6 tahun 2008 Januari-Oktober volume ekspor mengalami peningkatan sebesar
112,18 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor menunjukkan bahwa industri yoghurt nasional mulai berkembang.
Tabel 6.
Volume Ekspor Yoghurt Nasional Tahun 2004-2008 Tahun
Berat Kg Nilai US
2004 704.763
878.43 2005
336.982 743.494
2006 146.341
213.335 2007
126.046 284.045
2007 Jan-Okt 110.687
254.974 2008 Jan-Okt
234.861 660.077
Sumber: Departemen Perindustrian 2009
Berdasarkan perbandingan data impor dan ekspor yoghurt di atas, dapat dilihat bahwa nilai impor yoghurt nasional lebih tinggi daripada nilai ekspornya.
Volume impor yoghurt tahun 2008 Januari-Oktober sebanyak 734.985 kg, sedangkan volume ekspor yoghurt tahun 2008 Januari-Oktober adalah sebanyak
234.861 kg. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan yoghurt nasional lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dalam negeri.
Tingginya kebutuhan yoghurt nasional memberikan peluang pasar yang besar. Beberapa produsen susu telah memanfaatkan peluang tersebut termasuk
salah satunya adalah Unit Peternakan Darul Fallah Dafarm. Dafarm yang berada dibawah Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah merupakan salah satu usaha
kecil yang memproduksi produk olahan susu berupa yoghurt. Peluang pasar yang cukup besar namun diiringi dengan berbagai kendala baik internal maupun
eksternal menyebabkan Dafarm harus memiliki strategi yang tepat sehingga dapat berkembang dan mampu bertahan di dunia usaha.
1.2. Perumusan Masalah
Unit peternakan Darul Fallah melakukan usaha peternakan sapi perah sejak tahun 1963. Usaha tersebut dilatar belakangi oleh kebutuhan dana untuk
proses kegiatan pendidikan pada Yayasan Pesantren Pertanian Darul Fallah.
7 Namun pengelolaan sapi perah secara intensif baru dilakukan pada tahun 1990.
Pada awal tahun 2007, Unit Peternakan Darul Fallah Dafarm membentuk usaha pengolahan susu. Usaha ini dilakukan salah satunya sebagai upaya untuk
meningkatkan nilai tambah produk. Dafarm memasarkan yoghurt melalui para distributor ke beberapa daerah
yakni Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Permintaan produk dari para distributor saat ini belum dipenuhi seluruhnya oleh Dafarm. Hal ini dikarenakan
volume produksi Dafarm masih rendah. Dafarm memiliki 10 tenaga distribusi aktif yang terdiri dari satu tenaga
distributor utama dan empat distributor kecil. Satu distributor utama tersebut membawahi lima distributor. Permintaan yoghurt rata-rata dari masing-masing
distributor tersebut adalah 2.500 stik per minggu dan permintaan dari keempat distributor kecil rata-rata 500 stik per minggu. Berdasarkan keterangan tersebut
maka permintaan yoghurt Dafarm adalah sebanyak 17.000 stik per minggu atau 68.000 stik per bulan. Sedangkan saat ini Dafarm hanya memenuhi permintaan
sebanyak yoghurt yang diproduksinya Tabel 7.
Tabel 7.
Perkembangan Volume penjualan Yoghurt Dafarm Tahun 2009
Bulan Jumlah Penjualan Stik
Jumlah penjualan Liter Januari 2009
25.360 887,60
Februari 2009 31.060
1.141,70 Maret 2009
46.050 1.650,25
April 2009 10.712
374,92 Mei 2009
22.920 802,20
Sumber: Dafarm, 2009 diolah
Berdasarkan Tabel 7 di atas, penjualan rata-rata lima bulan pertama pada tahun 2009 adalah sebanyak 27.220 stik. Angka tersebut menunjukkan permintaan
yang saat ini telah dipenuhi oleh Dafarm. Di sisi lain, permintaan produk per bulannya mencapai 68.000 stik. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap antara
permintaan dengan pemenuhan permintaan oleh Dafarm. Pada awal tahun 2009 penjualan yoghurt Dafarm terus mengalami
peningkatan. Namun pada bulan April 2009 terjadi penurunan tajam akibat
8 pergantian kepemimpinan Dafarm yang menyebabkan terhambatnya kegiatan
produksi. Sebagian besar permintaan pada bulan tersebut tidak dipenuhi oleh Dafarm. Belum stabilnya kondisi manajemen memberikan pengaruh pada
penjualan bulan Mei berikutnya sehingga belum mampu meningkatkan penjualan seperti pada awal tahun 2009.
