Chemistry Edutainment Games Deskripsi Teori

20 c. Metode Kooperatif Sering disebut sebagai metode pembelajaran gotong royong. Pembelajaran ini didasari oleh falsafah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Metode pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan. Metode ini tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. ada unsur-unsur tertentu yang membedakan metode pembelajaran kooperatif ini dengan metode belajar kelompok biasa. Pada pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja sama dalam suatu kelompok kecil untuk saling membantu agar antar anggota kelompoknya, berdiskusi dan berargumentasi, saling berbagi pengetahuan yang dimiliki, dan saling mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok dalam memahami materi yang diberikan. Dengan metode pembelajaran yang tepat diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar peserta didik, dengan kata lain terciptalah interaksi pembelajaran yang baik antara guru dengan peserta didik. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan peserta didik berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik jika peserta didik lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh karena itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik dan sesuai dengan materi pembelajaran. Berdasarkan kajian pendapat para ahli tentang metode pembelajaran, metode pembelajaran chemistry edutainment games merupakan modifikasi dan inovasi dari metode-metode pembelajaran yang sudah ada yakni modifikasi dari 21 metode pembelajaran kompetisi dan kooperatif. Kompetisi disini berupa games atau permainan yang dimainkan secara kelompok kooperatif dan inovasi dalam metode ini adalah digunakannya media pembelajaran berupa alat peraga. Oleh karena kompetisi dalam metode chemistry edutainment games ini tidak dimainkan secara individu tetapi antar kelompok, metode ini juga dapat melatih kerjasama serta komunikasi yang baik sesama antar anggota kelompok. Metode ini menekankan bahwa peserta didik belajar dalam suasana persaingan. Peneliti juga memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam memenangkan kompetisi dengan sesama peserta didik. Adapun media alat peraga yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini bertujuan untuk membantu memvisualisaikan konsep yang abstrak sehingga lebih mudah dipahami peserta didik. Sudarwan 2008 telah mengungkakan bahwa hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan media sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar peserta didik. Media dalam proses belajar mengajar disebut juga dengan media pendidikan. Media pendidikan merupakan seperangkat media atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik atau peserta didik Sudarwan, 2008. Daryanto 2010 menambahkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik manusia, benda, atau lingkungan sekitar yang dapat digunakan untuk menyampaikan atau menyalurkan pesan dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik pada kegiatan belajar untuk mencapai tujuan. 22 Sadiman,dkk 1984 mengemukakan bahwa media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan sehingga dapat mengatasi faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubu, atau hambatan jarak geografis, jara waktu dan lain-lain dapat dibantu dengan pemanfaatan media pendidikan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan berbantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrahan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Media pembelajaran memiliki fungsi dan peran sebagai berikut yang dipaparkan oleh Suyanti 2010 a. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu. b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu. c. Menambah gairah dan motivasi belajar peserta didik. Kemp dan Dayton dalam Arsyad 2008 juga memberikan pendapatnya tentang manfaat media pembelajaran diantaranya yaitu a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih standar b. Pembelajaran dapat lebih menarik c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 23 d. Waktu pelaksanaan pembelajarn dapat diperpendek e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. h. Peran guru berubah ke arah yang positif Dalam penelitian ini jenis media pembelajaran yang digunakan adalah alat peraga. Alat peraga yang dijelaskan oleh Arsyad 2015 merupakan media pembelajaran yang mengkonkretkan segala sesuatu yang bersifat asbtrak sehingga dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang dan dirasakan. Dengan demikian, alat peraga lebih khusus dari media dan teknologi pembelajaran karena berfungsi hanya untuk memperagakan materi pelajaran yang bersifat abstrak. Daryanto dan Rahardjo 2012 mengatakan bahwa alat peraga pengajaran merupakan alat-alat yang digunakan untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga pengajaran daripada siswa belajar ytandapa dibantu alat pengajaran. Adapaun hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih alat peraga yaitu harus sesuai dengan kematangan dan pengalaman siswa, tepat, memadan dan mudah digunakan, harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu, penggunaan alat peraga harus disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis dan evaluasi serta sesuai dengan batas kemampuan biaya. 