Saran KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Keempat Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1993. Shahab, Alwi, Robinhood dari Betawi Jakarta: PT Republika, 2002 Shahab, Yasmine Zaki, Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi Depok: Laboratorium Antropologi, Fisip UI, 2004. Tjiptoherijanto, Prijono, “Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Peker ja dalam Peningkatan Kesejahteraan”, Majalah Pembangunan, Edisi 23 Tahun 2001 Jakarta: Bappenas, 2001. Wikipedia Ensiklopedi Bebas, http:id.wikipedia.orgwikiKota_Administrasi_ Jakarta_Selatan, diakses pada 21 Juli 2011. Wikipedia Ensiklopedi Bebas, http:id.wikipedia.orgwikiKota_Administrasi_ Jakarta_Utara, diakses pada 21 Juli 2011. Wirartha, I Made, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi Yogyakarta: Penerbit Andi, 2006. World Bank, Poverty Reduction Handbook Washington: The World Bank, 1993. World Bank Institute, Introduction to Poverty Analysis, diterjemahkan oleh Ali Said Jakarta: The World Bank dan Badan Pusat Statistik, 2001. World Bank Regional and Sectoral Studies, Indigenous People and Poverty in Latin America: Empirical Analysis, diedit oleh George Psacharopoulos dan Harry Anthony Patrinos Washington: The World Bank, 1994. LAMPIRAN Lampiran 1: Hasil pengolahan regersi logistik Logistic Regression Case Processing Summary 7099 100.0 .0 7099 100.0 .0 7099 100.0 Unweighted Cases a Included in Analy sis Missing Cases Total Selected Cases Unselected Cases Total N Percent If weight is in ef f ect, see classif ication table f or the total number of cases. a. Dependent Vari able Encoding 1 Original Value Tidak Miskin Miskin Internal Value Categorical Variables Codings 884 1.000 .000 .000 .000 1676 .000 1.000 .000 .000 3143 .000 .000 1.000 .000 260 .000 .000 .000 1.000 1136 .000 .000 .000 .000 5633 .000 .000 1434 1.000 .000 32 .000 1.000 Berusaha dibantu buruh tetaptdk tetap Berusaha sendiri Buruhpegawaikary awan Pekerja bebas di pertaniannon pertaniantdk dibay artdk ker Tidak bekerja Berwirausaha tidak sakit sakit tidak kronis sakit kronis Sakit kronis Frequency 1 2 3 4 Parameter coding Block 0: Beginning Block Classification Table

a,b

2104159 100.0 47581 .0 97.8 Observ ed Tidak Miskin Miskin poor3 Ov erall Percentage St ep 0 Tidak Miskin Miskin poor3 Percentage Correct Predicted Constant is included in the model. a. The cut v alue is .500 b. Variables in the Equation -3.789 .005 668076.3 1 .000 .023 Constant St ep 0 B S. E. Wald df Sig. ExpB Variabl es not in the Equation 22208.172 1 .000 11054.323 4 .000 1031.974 1 .000 4745.285 1 .000 4524.746 1 .000 3858.493 1 .000 1083.927 1 .000 4.222 1 .040 53.677 1 .000 114.084 2 .000 68.966 1 .000 48.430 1 .000 1870.323 1 .000 54636.939 1 .000 21.364 1 .000 684.134 1 .000 83152.414 14 .000 x1_educ x2_statush x2_statush1 x2_statush2 x2_statush3 x2_statush4 x3_prodv x4_umur x5_jk x6_sehat x6_sehat1 x6_sehat2 X7_jamsh x8_jart x9_kredi x10_suku Variables Ov erall Stat istics St ep Score df Sig. Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients 73726.895 14 .000 73726.895 14 .000 73726.895 14 .000 St ep Block Model St ep 1 Chi-square df Sig. Model Summary 383094.46 a .034 .176 St ep 1 -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square Estimation terminat ed at iteration number 8 because parameter est imat es changed by less than .001. a. Hosmer and Lemeshow Test 2068.632 8 .000 Step 1 Chi-square df Sig. Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test 216338 215970.3 367.734 216338 192435 192705.7 867 596.280 193302 215436 214501.2 934.773 215436 210190 209678.3 751 1262.676 210941 225893 225214.6 1200 1878.374 227093 211671 211990.3 2758 2438.734 214429 211864 211693.2 3256 3426.799 215120 210517 210924.7 5400 4992.283 215917 208122 208665.8 8649 8105.208 216771 201693 202814.9 24700 23578.138 226393 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 St ep 1 Observ ed Expected poor3 = Tidak Miskin Observ ed Expected poor3 = Miskin Total Classification Table a 2103980 179 100.0 47412 169 .4 97.8 Observ ed Tidak