86
Pada pertemuan keempat, memasuki materi terkahir yaitu bentuk
molekul. Sebelum masuk ke materi bentuk molekul peneliti sebagai guru mereview sebentar materi ikatan kovalen tentang struktur lewis. Peneliti sebagai
guru kemudian menyampaikan materi bentuk molekul dibantu dengan media power point. Tidak disangka peserta didik di kelas kontrol ini mudah untuk
menerima dan memahami materi bentuk molekul ini tidak sesulit waktu menjelaskan materi ikatan kovalen. Tidak ada kesulitan yang berarti yang dialami
peserta didik, kesukaan peserta didik berbeda-beda ada yang menggunakan cara rumus dan ada yang menggunakan cara menggambar stukrur lewis untuk
menentukan bentuk molekul walaupun tetap ada soal yang peneliti wajibkan untuk mengerjakan dengan dua acara sekaligus. Pembelajaran ini pun dapat
selesai dengan baik dan tepat waktu. Walaupun seperti biasa beberapa peserta didik terutama yang laki-laki suka membuat gaduh tetapi dengan kesabaran
peneliti untuk terus mengingatkan pembelajaran dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti sebagai guru kemudian mengumumkan bahwa sekitar dua minggu lagi
akan diadakan tes prestasi dengan materi yang telah mereka pelajari yaitu letak unsur, ikatan ion, ikatan kovalen dan bentuk molekul. Waktu dan tanggal belum
pasti karena guru yang bersangkutan meminta tes prestasi dilakukan setelah guru menyelesaikan seluruh materi ikatan kimia seperti halnya di kelas eksperimen.
Selain itu juga diakhir pertemuan ini peserta didik mengisi angket kembali bedanya dengan kelas eksperimen angket ini tidak ada angket terbukanya.
Pada pertemuan terakhir , pelaksanaan tes prestasi di kelas kontrol ini
tidak sekondusif di kelas eksperimen karena memang banyak peserta didik laki-
87 laki yang suka membuat gaduh dan ribut walaupun sudah diingatkan berkali-kali.
Sepanjang berlangsungsnya tes prestasi dengan sabar peneliti mengingatkan terus dan berkeliling kelas agar tes prestasi tetap berjalan jujur bersih dan bebas
kecurangan. Selama 75 menit peserta didik telah selesai semuanya dan dikumpulkan.
2. Pengaruh Chemistry Edutainment Games terhadap Motivasi Belajar Kimia
Motivasi merupakan jantungnya proses belajar. Begitu pentingnya motivasi dalam proses belajar, maka tugas guru yang pertama dan terpenting adalah
membangun motivasi terhadap apa yang akan dipelajari peserta didik. Motivasi bukan saja menggerakkan tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat
tingkah laku. Peserta didik yang termotivasi dalam belajar, menunjukkan minat, kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa tergantung banyak
kepada guru. Motivasi belajar merupakan aspek yang penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Menurut Prayitna 1989 motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan peserta didik untuk belajar tetapi
juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas peserta didik kepada tujuan belajar. Betapapun baiknya potensi anak yang meliputi kemampuan intelektual atau bakat
peserta didik dan materi yang akan diajarkan dan lengkapnya sarana belajar, namun apabila tidak ada motivasi peserta didik dalam belajar, maka proses belajar
tidak akan berlangsung dengan optimal. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha
mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang
88 baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan
seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda
untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
Berdasarkan hal tersebut maka penting sekali untuk menciptakan proses pembelajaran yang mampu memicu mmingkatnya motivasi belajar kimia.
Menurut Hanafiah dan Suhana 2009 : 28 ada beberapa cara untuk membangkitkan motivasi belajar diantaranya sebagai berikut : 1 Peserta didik
memperoleh pemahaman yang jelas mengenai proses pembelajaran; 2 Peserta didik memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran; 3 Menyesuaikan tujuan
pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik secara link and match; 4 Memberi sentuhan lembut; 5 Memberikan hadiah; 6 Memberikan pujian dan
penghormatan; 7 Peserta didik mengetahui prestasi belajarnya; 8 Adanya iklim belajar yang kompetitif secara sehat; 9 Belajar menggunakan multi media; 10
Belajar menggunakan multi metode; 11 Guru yang kompeten dan humoris; 12 Suasana lingkungan sekolah yang sehat. Berdasarkan kajian teori tersebut untuk
menciptakan inovasi pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar kimia peserta didik maka peneliti memodifikasi metode pembelajaran yang
sudah yang kemudian dinamai Chemistry Edutainment Games. Metode
Chemistry Edutainment
Games adalah
metode yang
menggabungkan unsur education pendidikan dan entertainment hiburan. Metode chemistry edutainment games dalam hal ini dapat diartikan sebagai proses
89 pembelajaran yang menggunakan media alat peraga untuk membantu
memvisualisaikan konsep yang asbtrak yang disisipi unsur menghibur dengan kemasan media yang dibuat menarik dan inovasi penggunaan media dengan
metode permainan yang dimainkan secara kompetisi antar kelompok serta disediakan hadiah bagi pemenangnya. Metode chemistry edutainment games
dalam proses belajar dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang lebih kongkrit, memotivasi serta daya ingat peserta didik dalam belajar dan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Dalam hal ini chemistry edutainment games dapat menjadi metode pembelajaran dan permainan yang
menyenangkan bagi peserta didik sehingga menimbulkan kesenangan dalam belajar.
Permainan kompetisi antar kelompok dalam metode chemistry edutainment games menekankan bahwa peserta didik belajar dalam suasana
persaingan. Pendidik juga memakai hadiah sebagai sarana untuk memotivasi
peserta didik dalam memenangkan kompetisi antar kelompok. Secara positif,
permainan kompetisi bisa menimbulkan rasa cemas yang justru bisa memacu peserta didik untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka. Sedikit rasa cemas
mempunyai korelasi positif dengan motivasi belajar. Namun sebaliknya, rasa cemas yang berlebihan justru dapat merusak motivasi.
Kegiatan bermain dapat membantu peserta didik mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat dimana ia hidup.
Permainan secara langsung mempengaruhi seluruh area perkembangan peserta didik dengan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar tentang
90 dirinya, orang lain dan lingkungannya. Permainan memberikan peserta didik
kebebasan untuk berimajinasi menggali potensi diribakat dan untuk beraktivitas. Beberapa manfaat bermain dan belajar adalah sebagai berikut : a Menyingkirkan
keseriusan yang menghambat; bMenghilangkan sterss dalam lingkungan belajar; cMengajak orang terlibat penuh; d Meningkatkan proses belajar.
Media yang digunakan dalam metode chemistry edutainment games ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik memahami konsep yang abstrak dan
memvisualisaikan konsep abstrak tersebut. Sudarwan 2008 mengungkapkan bahwa hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan media
sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar di kelas, terutama peningkatan prestasi belajar peserta didik. Sadiman, dkk 1984 juga mengemukakan bahwa
media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar dapat menyalurkan pesan sehingga dapat mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi
belajar. Media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan berbantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrahan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Media dalam metode chemistry
edutainment games ini selain dibuat untuk memahami konsep yang abstrak tetapi