24 Adapun dalam memilih dan membuat media pembelajaran ada hal-hal yang harus diperhatikan agar media yang dibuat benar-benar dapat membentu dalam proses belajar mengajar. Sudjana dan Rivai 1991 menyatakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran diantaranya sebagai berikut a. Ketepatan dengan tujuan pengajaran b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran c. Kemudahan memperoleh media d. Ketrampilan guru dalam mengemukakannya e. Tersedia waktu penggunaaannya f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik Berdasarkan kajian tentang media pembelajaran menurut para ahli, media yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini dibuat untuk membantu peserta didik memvisualisasikan materi yang abstrak dan juga membantu peserta didik menjawab soal. Media pembelajaran alat peraga ini dibuat semenarik mungkin agar lebih menimbulkan kesenangan peserta didik dalam belajar. Tentunya pembuatan media alat peraga ini juga memperhatikan syarat-syarat atau hal-hal yang perlu diperhatikan yang sudah dipaparkan sebelumnya. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumya chemistry edutainment games merupakan metode pembelajaran yang didalamnya menggunakan bantuan media dan memiliki unsur-unsur yang menghibur. Di dalam dunia pendidikan metode dan media pembelajaran yang menghibur dan menyenangkan disebut dengan 25 edutainment education-entertainment. Oleh karena itu metode ini dinamakan chemistry edutainment games. Sutrisno dalam Hamid 2011 mengatakan bahwa Edutainment berasal dari kata education dan entertainment. Education berarti pendidikan, sedangkan entertainment berarti hiburan. Jadi, dari segi bahasa, edutainment adalah pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Berdasarkan segi termoninologi edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa, sehingga muatan pendidikan dan hiburan bisa dikombinasikan secara harmonis untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan game, bermain peran role play dan demonstrasi. Pembelajaran juga dapat dilakukan dengan cara-cara lain, asalkan siswa dapat menjalani proses pembelajaran dengan senang. Edutainment lebih menekankan pada tataran metode, strategi, dan teknik. Strategi biasanya berkaitan dengan taktik, sedangkan taktik sendiri adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran dan kondisi tertentu, agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Namun dalam proses pendidikan taktik tidak lazim digunakan yang lazim melainkan metode atau teknik. Hamid, 2011 Tujuan dari pembelajaran edutainment adalah untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar peserta didik dengan melibatkan emosi mereka melalui media visual ataupun audio visual seperti video, komputer ataupun gambar secara menyeluruh yang berisi animasi dan warna yang hidup. Hal ini melibatkan sebuah pengajaran interaktif dan menyeluruh sesuai dengan prinsip bahwa pembelajaran harus menyenangkan. 26 Pembelajaran yang menyenangkan menciptakan suasana belajar mengajar yang membuat peserta didik senang sehingga peserta didik memusatkan perhatian secara penuh pada saat pelajaran. Tingginya perhatian peserta didik pada saat pelajaran ini tentunya dapat meningkatkan hasil belajar kimia. Dengan adanya penggunaan metode dan media pembelajaran yang inovatif serta menghibur yang dikemas dalam chemistry edutainment games ini diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Dengan harapan proses pembelajaran seperti ini mampu melahirkan proses belajar yang berkualitas dan melibatkan partisipasi dan penghayatan peserta didik secara intensif. Education Games merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat menjadi cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik. Sesuai dengan arti dalam Bahasa Indonesia, game berarti permainan, sedangkan edukasi adalah pendidikan. Education games dalam chemistry edutainment games dimaksudkan untuk memberikan pengajaranmenambah pengetahuan kepada peserta didik melalui suatu metode dan media yang unik, menarik, menantang, dan memberikan efek kesenangan yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar sehingga diharapkan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Kegiatan bermain dapat membantu peserta didik mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat dimana ia hidup. Permainan adalah setiap konteks antara pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Permainan dapat menjadi sumber belajar atau media belajar apabila permainan tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan atau 27 pembelajaran. Menurut Sadiman 2011 mengungkapkan bahwa permainan dalam pembelajaran mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain, yaitu a. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang menghibur, b. Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari peserta didik untuk belajar, c. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung, d. Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat, e. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak f. Permainan memungkinkan peserta didik untuk memecahkan masalah yang nyata. g. Membantu peserta didik meningkatkan kemampuan komunikatifnya. h. Membantu peserta didik yang sulit belajar dengan metode tradisional. i. Permainan besifat luwes, dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan.