Miskin Miskin poor3 Ov erall Percentage St ep 1 Tidak Miskin Miskin poor3 Percentage Correct Predicted The cut v alue is .500 a. Variables in the Equation 1.451 .012 13515.951 1 .000 4.268 5181.940 4 .000 -.625 .026 562.366 1 .000 .535 .480 .021 519.019 1 .000 1.616 .141 .022 40.489 1 .000 1.152 1.026 .027 1495.945 1 .000 2.790 .231 .017 181.593 1 .000 1.260 -.468 .020 550.153 1 .000 .626 .066 .016 16.240 1 .000 1.068 654.389 2 .000 -.309 .013 560.254 1 .000 .734 .540 .063 73.646 1 .000 1.716 .086 .012 49.470 1 .000 1.090 .511 .002 45246.542 1 .000 1.667 .403 .041 94.422 1 .000 1.496 -.317 .011 769.906 1 .000 .728 -7.750 .051 22684.054 1 .000 .000 x1_educ x2_statush x2_statush1 x2_statush2 x2_statush3 x2_statush4 x3_prodv x4_umur x5_jk x6_sehat x6_sehat1 x6_sehat2 X7_jamsh x8_jart x9_kredi x10_suku Constant St ep 1 a B S. E. Wald df Sig. ExpB Variables entered on step 1: x1_educ, x2_statush, x3_prodv , x4_umur, x5_jk, x6_sehat, X7_ jamsh, x8_jart, x9_kredi, x10_suku. a. Lampiran 2: Contoh Hasil Studi Mendalam Kota Administrasi : Jakarta Utara Kecamatan : Cilincing Kelurahan : Marunda No. Responden : 16 Nama : Hll – Betawi ____________________________________________________________________ Hll 40 tahun hanya bersekolah hingga bangku kelas tiga SD. Suaminya 55 tahun, bernama Saidi, tidak pernah mengenyam pendidikan. Saidi bekerja sebagai kuli empang dengan penghasilan saat itu sekitar Rp 250.000,00 per bulan. Hll memiliki lima orang anak yang kelimanya belum menikah. Anak pertamanya seorang laki-laki yang bernama Sapiih. Ia bersekolah hingga kelas tiga SD. Saat ini pemuda berusia 25 tahun tersebut tidak memiliki pekerjaan. Anak keduanya seorang perempuan, 22 tahun, hanya bersekolah hingga kelas empat SD, namun saat ini ia bekerja sebagai buruh jahit. Anak ketiganya, Rudi 18 tahun, hanya bersekolah hingga kelas dua SD. Saat ini ia tidak bekerja. Dua anaknya yang terakhir masih bersekolah. Mereka adalah Santi 14 tahun yang saat itu kelas dua SMP dan Yani 11 tahun yang duduk di kelas 3 SD. Hll mengatakan “susah terus hidup ibu, tapi ibu mah pasrah aja, ditabah- tabahin dah. Pengen anak pinter tapi ga cukup uangnya. Ketiga anak tertua ibu cuma bisa SD, itu juga putus sekolah ga ampe tamat. Moga-moga anak ibu yang keempat ama yang kelima bisa lebih tinggian sekolahnya”. anak ibu nampaknya memilih untuk tabah menjalani kesulitan dalam hidupnya. Hll tidak berencana apa pun dalam menjalani hidupnya. Bila menabung alasannya pun sangat sederhana. “Kalo soal nabung mah ibu ga punya rencana apa-apa, buat makan hari esok aja ,” kata ibu yang lahir di Marunda ini. Mengenai kemungkinan untuk memanfaatkan sumberdaya alam pun, Hll nampaknya tidak berminat. Ibu yang sederhana ini tinggal di rumah seluas 50 m 2 , yang sudah sejak dulu ia tempati. Seperti responden lainnya, Hll tidak memiliki tokoh panutan. Pada sisi lain, ia mengganggap penting untuk membina hubungan baik dengan tetangga. “Penting buat tolong menolong ,” katanya meski hal itu bukan berarti ia menggantungkan hidupnya kepada tetangga. Hll menyetujui pendapat yang mengatakan “banyak anak banyak rezeki”. Hll merasa keteratasan ketrampilan yang dimilikinya lah yang membuat dirinya tidak bisa berpartisipasi bekerja. Oleh sebab itu ia menaruh harapan pendidikan yang lebih baik untuk kedua anaknya yang terakhir. Bantuan yang diharapkannya adalah uang untuk biaya sekolah. Kota Administrasi : Jakarta Utara Kecamatan : Cilincing Kelurahan : Marunda No. Responden : 17 Nama : Myn – Betawi ____________________________________________________________________ Myn, 45 tahun, ibu dari lima orang anak sehari-hari kegiatannya mengurus rumah tangga tidak bekerja. Dua diantara anaknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah. Suami Myn bekerja sebagai tukang ojek. Seperti dirinya beserta suami yang hanya mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar, keempat anaknya pun hanya berhasil menamatkan pendidikan dasarnya. Sementara, anak bungsunya saat itu masih bersekolah di kelas empat SD. Myn merasa kehidupannya penuh kesulitan. “Sudah