Kelas Eksperimen Pelaksanaan Pembelajaran Kimia

72 Peserta didik mengisi angket motivasi belajar kimia yang telah diberikan sebelum pembelajaran kimia dimulai. Namun pada pertemuan ini ada satu peserta didik yang tidak berangkat karena sakit sehingga peserta didik ini gugur tidak bisa menjadi sampel penelitan sehingga jumlah peserta didiki yang terhitung untuk penelitian adalah 31 peserta didik. Angket motivasi belajar ini berisi 35 pertanyaan yang diisi oleh peserta didik sesuai dengan keadaan masing-masing. Pemberian angket motivasi belajar ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya motivasi awal belajar kimia peserta didik atau motivasi belajar kimia peserta didik sebelum diberikan pembelajaran Chemistry Edutainment Games. Pada pertemuan ini peneliti sebagai guru memberikan materi tentang bagaimana menentukan letak unsur dalam tabel perioduk unsur berdasarkan konfigurasi elektron. Tidak butuh waktu lama untuk menjelaskan materi ini karena peserta didik sudah diberikan handout tentang sistem periodik unsur oleh guru kimia yang bersangkutan dan telah diberi tugas untuk membaca dirumah dan mengerjakan latihan soalnya. Peneliti sebagai guru memberikan contoh soal dan kemudian membahas beberapa tugas yang telah dikerjakan dirumah. Peneliti sebagai guru kemudian membagi seluruh peserta didik menjadi 6 kelompok sehingga setiap kelompok ada yang berjumlah 5 orang dan 6 orang. Peneliti kemudian menjelaskan bahwa dalam pembelajaran ini peserta didik akan belajar sambil bermain dengan media chemistry periodic table tersebut. Aturan permainan yang diterapkan dalam permainan ini yaitu setiap kelompok akan bersaing banyak-banyakan menempelkan unsur dalam tabel periodik unsur. Disini setiap kelompok masing-masing akan diberikan 8 kartu unsur yang tertutup atau 73 tertelungkup. Setiap kelompok harus berbaris dan nanti akan bergantian mengambil kartu unsur di atas meja yang ada di depan kelompok masing-masing, kemudian menganalisis letaknya dalam tabel periodik unsur lalu menempelkannya di tabel periodik unsur. Peserta didik yang telah selesai menempel harus menuliskan unsur yang telah ditempel pada tabel yang terdapat pada papan tulis dikolom sesuai kelompoknya. Gambar 3. Media Chemistry Periodic Table 74 Waktu yang diberikan hanya 5 menit. Selama 5 menit itu yang akan menjadi pemenang adalah yang paling banyak menempelkan unsur pada lokasi yang benar. Aturan yang berlaku masing-masing peserta didik dalam kelompok secara bergantian maju ke depan mengambil kartu unsur dan menganalisis unsurnya tanpa dibantu teman sekelompoknya. Peserta didik yang merasa tidak bisa mengerjakan harus kembali ke kelompok di belakang sendiri kemudian digantikan teman selanjutnya. Hal ini dilakukan agar masing-masing peserta didik merasakan permainanya, ikut berpikir dan tidak hanya mengandalkan peserta didik yang dianggap paling cerdas dalam kelompoknya. Peneliti sebagai guru memberikan simulasi sebelum pertandingan benar- benar dimulai. Pada simluasi ini banyak kelompok yang masih melakukan pelanggaran artinya tidak mengerjakan sendiri-sendiri tapi seluruh kelompok maju semua membantu mengerjakan kartu unsurnya serta banyak yang mencontek menggunakan tabel periodik unsur. Pada saat simulasi selesai peneliti mengumpulkan semua tabel periodik unsur yang dimiliki peserta didik agar tidak mencontek lagi dan juga mempertegas kelompok yang tidak sportif atau melangggar peraturan seperti maju membantu temannya akan didiskualifikasi artinya tidak akan menjadi pemenang walaupun mungkin akan paling banyak menempel dengan lokasi yang benar. Peneliti sebagai