terhadap variabel tak bebas. H
1
: minimal ada satu
j
0 ada pengaruh paling sedikit satu variabel bebas terhadap variabel tak bebas.
Untuk j = 1,2, ..., k Statistik uji yang digunakan adalah ,
dengan a L = Maksimum Likelihood dari model reduksi reduce model atau
model yang terdiri dari konstanta saja; b L
k
= Maksimum Likelihood dari model penuh full model atau dengan semua variabel bebas. Statistik G
2
ini
2 -p
atau p-value
, yang berarti variabel bebas X secara bersama-sama mempengaruhi variabel tak bebas Y.
b. Uji Parameter Model
Pengujian keberartian parameter koefisien secara partial dapat dilakukan
melalui Uji Wald dengan hipotesisnya sebagai berikut: H
:
j
= 0 variabel bebas ke-j tidak mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel tidak bebas; H
1
:
j
0 variabel bebas ke-j mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap variabel tidak bebas; Untuk j = 1, 2, ..., p, dengan statistik uji sebagai berikut:
Hipotesis akan ditolak jika W
2 -1
atau p-value yang berarti
variabel bebas X
j
secara partial mempengaruhi variabel tidak bebas Y.
c. Odds Ratio
Odds ratio merupakan ukuran risiko atau kecenderungan untuk mengalami kejadian tertentu antara satu kategori dengan kategori lainnya, didefinisikan
sebagai ratio dari odds untuk x
j
= 1 terhadap x
j
= 0. Odds ratio ini menyatakan risiko atau kecenderungan pengaruh observasi dengan x
j
= 0. Untuk variabel bebas yang berskala kontinyu maka interpretasi dari koefisien
j
pada model
k
L L
G
2
ln 2
regresi logistik adalah setiap kenaikan c unit pada variabel bebas akan menyebabkan resiko terjadinya Y=1, adalah exp c x
j
kali lebih besar. Odds ratio dilambangkan dengan
, didefinisikan sebagai perbanding dua nilai odds x
j
= 1 dan x
j
= 0, sehingga:
.
3.4.3. Metode Pendekatan Budaya Kluckhon
Menurut C. Kluckhon tiap sistem nilai budaya dalam tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia. Atas dasar itu Kluckhon
membuat suatu kerangka teori yang membuat 5 lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan bagi kerangka variasi sistem budaya,
secara ringkas kerangka tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Pendekatan kerangka pemikiran ini diperoleh melalui metode wawancara mendalam. Analisis
dilengkapi dengan uji dua sampel independen Mann-Whitney Uji U untuk melihat tingkat perbedaan hasil pada Betawi dengan hasil pada pendatang.
Tabel 3. Kerangka Kluckhohn Mengenai Lima Masalah Dasar Hidup yang Menentukan Nilai Orientasi Budaya Manusia
Masalah dasar dalam hidup
Orientasi Nilai-budaya
Hakikat hidup Hidup itu buruk
Hidup itu baik Hidup itu buruk,
tetapi manusia wajib berikhtiar supaya
hidup itu menjadi baik
Hakikat karya Karya itu untuk
nafkah hidup Karya itu untuk
kedudukan, kehormatan, dan
sebagainya Karya itu untuk
menambah karya
Persepsi manusia tentang waktu
Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa kini
Orientasi ke masa depan
Pandangan manusia terhadap
alam Manusia tunduk
kepada alam yang dahsyat
Manusia berusaha menjaga keselarasan
dengan alam Manusia berhasrat
menguasai alam Hakikat hubungan
antara manusia dengan sesamanya
Orientasi kolateral horisontal, rasa
ketergantungan pada sesamanya berjiwa
gotong-royong Orientasi vertikal,
rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh
atasan dan berpangkat
Individualisme menilai tinggi usaha
atas kekuatan sendiri
3.4.4 Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sampling bertahap multistage sampling. Tahap petama, dipilih salah
satu kantong kemiskinan dengan cara purposive sampling berdasarkan informasi yang ada dan pertimbangan rasional. Dalam hal ini dipilih kantong kemiskinan di
Kelurahan Marunda – Kecamatan Penjaringan, dengan jumlah rumahtangga
sampel Betawi sebanyak 10 rumahtangga dan sampel pendatang sebanyak 10 rumahtangga. Demikian hal nya pada kedua lokasi lainnya, Kelurahan
Kebagusan-Kecamatan Pasar Minggu dan Kelurahan Menteng Dalam - Kecamatan Tebet, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 60
rumahtangga. Tahap kedua, memilih rumahtangga sampel secara acak random sampling pada Kelurahan ini berdasarkan daftar penerima Bantuan Langsung
Tunai BLT pada RTRW dengan jumlah penerima BLT yang terbesar atau relatif besar. Penentuan penduduk Betawi dan penduduk pendatang berdasarkan
informasi dari RTRW maupun informan setempat, diutamakan pada kondisi rumah tangga sasaran miskin dan rumah tangga sasaran sangat miskin.
Untuk mendapatkan orientasi nilai-budaya, selain keterangan yang diperoleh melalui wawancara mendalam indept interview dari responden yang memenuhi
syarat eligible respondent pada rumahtangga sampel, juga dilakukan pada informan yang memenuhi kriteria.