VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA 6.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh Dafarm. Aspek lingkungan internal yang akan dikaji meliputi manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, serta
sumber daya manusia.
6.1.1. Manajemen
Pada analisis lingkungan internal dikaji lima aspek manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan staf, pemberian motivasi dan
pengendalian. a.
Perencanaan Dafarm memiliki visi dan misi usaha. Hal ini menunjukkan bahwa Dafarm
memiliki perencanaan jangka panjang sebagai bagian dari cita-cita dan tujuan usaha di masa yang akan datang. Namun demikian hal tersebut belum banyak
diupayakan melalui realisasi perencanaan jangka pendek. Secara umum, Dafarm belum melakukan fungsi perencanaan seperti yang seharusnya. Hal ini terlihat dari
belum adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka menengah.
b. Pengorganisasian
Unit peternakan yang sekaligus membawahi pengolahan susu, sejak awal berdirinya pada tahun 2007 mengalami tiga kali pergantian kewenangan
manajemen. Pada tahun 2009, kepemimpinan baru terhitung dimulai sejak bulan April. Perbedaan kewenangan manajemen mengakibatkan perbedaan kebijakan
dan tata pengelolaan. Pergantian tersebut menyebabkan belum mantapnya kondisi manajemen internal unit pengolahan susu Dafarm terutama dalam hal koordinasi.
Pada dasarnya Dafarm belum memiliki pengelola kompeten yang benar-benar fokus menangani usaha. Hal ini menyebabkan fungsi pengorganisasian Dafarm
belum berjalan dengan baik. Pembagian kerja pada unit peternakan masih tumpang tindih. Meskipun sudah menetapkan pembagian pekerjaan job
description masing-masing pekerja, namun rangkap tugas dan jabatan masih
67 terjadi. Manajer unit peternakan memimpin beberapa unit usaha. Demikian pula
dengan supervisor yang memiliki tugas rangkap yakni selain mengelola seluruh unit peternakan baik divisi budidaya maupun pengolahan, pencatatan dan
administrasi juga menjadi tanggung jawab supervisor. Pembagian tugas pada tataran teknis sudah cukup baik. Tugas karyawan bagian
teknis produksi adalah menangani pembuatan yoghurt. Mulai dari penyiapan bahan baku hingga yoghurt siap untuk dikemas. Bagian distribusi bertugas untuk
mengirimkan yoghurt kepada para pelanggan. Sedangkan pekerja borongan hanya bertugas mengemas produk yakni memasukan larutan yoghurt ke dalam plastik
dan kemudiannya mengikatnya secara manual. c.
Pengelolaan Staf Pengelolaan staf pada Dafarm sudah cukup baik. Lingkungan usaha yang kondusif
di lingkungan pesantren dan tenaga kerja yang umumnya berasal dari lingkungan dan almamater yang sama menyebabkan hubungan kerja dan komunikasi terjalin
dengan baik. Permasalahan yang muncul diselesaikan secara kekeluargaan. Pendisiplinan karyawan dilakukan dengan penetapan jadwal masuk kerja dan
jumlah hari kerja. Karyawan tetap bekerja selama enam hari kerja dan libur pada hari Minggu, sedangkan pekerja borongan bekerja sesuai dengan banyaknya
volume yoghurt yang diproduksi. Apabila pesanan tidak banyak, maka produksi akan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga pekerja borongan tidak seluruhnya
bekerja. Jam kerja unit pengolahan susu dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai
dengan pukul 17.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam yaitu pukul 12.00 hingga pukul 13.00 WIB. Jam kerja tersebut berlaku bagi pekerja tetap
sedangkan untuk pekerja borongan, lama bekerja tergantung kepada banyaknya yoghurt yang dikemas. Rata-rata jam kerja pekerja borongan untuk 100 liter
yoghurt adalah kurang lebih setengah hari, yakni dari pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB.
d. Pemberian Motivasi
Upaya motivasi yang dilakukan oleh Dafarm kepada para karyawan adalah dengan pemberian insentif di sampingmemberikan gaji pokok setiap bulannya.
Karyawan tetap unit peternakan baik pada divisi pengolahan susu maupun pada
68 divisi budidaya memperoleh tunjangan berupa beras sebanyak 10 liter perbulan
untuk masing-masing karyawan, istrisuami dan anak. Tunjangan tidak diberikan kepada anak dari karyawan yang sudah bekerja. Selain itu, Dafarm memberikan
tunjangan kesehatan bagi para karyawannya. Karyawan yang sakit memperoleh biaya pengganti pengobatan. Tunjangan lainnya berupa THR Tunjangan Hari
Raya yang diberikan Dafarm pada saat menjelang hari raya. e.
Pengendalian Fungsi pengendalian Dafarm dilakukan dengan melakukan kontrol dan evaluasi
kerja dalam bentuk pertemuan rutin dengan para karyawan. Rapat dilakukan sekali dalam sepekan yaitu pada hari Rabu. Dalam pertemuan tersebut dibahas
bebagai hal mengenai permasalahan dan kendala terutama yang berkaitan dengan keuangan. Adanya pertemuan rutian tiap pekan merupakan upaya pengendalian
yang cukup baik. Namun demikian keberhasilan yang dicapai dari upaya pengendalian tersebut belum maksimal. Hal ini dikarenakan upaya kontrol yang
dilakukan tidak diterapkan pada tataran teknis seperti kontrol terhadap manajemen produksi, administrasi usaha dan sebagainya.
Khusus mengenai produksi, Dafarm belum melakukan manajemen produksi yang baik pada kegiatan produksinya. Hal ini terlihat dari belum adanya jadwal khusus
terperinci mengenai pelaksanaan produksi. Hal ini menyebabkan Dafarm seringkali tidak dapat mengontrol ketersediaan stok barang untuk memenuhi
permintaan distributor.
6.1.2. Pemasaran