guru menampilkan timer supaya lebih jelas waktu yang disediakan kemudian peneliti menyiapkan semua kelompok sampai benar-benar tertib dan kondusif baru memulai pertandingan. Setelah semua kondusif peneliti menghitung mndur lalu menjalankan timer selama 5 menit. Peserta didik sangat 75 antusias sekali dan begitu menggebu-gebu untuk memenangkan pertandingan. Setalah waktu habis kemudian peneliti sebagai guru mengkoreksi hasilnya. Pemenang dalam permainan kali ini ditentukan dari kelompok yang paling banyak menempel unsur dengan lokasi yang benar. Skor dari setiap unsur yang ditempel ada 5 poin. Jadi skor maksimal yang diperoleh jika berhasil menempelkan unsur dengan lokasi yang benar adalah 40 kemudian kelompok yang menang mendapat bintang untuk ditempelkan di papan bintang Pada pertemuan kedua , materi yang diberikan adalah ikatan ion. Konsep dari materi ikatan ion adalah transfer elektron. Media yang akan digunakan dalam materi ikatan ion ini adalah chemistry ionic puzzle. Media ini membantu peserta didik memahami konsep ikatan ion transfer elektron. Seperti biasa peneliti sebagai guru menyampaikan materi ikatan ion terlebih dahulu kemudian memberikan contoh soal dan sedikit latihan soal kemudian baru masuk ke permainan. Untuk media chemistry ionic puzzle ini cara bermainnya berbeda dengan permainan kartu unsur. Chemistry ionic puzzle ini terdiri dari keeping- kepingan puzzle ion positif dan negatif yang divariasi dari muatan ion -3, -2, -1, +1, +2, dan +3 serta unsur-unsur yang terbuat dari spon ati dimana unsur-unsur tersebut di desain dengan dikelilingi lingkaran kecil sebagai tempat elektron. Sebagai elektronnya dalah paku – paku hias yang berwarna-warni. Media ini pun telah dilengkapi dengan kartu soal. Media chemistry ionic puzzle dapat dilihat dalam Gambar 4. Aturan dari permainan ini, setiap kelompok diharapkan menempati tempatnya masing-masing. Kemudian media chemistry ionic puzzle ini diletakkan 76 di meja yang sudah ditata di depan kelas. Setiap kelompok akan maju bergantian untuk mengerjakan kartu soal yang telah mereka dapatkan. Urutan maju kelompokknya dilakukan secara undian. Waktu pengerjaan kelompok akan dicatat dan 3 kelompok yang paling cepat mengerjakan akan mendapat poin tambahan. Ketika ada kelompok yang sedang maju tugas kelompok lain yang dibelakang adalah mengkoreksi pekerjaan yang sedang dikerjakan kelompok yang maju. Kelompok yang dapat giliran maju harus mengambil secara acak 3 kartu soal kemudian mengerjakannya dengan puzzle-puzzle yang telah disediakan dan menempelkan di papan tulis. Sebelumnya kelompok yang maju tersebut harus menyebutkannya terlebih dahulu kepada kelompok lain agar kelompok yang dibelakang mengerjakan juga untuk mngkoreksi pekerjaan kelompok yang maju. Kelompok yang benar mengkoreksi akan mendapat tambahan poin +5 dan yang salah mengkoreksi akan mendapat poin -2. Gambar 4. Media Chemistry Ionic Puzzle 77 Setiap soal yang dikerjakan skor maksimalnya adalah 10 sehingga skor total maksimal adalah 30 untuk hasil pengerjaan soal. Kelompok tercepat pertama kedua dan ketiga berturut-turut akan mendapat poin tambahan 20, 15, dan 10. Setelah semua kelompok maju peneliti mentotal seluruh poin yang diperoleh oleh masing-masing kelompok dari poin mengerjakan soal, hasil koreksi dan waktu pengerjaan lalu menentukan pemenangnya. Kelompok yang menang seperti biasa mendapatkan bintang untuk ditempelkan dipapan bintang. Pada pertemuan ketiga, materi yang diberikan adalah ikatan kovalen dan media yang digunakan adalah chemistry lewis’s balls. Media ini membantu peserta didik memahami konsep