Identifikasi Sistem Pengadaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Analisis Kuantitatif Pengendalian Persediaan Bahan Baku

48 penelitian terkait, catatan-catatan yang dimiliki perusahaan, literatur perusahaan dan instansi terkait serta literatur lainnya, yaitu: artikel-artikel dalam majalah, surat kabar dan internet.

3.3 Model Analisis Data

Hasil perolehan data kuantitatif diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel dan Minitab 14. Software Minitab adalah salah satu program yang dapat digunakan untuk peramalan. Output data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan diuraikan secara narasi. Sedangkan untuk data kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif dengan gambar dan tabel agar mudah dipahami.

3.3.1 Identifikasi Sistem Pengadaan dan Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Perusahaan Identifikasi awal ini meliputi identifikasi proses produksi susu UHT dan kebijakan-kebijakan dalam proses produksi. Selain itu, identifikasi terhadap manajemen persediaan bahan baku juga dilakukan. Identifikasi tersebut meliputi identifikasi terhadap fasilitas penyimpanan dan penanganan bahan baku, jenis dan asal bahan baku, biaya-biaya persediaan, prosedur perolehan bahan baku, prosedur penyimpanan, pengendalian kualitas bahan baku, frekuensi pemesanan, tingkat persediaan bahan baku, lead time, serta kebijakan-kebijakan dalam pengendalian persediaan bahan baku.

3.3.2 Analisis Kuantitatif Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Tujuan dari analisis kuantitatif ini adalah untuk menentukan waktu pesan yang tepat dan kuantitas pesanan yang optimal. Dengan demikian diharapkan 49 tingkat persediaan di tangan menjadi lebih optimal dan biaya persediaan bahan baku dapat ditekan. Bahan baku yang diteliti adalah SMP dan gula sebagai bahan baku pembuatan susu UHT. Sifat permintaan dari bahan baku ini termasuk ke dalam permintaan terikat dependen yang dipengaruhi oleh permintaan produk jadi susu UHT. Oleh karena itu, model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persediaan bahan baku yang termasuk ke dalam rencana kebutuhan bahanMaterial Requirement Planning MRP. Penggunaan sistem MRP biasanya menggunakan format seperti pada Tabel 3. Teknik yang digunakan untuk menentukan ukuran lot pada sistem MRP diantaranya adalah teknik EOQ, Lot For Lot, dan PPB. Tabel 3. Format Rencana MRP Uraian Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kebutuhan kotor kg Sediaan di tangan kg Penerimaan terjadwal kg Kebutuhan bersih kg Pesanan yang direncanakan kg Sumber : Buffa, S. Elwood, 1996 Berikut ini beberapa teknik yang digunakan dalam penentuan lot lot sizing technique , yaitu: a. Teknik Kua ntitas Pesanan Ekonomis EOQ technique Jumlah atau besarnya pesanan yang diadakan menghasilkan biaya-biaya yang timbul dalam penyediaan adalah minimal. Besar pesanan yang dilakukan sebesar EOQ atau kelipatan dari EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan EOQ, yaitu dengan menggunakan tabel tabular approach, dengan menggunakan grafik 50 graphical approach dan dengan menggunakan rumus formula approach. Penentuan kuantitas pesanan yang optimal dengan menggunakan model EOQ adalah sebagai berikut: Total biaya per tahun TC = Biaya Penyimpanan + Biaya Pemesanan TC = + Dimana: TC = Total biaya tahunan H = Biaya penyimpanan carrying cost per unit per tahun S = Biaya pemesanan ordering cost Ukuran lot dengan biaya minimum diperoleh pada saat turunan pertama dari biaya total terhadap kuantitas Q tahunan sama dengan 0. TC min : Sehingga rumus dasar dari EOQ adalah: EOQ = dimana, S = Biaya pemesanan per pesanan Rp D = Permintaan bahan baku per periode Rp H = Biaya penyimpanan per unit per periode Rp H SD 2 2 HQ Q SD = dQ dTC 2 2 Q SD H dQ dTC − = 2 2 Q SD H = 2 2 Q SD H − = H SD Q 2 2 = 51 Pesanan direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya. b. Teknik Lot For Lot Langkah awal pada teknik ini adalah menentukan kebutuhan kotor. Apabila pada awal periode pengamatan terdapat persediaan yang cukup besar, maka perusahaan akan menghabiskan persediaan awal tersebut terlebih dahulu sehingga tidak perlu dilakukan pemesanan bahan baku sampai diperkirakan persediaan awal tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selama waktu tunggu dan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selanjutnya. Pada metode ini diasumsikan perusahaan tidak menetapkan persediaan pengaman. Pada saat persediaan suatu periode tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan kotor, maka dilakukan perencanaan penerimaan pesanaan tepat sebesar kebutuhan bersih. Proyeksi persediaan di tangan untuk periode- periode dimana sudah terdapat rencana penerimaan pesanan pada periode sebelumnya dapat ditekan sebesar nol. Besar dan waktu pemakaian bahan baku secara akurat yang didasarkan pada jadwal produksi master dan waktu tunggu bahan baku perlu diketahui dalam menjalankan teknik ini. c. Teknik Penyeimbangan Bagian Periode Part Period BalancingPBB Dalam teknik ini, besarnya pesanan dilakukan sebesar kebutuhan bersih pada suatu periode yang dapat digabungkan. Penggabungan periode dilakukan untuk gabungan periode berurutan yang memiliki nilai kumulatif 52 bagian periode mendekati nilai Economic Part Period EPP. Rumus untuk menghitung EPP adalah: EPP = Dimana, S = Biaya pemesanan per pesanan Rp H = Biaya penyimpanan per unit per periode Rp Selanjutnya dihitung kumulatif bersih dari periode gabungan tersebut serta kumulatif bagian periodenya. Kumulatif bagian periode diperoleh dengan mengakumulatifkan perkalian kebutuhan suatu periode dengan periode tambahan yang ditanggung.

3.3.3 Analisis Perbandingan Biaya dan Penghematan