih besar terhadap kuantitas kebutuhan SMP yang dipesan.
Tabel 15. Penghematan Biaya Persediaan dan Pembelian dengan Metode MRP teknik EOQ dan PPB
Uraian EOQ
PPB Rp
Rp
Biaya Persediaan SMP 6 702 850.84
10.47 15 099 143.40
23.58 Biaya Persediaan Gula
-138 933.57 -9.31
479 379.46 32.13
Biaya Persediaan Total 6 563 917.27
10.02 15 578 522.86
23.77
Biaya Pembelian SMP 10 500 523 900.89
21.90 10 838 239 208.43
22.60 Biaya Pembelian Gula
1 138 308 505.80 14.48
1 054 685 497.82 13.42
Biaya Pembelian Total 11 638 832 406.69
20.85 11 892 924 706.25
21.31
Sumber: PT. Indolakto diolah, 2006
95
6.4 Rekomendasi Alternatif Metode Pengendalian Persediaan Bahan
Baku Berdasarkan Data Historis Perusahaan Tahun 2005 Berdasarkan hasil analisis perbandingan biaya persediaan dan
penghematan metode MRP terhadap kebijakan perusahaan tahun 2005, maka dapat direkomendasikan suatu model alternatif pengendalian persediaan bahan
baku SMP dan gula bagi PT. Indolakto. Metode alternatif ini diharapkan dapat menghemat biaya perusahaan melalui penghematan biaya persediaan bahan
bakunya. Selain itu, tingkat persediaan SMP dan gula perusahaan diharapkan dapat optimal sehingga perusahaan tidak mengalami gangguan produksi yang
disebabkan oleh kekurangan bahan baku dan membengkaknya biaya persediaan akibat besarnya persediaan yang tersimpan.
Hasil analisis perbandingan biaya persediaan dan penghematan metode MRP terhadap kebijakan perusahaan tahun 2005 menunjukkan bahwa kebijakan
pengendalian persediaan SMP dan gula perusahaan belum optimal. Hal ini dibuktikan dengan besarnya biaya persediaan bahan baku SMP dan gula yang
mencapai Rp 65 537 262.11 dan biaya pembelian sebesar Rp 55 809 976 032.60. Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan gula perusahaan mempunyai
kontribusi yang besar terhadap tingginya biaya persediaan perusahaan. Tingginya biaya penyimpanan gula perusahaan disebabkan oleh besarnya persediaan yang
tersimpan di gudang dan tingginya biaya pemesanan gula disebabkan perusahaan lebih sering memesan gula. Sementara metode MRP teknik, EOQ dan PPB
memungkinkan perusahaan melakukan penghematan terhadap biaya persediaan, terutama teknik PPB.
96 Tingginya biaya pembelian SMP dan gula yang ditanggung oleh
perusahaan disebabkan kuantitas selama tahun 2005 yang dibeli perusahaan lebih banyak diband ingkan dengan metode MRP teknik EOQ dan PPB. Kuantitas
pembelian bahan baku perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan yang menginginkan adanya persediaan pengaman. Sediaan pengaman yang dilakukan
perusahaan adalah 50 persen dari rata-rata kebutuhan bersih SMP setiap periode bulan dan 25 persen dari kebutuhan bersih rata-rata gula setiap periode bulan.
Hasil analisis dengan metode PPB dalam penelitian ini memberikan alternatif bagi perusahaan untuk menghasilkan penghematan terhadap biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan yang berdampak pada biaya persediaan yang lebih besar serta penghematan terhadap biaya pembelian, terutama pembelian
bahan baku SMP. Metode PPB pada prinsipnya dapat digunakan untuk menggabungkan
kebutuhan bersih lebih dari satu periode. Penggunaan metode PPB ini menghasilkan periode gabungan yang akan meminimumkan biaya persediaan
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Metode ini lebih dinamis dalam menyeimbangkan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang
dikeluarkan perusahaan. Selain itu, metode PPB dapat lebih fleksibel dalam penggabungan kebutuhan bersih SMP dan gula selama periode tertentu jika terjadi
perubahan biaya persediaan. Oleh karena itu metode PPB dapat direkomendasikan sebagai metode pengendalian persediaan bahan baku SMP dan gula pada
PT. Indolakto.
97
VII. PERENCANAAN BAHAN BAKU
7.1 Peramalan Produksi