ikatan kovalen yang menggunakan elektron secara bersama-sama. Artinya unsur-unsur yang berikatan kovalen akan patungan memberikan elektronnya untuk digunakan bersama. Media ini juga bertujuan untuk memudahkan peserta didik untuk menggambarkan lambang lewis dan untuk menimbulkan serta kesenangan dalam mengerjakan ikatan kovalen. Media chemistry lewis’s balls selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 5. Gambar 5. Media Chemistry Lewis’s Balls 78 Media ini terdiri dari bola-bola lewis yang terbuat dari gabus. Bola – bola lewis ini nantinya berfungsi untuk menggambarkan lambang lewis suatu unsur dan dilengkapi dengan elektron-elektron yang berupa manik-manik serta kartu soal. Cara memasangkan elektronnya, kawat yang panjang untuk ditancapkan digabus dan untuk kawat yang pendek untuk dihubungkan dengan elektron unsur lain yang berikatan. Adapun media ini punya kelemahan yakni kurang kuatnya elektron yang menancap pada gabus sehingga mudah lepas. Namun kekurangan ini masih dapat diantisipasi dengan meletakkannya diatas meja setelah selesai merangkainya. Seperti biasa peneliti sebagai guru menjelaskan materi lalu memberikan contoh soal dan sedikit latihan soal baru menerapkan dengan media chemistry lewis’s balls. Aturan permainan dari Chemistry Lewis’s Balls ini yaitu peneliti menerapkan model adu cepat. Media bola-bola lewis tadi dibagi rata untuk masing-masing kelompok baik bola-bola unsur maupun elektronnya. Peneliti sebagai guru kemudian membagikan masing-masing 3 kartu soal di setiap kelompok. Peserta didik diminta untuk menggambarkan struktur lewis dengan media bola-bola lewis dan menentukan ikatan yang terjadi apakah iktan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, ikatan kovalen rangkap tiga atau ikatan kovalen koordinasi. Selain itu peserta didik juga harus menentukan apakah senyawa itu menyimpang dari aturan oktet atau tidak. Jika menyimpang dari aturan oktet harus memberikan alasannya. Kelompok yang selesai terlebih dahulu harus menancapkan bendera sesuai urutan dan kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di depan kelas sesuai urutan selesainya. 79 Setiap soal yang dikerjakan skor maksimalnya adalah 10 sehingga skor total maksimal adalah 30 untuk hasil pengerjaan soal. Kelompok yang tercepat ke 1, 2 dan 3 akan mendapat tambahan poin yakni berturut-turut 20, 15, dan 10. Perolehan keseluruhan poin masing-masing kelompok ditotal dan didapatkan juara 1, 2 dan 3. Kelompok yang menang seperti biasa mendapatkan bintang untuk ditempelkan dipapan bintang. Pada pertemuan keempat, materi yang diberikan adalah bentuk molekul. Setelah berkoordinasi dengan guru kimia yang bersangkutan karena penelitian ini menggunakan materi bentuk molekul, materi ini diajukan yang seharusnya ikatan kovalen polar dan nonpolar, ikatan logam, ikatan hidrogen dan gaya van der wals terlebih dahulu tetapi menjadi diberikan setelah bentuk molekul. Adapun untuk materi bentuk molekul ini dilaksanakan 2 kali pertemuan karena pada saat memberikan dan menjelaskan materi bentuk molekul peserta didik membutuhkan waktu yang lama untuk memahaminya sehingga ketika akan diterapkan games peserta didik belum siap. Oleh karena itu games dengan media chemistry lollipop molecule diberikan pada pertemuan kedua. Chemistry Lollipop Molecule. Media ini membantu peserta didik memahami konsep materi bentuk molekul. Materi bentuk molekul yang abstrak dan sulit dibayangkan dengan adanya media ini menjadi mudah untuk dilihat secara langsung. Media ini terdiri dari bola besar besar dan bola berukuran sedang. Bola besar akan berperan sebagai