105 pengaman dengan persediaan awal tahun 2006. Persediaan awal bulan Januari
tahun 2006 adalah berjumlah 1 215 660 kg. Rencana produksi untuk bulan Januari 2006 didapat dari pengurangan jumlah produksi hasil ramalan dan persediaan
akhir persediaan pengaman dengan persediaan awal yaitu 553 885.31 kg 1 718 505.69 kg + 51 039.62 kg – 1 215 660 kg. Perhitungan rencana produksi
untuk bulan selanjutnya juga didapat dengan cara yang sama.
7.3 Perencanaan Kebutuhan Bahan
Perencanaan kebutuhan bahan baku pada PT. Indolakto untuk produk susu UHT diturunkan dari rencana produksi perusahaan. Rencana produksi ini
diperoleh dari penyesuaian supply order dari bagian marketing dengan kemampuan produki perusahaan. Setelah jumlah produksi direncanakan,
kemudian perusahaan menentukan berapa bahan baku yang dibutuhkan. Ada dua formula yang digunakan oleh PT. Indolakto untuk menghasilkan produk susu
UHT, yaitu dengan formula Fresh Milk FM dan formula recombined. Perbedaannya terletak pada penggunaan susu segar sebagai bahan baku dan
proporsi SMP yang digunakan. Jika menggunakan formula FM, maka menggunakan bahan baku susu segar dan proporsi SMP lebih sedikit. Sedangkan
jika menggunakan formula recombined, maka susu segar tidak digunakan sebagai bahan baku dan proporsi SMP lebih banyak. Mengingat keterbatasan pasokan
susu segar FM, perusahaan lebih menyukai menggunakan formula recombined untuk memproduksi susu UHT. Oleh karena itu perencanaan kebutuhan dan
pengendalian persediaan bahan baku pada penelitian ini dikhususkan untuk bahan baku SMP dan gula yang merupakan komponen utama dalam pembuatan susu
UHT formula recombined.
106 Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer produksi UHT mengenai
proporsi penggunaan dari masing-masing bahan baku dengan formula recombined diperoleh bahwa proporsi SMP dalam 1 kilogram susu UHT adalah 9 persen dan
6 persen untuk bahan baku gula. Pada Tabel. 19 dapat dilihat rencana kebutuhan bahan baku SMP dan gula yang diturunkan dari rencana produksi susu UHT
periode tahun 2006.
Tabel 19. Rencana Produksi kg dan Rencana Kebutuhan Bahan Baku kg Hasil Proyeksi Bulanan Tahun 2006
Bulan Rencana Produksi
Rencana Kebutuhan Bahan Baku kg
Susu UHT kg SMP
Gula Januari
553 885.31 49 849.68
33 233.12 Februari
2 096 081.40 188 647.33
125 764.88 Maret
2 414 389.80 217 295.08
144 863.39 April
2 161 640.52 194 547.65
129 698.43 Mei
2 136 358.50 192 272.26
128 181.51 Juni
2 561 285.14 230 515.66
153 677.11 Juli
2 541 076.59 228 696.89
152 464.60 Agustus
2 431 179.92 218 806.19
145 870.80 September
3 063 394.19 275 705.48
183 803.65 Oktober
2 996 684.39 269 701.60
179 801.06 November
2 670 189.60 240 317.06
160 211.38 Desember
2 357 751.52 212 197.64
141 465.09
Total 27 983 916.89
2 518 552.52 1 679 035.01
Rata-rata kebutuhan per bulan 209 879.38
139 919.58
Sumber: PT. Indolakto diolah, 2006
Rencana kebutuhan bahan baku pada bulan Januari 2006 untuk SMP adalah sebesar 49 849.68 kg 0.09 x 553 885.31 kg dan kebutuhan bahan baku
gula adalah sebesar 33 233.12 kg 0.06 x 553 885.31 kg. Kebutuhan untuk bulan berikutnya didapat dengan cara yang sama seperti perhitungan pada bulan Januari.
Total kebutuhan selama tahun 2006 adalah sebesar 2 518 552.52 kg untuk bahan baku SMP, dan untuk bahan baku gula sebesar 1 679 035.01 kg. Rata-rata
107 kebutuhan per bulan untuk bahan baku SMP adalah 209 879.38 kg dan untuk
bahan baku gula adalah 139 919.58 kg. Jika dibandingkan kebutuhan bahan baku SMP dan gula pada tahun 2005, kebutuhan SMP dan gula pada tahun 2006
meningkat sebesar 21.47 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi susu UHT tahun 2006 sebesar 21.47 persen dibandingkan produksi tahun 2005.
Bila dilihat dari total kebutuhan bahan baku perusahaan, proporsi bahan baku gula yang digunakan untuk produksi susu UHT adala h sebesar 5.99 persen
dari total kebutuhan bahan baku gula perusahaan. Sementara 94.01 persen kebutuhan gula perusahaan ditujukan sebagai bahan baku SKM. Hal ini
disebabkan produksi SKM lebih banyak menggunakan gula sebagai bahan bakunya. Sedangkan proporsi bahan baku SMP untuk produksi UHT adalah 30.72
persen dari total kebutuhan bahan baku SMP perusahaan dan sisanya ditujukan untuk produksi SKM.
7.4 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode MRP