Faktor Politik Analisis Lingkungan Jauh

79 Tabel 24. Jumlah Penduduk Beberapa Kabupaten dan Kota di Jawa Barat KabupatenKota 2004 2005 2006 2007 Kab. Bogor 3.945.411 4.100.934 4.216.186 4.316.236 Kab. Bekasi 1.917.248 1.953.574 1.991.230 2.032.008 Bogor 833.523 844.778 855.846 866.034 Bekasi 1.931.976 1.994.850 2.040.258 2.084.831 Depok 1.353.249 1.373.860 1.393.568 1.412.772 Jawa Barat 39.140.812 39.960.869 40.737.594 41.483.729 Sumber: BPS Jawa Barat, 2008 Berdasarkan data pada tabel di atas, jumlah penduduk Jawa Barat mengalami peningkatan setiap tahun. Begitu pula dengan beberapa kabupaten dan kota dimana produk Dafarm saat ini dipasarkan yaitu Bogor, Bekasi dan Depok mengalami peningkatan signifikan setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk tersebut menjamin ketersediaan pasar yang besar. Faktor sosial lainnya yang memberikan pengaruh kepada perkembangan permintaan suatu produk adalah gaya hidup masyarkat. Saat ini masyarakat menyadari pentingnya hidup sehat, oleh karenanya gaya hidup sehat menjadi acuan penting bagi sebagian besar masyarakat. Gaya hidup sehat ini memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat khususnya untuk konsumsi pangan. Masyarakat cenderung memperhatikan bagaimana kandungan gizi suatu pangan yang mereka konsumsi. Masyarakat mengenal yoghurt sebagai salah satu pangan sehat karena merupakan produk olahan susu. Meskipun kandungan gizi yoghurt belum sepenuhnya dipahami oleh sebagian besar masyarakat, namun gaya hidup sehat mengarahkan masyarakat untuk mengkonsumsi produk yoghurt. Oleh karenanya gaya hidup sehat masyarakat saat ini menjadi peluang besar bagi Dafarm untuk dapat mengembangkan usaha yoghurt yang sedang dijalankan.

6.2.1.3. Faktor Politik

Kondisi politik dapat memberikan pengaruh kepada suatu usaha. Bentuk hukum, perundang-undangan hingga badan-badaninstansi pemerintah lainnya 80 yang mempengaruhi kelancaran organisasi merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha Amir, 2005. Iklim politik Indonesia saat ini memberikan harapan bahwa keadaan Indonesia semakin membaik meskipun belum secara keseluruhan. Hal ini cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan meningkatnya investasi dan menguatnya nilai rupiah terhadap US dollar dan pertumbuhan di bidang lainnya. Sejauh ini kondisi politik yang terjadi di Indonesia tidak berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan industri yoghurt nasional terlebih kepada Dafarm sebagai salah satu usaha kecil yang memproduksi yoghurt. Berikut dibawah ini merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap industri yoghurt nasional. 1. Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 19PMK.0112009 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Produk-Produk Tertentu. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk powder, full cream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0 terhitung mulai 13 Februari 2009. 2. Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Bab-bab terkait dengan pengusahaan produk olahan diantaranya Bab II mengenai Jaminan Mutu Pangan dan Pemeriksaan Laboratorium, Bab III Mutu Pangan, dan Bab IV mengenai Label dan Iklan Pangan. Kebijakan penetapan tarif bea masuk produk olahan susu termasuk yoghurt memberikan pengaruh kepada industri yoghurt nasional. Namun bagi Dafarm hal ini tidak begitu nyata dirasakan, dikarenakan saat ini produk yang dipasarkan Dafarm tidak bersaing secara langsung dengan produk olahan susu impor. Dafarm memasarkan produknya melalui jalur tradisional dengan memasarkannya ke sekolah-sekolah dan warung-warung melalui beberapa agen yang dimilikinya dan tidak memasarkan produknya melalui supermarket. Kebijakan tentang pangan memberikan pengaruh kepada Dafarm. Saat ini produk Dafarm sudah memiliki label halal dari MUI, namun belum memiliki izin dari BPOM. Perijinan produk olahan susu berbeda dengan perijinan makanan hasil olahan lainnya. SK Badan POM No. HK. 0005.5.1640 tanggal 30 April 2003 81 tentang Pedoman Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan IRTP SPP- IRT, menyatakan bahwa nomor SPP-IRT tidak berlaku untuk produksi berupa: - Susu dan hasil olahannya - Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya - Pangan kaleng berasam rendah - Pangan bayi - Minuman beralkohol - Pangan yang mengandung susu - AMDK Air Minum Dalam Kemasan - Pangan yang diperkaya dan atau difortifikasi - Pangan lain yang wajib SNI - Pangan fungsional - Pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM Berdasarkan ketentuan di atas, produk hasil olahan susu termasuk yoghurt di dalamnya tidak dapat di daftarkan kepada Dinas Kesehatan melalui nomor SPP- IRT, melainkan harus langung didaftarkan ke BPOM. Pendaftaran tersebut adalah proses penilaian makanan sebelum mendapatkan persetujuan untuk diedarkan sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Menurut Dinas Kesehatan 2009, makanan yang wajib didaftarkan adalah makanan terolah, baik produksi dalam negeri maupun import yang diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel. Belum adanya izin BPOM mengindikasikan bahwa produk olahan susu yang diproduksi Dafarm belum teruji secara laboratoris. Perijinan BPOM ini sangat terkait dengan ijin edar produk. Perijinan BPOM sedang diusahakan oleh Dafarm, namun masih terkendala oleh sulitnya proses perijinan. Selain kebijakan pemerintah pusat di atas, terdapat pula peraturan pemerintah daerah Perda yang mengatur tentang perijinan industri diantaranya pembuatan TDI Tanda Daftar Industri. Perijinan tersebut berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Usaha Industri dan Perdagangan dan Perda Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri. Dafarm telah memiliki TDI dengan Nomor 5321TDI- AgroHHBX08. Melalui izin ini, selain memiliki nomor induk industri kecil 82 Dafarm juga telah memiliki NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak dengan nomor 01.441.495.5-434.000.

6.2.1.4. Faktor Teknologi