atom pusat dan diberi warna biru supaya lebih menarik. Bola yang berukuran sedang akan berperan sebagai atom yang mengililingi atom pusat dan diberi warna merah muda. Media ini dilengkapi 80 juga dengan batang dari plastik yang menggambarkan ikatan yang berwarna kuning serta dilengkapi juga dengan elektron-elektron sebagai pasangan elektron bebas dalam bentuk molekul dan kartu soal. Media chemistry lollipop molecule selengkapnya dapat dilihat dalam Gambar 6. Games untuk media chemistry lollipop molecule ini hampir mirip ketika memainkan media chemistry ionic puzzle yaitu setiap kelompok diharapkan menempati tempatnya masing-masing. Media chemistry lollipop molecule diletakkan di meja yang sudah ditata di depan kelas. Setiap kelompok akan maju bergantian untuk mengerjakan kartu soal yang telah mereka dapatkan. Urutan maju kelompokknya dilakukan secara undian. Waktu pengerjaan kelompok akan dicatat dan 3 kelompok yang paling cepat mengerjakan akan mendapat poin tambahan. Pada saat ada kelompok yang sedang maju tugas kelompok lain yang dibelakang adalah mengkoreksi pekerjaan yang sedang dikerjakan kelompok yang maju. Kelompok yang dapat giliran maju harus mengambil secara acak 3 kartu soal kemudian mengerjakannya dengan lollipop-loliop molekul sehingga terbentuk suatu bentuk molekul. Sebelumnya kelompok yang maju tersebut harus menyebutkannya terlebih dahulu soal yang mereka dapat kepada kelompok lain agar kelompok yang dibelakang mengerjakan juga untuk dikoreksi. Kelompok yang maju setelah selesai mengerjakan, kemudian mempresentasikan bentuk molekul seperti apa dari senyawa yang mereka dapatkan kemudian kelompok lain mengkoreksi sesuai hasil diskusi mereka. 81 Kelompok yang benar mengkoreksi akan mendapat poin +5 dan yang salah mengkoreksi akan mendapat poin -2. Setiap soal yang dikerjakan skor maksimalnya adalah 10 sehingga skor total maksimal adalah 30 untuk hasil pengerjaan soal. Kelompok yang tercepat ke 1, 2 dan 3 akan mendapat tambahan poin yakni berturut-turut 20, 15, dan 10. Perolehan keseluruhan poin masing- masing kelompok ditotal dan didapatkan juara 1, 2 dan 3. Kelompok yang menang seperti biasa mendapatkan bintang untuk ditempelkan dipapan bintang. Pertemuan kali ini adalah games terakhir sehingga hari ini adalah pengumunan juara umum untuk tim yang paling berprestasi selama empat kali games ini dan juga disertai pembagian hadiah. Peneliti sebagai guru kemudian mengumumkan bahwa sekitar dua minggu lagi akan diadakan tes prestasi dengan materi yang telah mereka mainkan selama empat pertemuan ini. Waktu dan tanggal belum pasti karena guru yang bersangkutan meminta tes prestasi dilakukan setelah guru menyelesaikan seluruh materi ikatan kimia. Masih tersisa waktu sekitar 10 menit di pertemuan terakhir pembelajaran ini karena untuk pertemuan selanjutnya untuk tes prestasi, peneliti meminta peserta didik untuk mengisi angket motivasi belajar kembali sebagai pengukur motivasi belajar akhir peserta didik setelah diberi pembelajaran chemistry edutainment games. Angket kali ini dilengkapi dengan angket terbuka yang berisi tentang suka tidaknya pembelajaran dengan chemistry edutainment games dan apa alasannya. Pada pertemuan terakhir , tes prestasi belajar kimia di kelas eksperimen ini berjalan dengan cukup kondusif walalupun ada satu dua peserta didik yang 82 rewel tanya kepada peneliti sebagai guru. Namun hal itu dapat diantisipasi dengan baik sehingga tes pun berjalan dengan tenang, kondusif dan jujur. Waktu pengerjaan yang diberikan maksimal 75 menit tapi satu jam telah berlalu banyak peserta didik yang telah selesai mengerjakan tes prestasi. Kemudian peneliti sebagai guru mengkondisikan peserta didik yang sudah selesai untuk mengecek kembali jawabannya. Tes prestasi ini pun selesai tepat waktu dan semua peserta didik mengumpulkan hasil pengerjaannya. Soal prestasi belajar kimia selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 3. Gambar 6. Media Chemistry Lollipop Molecule 83

