Karakteristik Ketenagakerjaan GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
Tabel 47.Persentase Kepala Rumahtangga menurut Luas Lantai Tempat Tinggal per Kapita pada Rumahtangga Miskin dan Tidak Miskin Betawi vis-a-vis
Pendatang, Tahun 2004
Kepala Rumahtangga Luas lantai per kapita
= 8 m
2
9-15 m
2
= 16 m
2
Miskin Betawi
73,3 26,2
,5 Pendatang
78,2 15,1
6,8 Tidak Miskin
Betawi 23,7
32,1 44,2
Pendatang 31,4
28,8 39,8
Total 30,8
29,3 39,9
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas KOR 2004, diolah.
Dari Tabel 47 tersebut juga terlihat bahwa ternyata cukup banyak kepala rumahtangga Betawi sebagai penduduk asli DKI Jakarta yang tidak memiliki lagi
lahan tempat tinggal yang luas di kampung halamannya sendiri. Bahkan untuk luas tempat tinggal lebih besar atau sama dengan 16 meter persegi relatif luas,
persentase kepala rumahtangga miskin pada pendatang lebih besar 6,8 persen dibandingkan pada kepala rumahtangga Betawi 0,5 persen.
Tabel 48.Persentase Kepala Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum pada Rumahtangga Miskin dan Tidak Miskin Betawi vis-a-vis Pendatang,
Tahun 2004
Kepala Rumah Tangga Sumber Air Minum
Air Bersih Lainnya
Tidak Miskin Bukan Betawi
99,4 0,6
Betawi 98,9
1,1 Miskin
Bukan Betawi 99,7
0,3 Betawi
97,6 2,4
Total 99,3
,7
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas KOR 2004, diolah.
Air minum yang berasal dari air dalam kemasan, air PAM, pompa, sumur, mata air dengan penutup merupakan air yang relatif terjamin kebersihannya.
Sementara air yang bersumber dari mata air terbuka, sungai, air hujan, dan sebagainya selain sumber air bersih yang telah disebutkan relatif belum terjamin
kesehatannya. Tabel 48 menunjukkan persentase kepala rumah tangga menurut
sumber air minum pada rumah tangga miskin dan tidak miskin Betawi vis-à-vis pendatang. Terlihat bahwa hampir seratus persen rumahtangga baik miskin atau
pun tidak miskin, Betawi maupun bukan Betawi telah mempunyai akses terhadap air bersih. Persentase sedikit lebih tinggi terlihat pada tempat tinggal rumah
tangga pendatang. Tabel 49.Persentase Kepala Rumah Tangga menurut Fasilitas BAB pada Rumah
Tangga Miskin dan Tidak Miskin Betawi vis-a-vis Pendatang, Tahun 2004
Kepala Rumah Tangga Penggunaan Fasilitas BAB
Jamban Sendiri
Jamban Bersama
Jamban umumtdk
ada Tidak Miskin
Bukan Betawi 77,5
17,1 5,4
Betawi 85,0
10,7 4,3
Miskin Bukan Betawi
49,2 20,8
29,9 Betawi
57,7 27,6
14,8 Total
78,4 15,9
5,7
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas KOR 2004, diolah.
Tabel 49 menunjukkan persentase kepala rumah tangga menurut fasilitas buang air besar pada rumah tangga miskin dan tidak miskin Betawi vis-à-vis
pendatang. Terlihat bahwa sekitar 94,3 persen rumah tangga di DKI Jakarta telah memiliki akses terhadap fasilitas buang air besar dengan penggunaan jambannya
sendiri atau dengan penggunaan jambannya bersama. Masih terdapat 5,7 persen rumah tangga di Jakarta yang tidak memiliki jamban sendiri. Keadaan seperti ini
ditemui pada rumah tangga Betawi sebesar 14,8 persen dan bukan Betawi sebesar 29,9 persen.
Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai tempat untuk berlindung. Meskipun merupakan kebutuhan pokok, aset tempat
tinggal nilai rupiah untuk memilikinya tergolong besar, terlebih di kota metropolitan seperti di Jakarta. Tabel 50 menunjukkan persentase kepala rumah
tangga menurut penguasaan bangunan tempat tinggal. Terlihat pada tabel bahwa kepala rumah tangga Betawi yang memiliki tempat tinggal sendiri persentasenya
lebih tinggi dibandingkan pendatang. Keadaan seperti ini terlihat baik pada kepala rumah tangga Betawi yang miskin maupun yang tidak miskin. Hal ini tak
mengherankan mengingat Betawi lah yang pada masa lampau yang memiliki banyak lahan di Jakarta. Persentase kepemilikan sendiri yang lebih rendah terlihat
pada rumah tangga Betawi miskin, mengindikasikan terjadi penjualan tanah warisan yang lebih besar pada Betawi miskin dibandingkan Betawi yang tidak
miskin. Tabel 50.Persentase Kepala Rumah Tangga menurut Penguasaan Bangunan
Tempat Tinggal pada Rumah Tangga Miskin dan Tidak Miskin Betawi vis-a-vis Pendatang, Tahun 2004
Kepala Rumah Tangga Penguasaan bangunan tempat tinggal
Sendiri Kontraksewa
Lainnya Tidak Miskin
Bukan Betawi 51,3
36,5 12,2
Betawi 71,1
14,2 14,8
Miskin Bukan Betawi
43,5 40,4
16,1 Betawi
62,9 19,7
17,4 Total
55,3 31,9
12,8
Sumber: Badan Pusat Statistik, Susenas KOR 2004, diolah.