nasib,” katanya. Ia menjalani saja kehidupannya tanpa memikirkan rencana di masa depan. Dalam menjalani kehidupannya, Myn hanya berusaha untuk selalu berhemat. “Agar bisa makan,” katanya beralasan. Myn yang lahir dan tinggal sejak dulu di wilayah Marunda ini sebenarnya menginginkan anak- anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Namun ia mengaku tidak punya uang untuk mewujudkannya. Myn memandang alam bukan sebagai sumber daya yang perlu dilestarikan maupun dimanfaatkan. Ia memilih untuk pasrah saja terhadap alam. Mengenai tempat tinggal, ia beserta keluarga tinggal di atas lahan seluas 50 m 2 , lahan yang merupakan warisan dari ibunya “punya tanah dikit warisan emak 50 m 2 ”. Tak seorang pun yang menjadi tokoh panutan Myn. Di sisi lain, Myn merasa penting untuk membina hubungan baik dengan k eluarga. “Tempat meminta tolong bila sewaktu- waktu mendapat kesulitan,” katanya. Namun hal ini bukan berarti dirinya menggantungkan kehidupannya kepada orang lain. Mengenai pendapat yang mengatakan „banyak anak banyak rezeki‟, Myn mengaku tidak sependapat. Menurut Myn sulitnya kehidupan disebabkan oleh sulitnya mencari uang. Untuk memperbaiki kehidupannya ia berharap mendapat bantuan berupa uang untuk membeli kebutuhan hidup. Kota Administrasi : Jakarta Utara Kecamatan : Cilincing Kelurahan : Marunda No. Responden : 18 Nama : Mnr – Betawi ____________________________________________________________________ Mnr, 48 tahun, merupakan istri dari Sidik, 57 tahun. Mereka warga Betawi asli. Tidak seperti responden lainnya yang paling tidak pernah mengenyam pendidikan, Mnr dan Sidik tidak pernah bersekolah. Namun ketiga anaknya, Muniroh 25 tahun, Salma 23 tahun, dan Wari 20 tahun, dapat bersekolah meski hanya sampai dengan tingkat sekolah dasar. Sidik bekerja sebagai kuli empang. Mnr beserta ketiga anaknya dua diantaranya telah menikah, tidak bekerja. Dalam menjalani kehidupannya, Mnr dan keluarga memilih untuk berpikir sangat sederhana. Mereka merasa hidup yang mereka jalani begitu penuh kesulitan, namun di sisi lain Mnr mengatakan cita-citanya yang penting besok bisa makan kenyang. Dengan lugunya ia mengemukakan bahwa yang membuat dirinya beserta keluarga bisa hidup lebih baik bila “banyak mendapat suruhan kuli empang”. Hakekat bekerja bagi Mnr adalah untuk mendapatkan rezeki. Dulu Mnr berjualan ikan, namun sayang sekarang sudah tidak berjualan karena tidak ada modal. Selain itu, keadaan Mnr saat ini tidak memungkinkan untuk bekerja karena sakit. Pandangan Mnr mengenai hakekat waktu, ia hanya memikirkan bagaimana kehidupan yang ia jal ani saat ini. “Berhemat itu penting biar besok bisa makan,” ungkap ibu yang lahir di Kalibaru Jakarta yang pindah ke Marunda karena mengikuti suaminya itu. Rencana untuk pendidikan anak pun bukan suatu hal yang menjadi rencana bagi Mnr. Hakekat pemanfaatan sumber daya alam, Mnrh mengaku untuk pasrah saja, tidak berusaha memanfaatkan dan tidak berupaya untuk melestarikan. Ia dan keluarga tinggal di lahan seluas 50 m 2 , merupakan tanah warisan yang diberikan oleh mertua. Melihat bagaimana Mnr menjalani kehidupannya, tak mengherankan bila tak seorang pun yang menjadi figurtokoh panutan. Mnr hanya berprinsip yang penting ia selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan tetangga. Tetangga merupakan tempat untuk meminta pertolongan saat dalam kesulitan, meski ini bukan berarti ia menggantungkan hidupnya dengan tetangga. Di sisi lain, Mnr termasuk pribadi yang menyetujui pandangan yang mengatakan „banyak anak banyak rezeki‟. “Berharap mendapat pertolongan di masa tua ,” katanya. Mnr memahami bahwa kesulitan hidupnya disebabkan pendapatan rumah tangga yang tidak memadahi, sementara harga barang-barang terus saja melambung tinggi. Ia tak mengerti bagaimana ia bisa keluar dari lingkaran kemiskinan yang dialaminya. Dengan pemikiran yang sangat sederhana ia hanya berharap bantuan berupa uang dari pemerintah untuk membeli kebutuhan sehari- hari “kepengennya dapet bantuan uang buat beli kebutuhan sehari- hari”. Kota Administrasi : Jakarta Selatan Kecamatan : Tebet