b. Kelas Kontrol

Pembelajaran di kelas kontrol ini menggunakan metode konvensional untuk membandingkan metode pembelajaran di kelas eksperimen yakni metode chemistry edutainment games. Metode konvensional di kelas ini menggunakan metode ceramah dengan bantuan power point dan latihan soal. Materi yang diberikan di kelas kontrol ini juga sama dengan kelas eksperimen yaitu materi hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur, ikatan ion, ikatan kovalen dan bentuk molekul. Pada pertemuan pertama , terlebih dahulu peserta didik diberikan angket motivasi belajar awal sebelum pembelajaran untuk mengetahui besarnya motivasi belajar kimia kelas kontrol ini. Setelah selesai mengisi angket, peserta didik dikondisikan untuk segera siap menerima pembelajaran kimia materi tentang letak unsur dalam tabel periodik unsur Periode dan Golongan. Proses pembelajaran di kelas kontrol ini tidak sekondusif pembelajaran di kelas eksperimen namun beberapa peserta didik terlihat tetap antusias dan aktif dari mulainya pembelajaran sampai selesai pembelajaran. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik yang bertanya tentang materi yang sedang diajarkan maupun hal-hal di luar materi yang sedang diajarkan. Pada saat proses pembelajaran banyak juga peserta didik yang kurang fokus pada pembelajaran atau hanya fokus dalam waktu singkat sehingga peneliti harus selalu menegur karena mengganggu konsentrasi peserta didik lain yang masih fokus pada pembelajaran. Setelah penyampaian materi dengan media power point peserta didik dalam kelompok mengerjakan latihan soal yang diberikan dan masing-masing peserta didik yang sudah selesai berkesempatan 84 untuk mengerjakan jawabannya di depan kelas. Peneliti sebagai guru kemudian mengkonfirmasi kebenaran jawaban peserta didik. Selama tiga jam pelajaran materi periode dan golongan ini selesai, peserta didik pun memahami dengan baik materi ini ditunjukkan dengan tidak dibutuhkan waktu lama dalam mengerjakan soal dan ketika dikoreksi hasilnya pun benar. Di akhir pembelajaran peneliti mengajak untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini kemudian menyampaikan materi apa yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, dimana pertemuan berikutnya akan dilaksanakan setelah peserta didik selesai ulangan materi sistem periodik unsur baru akan masuk ke materi ikatan ion. Pada pertemuan kedua , setalah selisih sekitar dua minggu akhirnya masuk kembali ke kelas kontrol. Pada pertemuan ini sesuai janji sebelumnya bahwa di pertemuan kedua ini peserta didik akan belajar ikatan ion. Seperti pertemuan sebelumnya penyampaian materi di kelas kontrol ini menggunakan power point kemudian juga diberikan contoh soal baru setelah itu peserta didik akan mengerjakan sendiri latihan soal yang diberikan secara kelompok. seperti biasa peserta didik yang sudah selesai boleh maju mengerjakan di depan dan akan mendapatkan nilai tambahan. Peneliti sebagai guru kemudian akan mengkonfirmasi jawabannya. Materi ikatan ion untuk peserta didik di kelas kontrol ini tidak secepat memahami materi letak unsur periode dan golongan, pada materi ini peserta didik banyak yang kebingungan menentukan unsur mana yang harus diletakkan di depan dan dibelakang