4. Prestasi Belajar Peserta Didik

Prestasi belajar kimia merupakan hasil usaha yang diperoleh peserta didik dalam belajar kimia. Hasil belajar kimia atau prestasi belajar kimia berupa perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari proses yang dilakukan oleh peserta didik. Kata “prestasi” berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi belajar” berbeda dengan “hasil belajar”. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan 28 aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap kecerdasan peserta didik. Di samping itu prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu dilakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik Arifin, 2016 Arifin 2016 menyatakan bahwa prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Prestasi belajar siswa merupakan dampak dari hasil proses belajar siswa dalam pembelajaran. Hasil prestasi belajar sangat dipengaruhi bagaimana peserta didik belajar. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya Purwanto, 2009. Berdasarkan pernyataan Purwanto 2014 karena belajar merupakan suatu proses, tentu harus ada yang diproses masukan atau input dan hasil dari pemrosesan keluaran atau output sehingga kegiatan belajar dapat dianalisis dengan pendekatan sistem. Berdasarkan pendekatan sistem yang dijelaskan Purwanto 2014 tersebut faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu faktor luar dan dalam. Faktor dalam yaitu karakteristik peserta didik yang berbeda-beda baik fisiologis kondisi fisik, panca indera, dan sebagainya maupun piskologis minat, motivasi bakat, 29 tingkat kecerdasan,dan sebagainya. Semua itu dapat mempengarhui bagaimana proses dan hasil belajar peserta didik. Faktor luar berupa instrumental input dan environmental input. Environmental input merupakan faktor lingkungan alam dan social sedangkan instrumental input merupakan faktor yang sengaja dirancang yaitu kurikulum, bahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, dan manajemen sekolah. Instrumental ini merupakan faktor penting penentu pencapaian hasiloutput belajar yang dikehendaki. Prestasi belajar adalah salah satu sumber informasi yang terpenting dalam pengambilan keputusan pendidik, pengukurannya diperoleh dari tes prestasi belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai-nilai akademik. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Tes prestasi belajar dibedakan dari tes kemampuan lain bila dilihat dari tujuannya, yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal subjek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal di kelas, tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan-ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi Azwar, 2007.

5. Motivasi Belajar Peserta Didik

Motivasi belajar merupakan jantungnya proses belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam proses belajar, maka tugas guru yang pertama dan terpenting 30 adalah membangun motivasi terhadap apa yang akan dipelajari peserta didik. Motivasi belajar bukan saja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat tingkah laku. Peserta didik yang termotivasi dalam belajar, menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa tergantung banyak kepada guru. Sardiman 2011 mengungkapkan gagasannya tentang motivasi belajar yaitu sebagai keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Hakikat motivasi belajar berdasarkan penjelasan Uno 2008 adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indicator yang meliputi : a adanya hasrat dan keinginan berhasil b adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c adanya harapan dan cita-cita masa depan d adanya penghargaan dalam belajar e adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang sisa dapat belajar dengan baik. Motivasi belajar merupakan aspek yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Prayitna 1989 mengatakan bahwa motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan peserta didik untuk belajar tetapi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25