Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode MRP

107 kebutuhan per bulan untuk bahan baku SMP adalah 209 879.38 kg dan untuk bahan baku gula adalah 139 919.58 kg. Jika dibandingkan kebutuhan bahan baku SMP dan gula pada tahun 2005, kebutuhan SMP dan gula pada tahun 2006 meningkat sebesar 21.47 persen. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi susu UHT tahun 2006 sebesar 21.47 persen dibandingkan produksi tahun 2005. Bila dilihat dari total kebutuhan bahan baku perusahaan, proporsi bahan baku gula yang digunakan untuk produksi susu UHT adala h sebesar 5.99 persen dari total kebutuhan bahan baku gula perusahaan. Sementara 94.01 persen kebutuhan gula perusahaan ditujukan sebagai bahan baku SKM. Hal ini disebabkan produksi SKM lebih banyak menggunakan gula sebagai bahan bakunya. Sedangkan proporsi bahan baku SMP untuk produksi UHT adalah 30.72 persen dari total kebutuhan bahan baku SMP perusahaan dan sisanya ditujukan untuk produksi SKM.

7.4 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode MRP

Teknik PBB untuk Periode Selanjutnya Berdasarkan analisis perbandingan dan penghematan biaya persediaan bahan baku SMP dan gula perusahaan pada tahun 2005 menghasilkan rekomendasi metode MRP teknik PPB sebagai metode alternatif pengendalian persediaan bahan baku SMP dan gula pada PT. Indolakto. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis lebih lanjut penggunaan metode MRP teknik PPB berdasarkan hasil peramalan dengan metode dekomposisi aditif untuk periode tahun selanjutnya, dalam hal ini tahun 2006. Adapun biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dalam perhitungan ini diasumsikan sama dengan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan perusahaan pada tahun 2005. 108 Teknik PPB berusaha menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya peyimpanan. Ukuran lot dicari dengan dengan menggunakan pendekatan periode- bagian yang ekonomisEconomic Part Period EPP. Metode ini lebih dinamis daripada metode EOQ karena metode PPB dapat menggunakan jumlah pesanan yang berbeda untuk setiap pesanan. EPP dihitung dengan rumus sebagai berikut: EPP = H S Dimana, S = Biaya pemesanan per pesanan H = Biaya penyimpanan per unit per periode EPP bahan baku SMP adalah 3 792.12 dan EPP bahan baku gula adalah 11 595.13. Nilai EPP tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan periode bagian dalam perhitungan MRP. Berdasarkan Lampiran 21 dan 22 diperoleh nilai akumulasi periode bagian yang mendekati nilai EPP untuk bahan baku SMP adalah satu periode dan untuk bahan baku gula adalah satu periode. Hasil tersebut digunakan dalam perhitungan MRP teknik PPB pada Lampiran 23 dan 24. Persediaan akhir tahun 2005 merupakan persediaan awal tahun 2006, yaitu 171 624.75 kg untuk SMP dan 156 445.35 kg untuk gula. Dengan tetap mengadakan sediaan pengaman sesuai dengan kebijakan perusahaan maka metode MRP teknik PPB menghasilkan frekuensi pemesanan SMP sebanyak sembilan kali dengan biaya pemesanan sebesar Rp 1 560 038.40 selama satu tahun dan frekuensi pemesanan gula sebanyak 11 kali dengan biaya pemesanan sebesar Rp 272 949.38. Tingkat persediaan rata-rata di tangan setiap bulannya selama tahun 2006 diperkirakan sebanyak 106 342.64 kg untuk SMP dan 42 332.59 kg untuk bahan baku gula. Tingkat persediaan tersebut masih berada di atas sediaan pengaman yang ditetapkan perusahaan yaitu 104 940 kg untuk SMP dan 34 980 109 kg untuk gula. Dengan tingkat persediaan tersebut diharapkan perusahaan tidak menghadapi kekurangan bahan baku jika terjadi perubahan permintaan terhadap susu UHT sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar. Tabel 20. Biaya Persediaan SMP dan Gula dengan Metode PPB Tahun 2006 Bahan Baku Biaya Pemesanantahun Biaya Penyimpanantahun Biaya Total Persediaan Rppesan Frek Total Biaya Pemesanan per tahun Rptahun Rpkg Jml stock setahun kgtahun Total Biaya Penyimpanan per tahun Rptahun Rptahun SMP 173 337.60 9 1 560 038.40 45.71 1 276 111.64 58 331 063.10 59 891 101.50 Gula 24 813.58 11 272 949.38 2.14 507 991.09 1 087 100.93 1 360 050.31 Total 61 251 151.80 Sumber: PT. Indolakto diolah, 2006 Biaya persediaan yang dihasilkan selama tahun 2006 untuk SMP adalah Rp 59 891 101.50 dan Rp 1 360 050.31 untuk gula dengan frekuensi pemesanan untuk SMP adalah sebanyal sembilan kali dan sebelas kali untuk gula. Perincian biaya persediaan yang ditanggung perusahaan dengan metode MRP teknik PPB dapat dilihat pada Tabel. 20. Tabel 21. Biaya Pembelian SMP dan Gula dengan Metode PPB Tahun 2006 Kuantitas Harga beli + Biaya tranportasi Biaya Bongkar Muat Biaya Pembelian Total Rpkg Rpkg SMP 2 062 760.43 22 009.68 1.90 45 404 616 226 Gula 1 557 569.57 5 200.00 1.90 8 102 321 127 Biaya Pembelian Total 53 506 937 352 Sumber: PT. Indolakto diolah, 2006 Pada Tabel 21. dapat dilihat rincian biaya pembelian bahan baku SMP dan gula dengan metode PPB tahun 2006. Kuantitas pembelian bahan baku SMP untuk produksi UHT pada tahun 2006 dengan metode PPB adalah 2 062 760.43 kilogram dan 1 557 569.57 kilogram untuk bahan baku gula. Biaya pembelian total SMP dan gula dengan metode PPB tahun 2006 adalah Rp 53 506 937 352. Berdasarkan Tabel 21 diketahui bahwa biaya pembelian SMP memberikan 110 kontribusi terbesar dalam biaya total pembelian perusahaan karena nilai SMP itu sendiri relatif tinggi dan kuantitas pembeliannyapun juga relatif tinggi.

7.5 Analisis Perbandingan Metode Pengendalian Persediaan