kemudian peneliti menekankan konsep logam non logam dalam menentukan rumus senyawa suatu senyawa ion. 85 Namun setelah terjadi tanya jawab antara peserta didik dan peneliti sebagai guru akhirnya materi ikatan ion pun bisa dipahami dengan baik dikelas ini, tak segan peneliti juga menyuruh peserta didik untuk bertanya lagi jika ada hal yang lain yang belum dipahami lagi. Sepuluh menit sebelum jam pelajaran usai peneliti sebagai guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini kemudian menyampaikan materi yang akan dipelajari dipertemuan selanjutnya yaitu ikatan kovalen. Pada pertemuan ketiga, sesuai dengan yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya bahwa pada pertemuan ini akan dibahas materi ikatan kovalen. Materi ikatan kovelen ini meliputi ikatan kovelen tunggal, ikatan kovelen rangkap dua, ikatan kovalen rangkap tiga, ikatan kovalen koordinasi dan penyimpangan aturan oktet, seperti biasa untuk kelas kontrol penyampian materi menggunakan power point diikuti dengan latihan soal. Pada materi ini peserta didik agak kesulitan untuk memahami materi dengan baik sehingga peneliti sebaga guru harus menenrangkan berulang-ulang. Peneliti juga berkeliling ke kelompok-kelompok untuk menanyakan letak kesulitan yang mereka alami. Rata-rata kesulitan peserta ketika menemui ikatan rangkap, ikatan kovalen korrdinasi dan penyimpangan aturan oktet. Memang perlu banyak latihan untuk bisa benar-banar mahir untuk materi ikatan kovalen ini namun akhirnya seluruh soal latihan soal yang diberikan bisa diselesaikan dengan baik. Tak lupa peneliti memberikan soal tambahan untuk dikerjakan dirumah agar lebih memahami materi ikatan kovalen karena materi ini merupakan bekal yang akan digunakan untuk materi yang akan dipelajari di materi berikutnya yaitu bentuk molekul. 86 Pada pertemuan keempat, memasuki materi terkahir yaitu bentuk molekul. Sebelum masuk ke materi bentuk molekul peneliti sebagai guru mereview sebentar materi ikatan kovalen tentang struktur lewis. Peneliti sebagai guru kemudian menyampaikan materi bentuk molekul dibantu dengan media power point. Tidak disangka peserta didik di kelas kontrol ini mudah untuk menerima dan memahami materi bentuk molekul ini tidak sesulit waktu menjelaskan materi ikatan kovalen. Tidak ada kesulitan yang berarti yang dialami peserta didik, kesukaan peserta didik berbeda-beda ada yang menggunakan cara rumus dan ada yang menggunakan cara menggambar stukrur lewis untuk menentukan bentuk molekul walaupun tetap ada soal yang peneliti wajibkan untuk mengerjakan dengan dua acara sekaligus. Pembelajaran ini pun dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Walaupun seperti biasa beberapa peserta didik terutama yang laki-laki suka membuat gaduh tetapi dengan kesabaran peneliti untuk terus mengingatkan pembelajaran dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti sebagai guru kemudian mengumumkan bahwa sekitar dua minggu lagi akan diadakan tes prestasi dengan materi yang telah mereka pelajari yaitu letak unsur, ikatan ion, ikatan kovalen dan bentuk molekul. Waktu dan tanggal belum pasti karena guru yang bersangkutan meminta tes prestasi dilakukan setelah guru menyelesaikan seluruh materi ikatan kimia seperti halnya di kelas eksperimen. Selain itu juga diakhir pertemuan ini peserta didik mengisi angket kembali bedanya dengan kelas eksperimen angket ini tidak ada angket terbukanya. Pada pertemuan terakhir , pelaksanaan tes prestasi di kelas kontrol ini tidak sekondusif di kelas eksperimen karena memang banyak peserta didik laki-

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25