Lemahnya aspek
manajemen Dafarm
terutama pada
fungsi pengorganisasian merupakan salah satu kendala bagi Dafarm. Keterbatasan
sumberdaya manusia pengelola menyebabkan Dafarm mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak tiga kali sejak awal dibangunnya usaha. Kondisi ini
memberi pengaruh besar terhadap kebijakan dan manajemen usaha yang dilakukan. Selain itu kondisi tersebut menyebabkan terjadinya tumpang tindih
pekerjaan yang berdampak terhadap kelangsungan usaha. Pada dasarnya Dafarm memiliki potensi besar untuk terus
mengembangkan usaha. Namun hal tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan. Kapasitas produksi terpasang berdasarkan akta TDI Tanda Daftar Indusri yang
dimiliki oleh Dafarm adalah sebesar 20.000 liter per tahun atau sekitar 1700 liter per bulan. Sedangkan kapasitas terpakai saat ini berada dibawah kapasitas
terpasang tersebut yakni baru mencapai 952,71 liter per bulan. Selain potensi kapasitas terpasang yang cukup besar, Dafarm memiliki
akses bahan baku yang mudah karena memiliki peternakan sapi perah sendiri dan memiliki hubungan baik dengan peternak mitra. Kemudahan akses susu dari
peternak mitra sangat penting karena kebutuhan susu untuk pengolahan yoghurt seringkali tidak cukup dipenuhi dari susu hasil produksi sendiri.
Potensi lainnya yang dimiliki oleh Dafarm adalah Dafarm memiliki mesin pengolahan yang memadai untuk melakukan proses produksi yang lebih efisien
dan dalam kapasitas yang besar. Mesin tersebut adalah satu unit mesin pasteurisasi dan satu unit mesin inkubator untuk perbanyakan starter bakteri.
Dafarm belum memanfaatkan mesin tersebut sepenuhnya. Volume produksi saat ini dinilai tidak efisien untuk penggunaan kedua mesin tersebut, sehingga saat ini
proses pemanasan susu dilakukan menggunakan kompor gas. Kurangnya pemanfaatan potensi yang dimiliki saat ini dikarenakan
Dafarm masih menghadapi kendala baik dari sisi internal maupun eksternal. Pada
9 lingkungan eksternal, peluang pasar yang besar menyebabkan banyaknya
perusahaan baik skala menengah, kecil, maupun usaha skala rumah tangga yang memproduksi yoghurt. Kondisi tersebut berpotensi untuk menciptakan persaingan
usaha yang cukup tinggi. Berdasarkan Tabel 8, Dafarm menghadapi lima pesaing. Selain itu masih terdapat pula beberapa produsen yoghurt pada skala home
industry yang tidak tercatat pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan karena
tidak memiliki TDI Tanda Daftar Industri.
Tabel 8.
Daftar Produsen Yoghurt di Kota dan Kabupaten Bogor Tahun 2009
No. Nama Perusahaan
Alamat Usaha Kapasitas Produksi
Terpasang per Tahun liter 1.
PT Fajar Ahad Mandiri Desa Banjarwangi,
Kec. Ciawi 20.000
2. Riri Yoghurt
Desa Pasir Buncir, Kec. Caringin
9.000 3.
Murita Yoghurt Desa Pasir Buncir,
Kec. Caringin 8.000
4. PP Darul Fallah Dafarm
Desa Benteng, Kec. Ciampea
20.000 5.
PT Bambino Boga Persada
Jalan Pajajaran, Bogor Timur
6.000 6.
PT Trias Sukses Dinamika
Jalan Raya Tajur 31.500
Sumber: Dinas Perindustrian Kota dan Kabupaten Bogor 2009
Potensi dan peluang eksternal yang dimiliki merupakan modal untuk dapat mengembangkan usaha. Di sisi lain berbagai kendala dalam lingkungan internal
dan eksternal Dafarm memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan usaha. Oleh karenanya Dafarm membutuhkan strategi yang tepat agar mampu bersaing
dengan kompetitor lainnya dan mampu mengembangkan usahanya. Berdasarkan pemaparan di atas, perumusan masalah pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.
Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi pengembangan usaha yoghurt di Dafarm?
2. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha yoghurt
di Dafarm ? 3.
Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pengembangan usaha yoghurt di Dafarm?
10 4.
Bagaimana rancangan strategi pengembangan usaha Dafarm?
1.3. Tujuan Penelitian