71
35 5
Gambar 10 . Saluran Distribusi Yoghurt Dafarm
Sumber: data primer, 2009
Saluran distribusi yang terdapat sub agen didalamnya dikelola oleh satu orang sebagai agen dan lima orang lainnya sebagai sub agen. Dari sub agen tersebut
produk kemudian disalurkan kepada retailer yang biasanya adalah sekolah dan warung-warung. Secara keseluruhan saat ini Dafarm memiliki satu agen tipe 1,
empat agen tipe 2 dan lima sub agen dengan beberapa sekolah dan warung sebagai retailer
. Penjualan kepada konsumen akhir dilakukan hanya apabila ada pengunjung dan
masyarakat sekitar yang langsung datang ke lokasi produksi. Saluran distribusi ini memberikan margin penjualan terbesar bagi Dafarm, namun jumlah penjualan
langsung tersebut masih sangat rendah yakni hanya berkisar lima persen. Hal ini dikarenakan lokasi produksi yang jauh dari pemukiman.
Sistem penjualan yang diberlakukan bagi para distributor adalah sistem putus. Produk yang telah dipesan tidak dapat dikembalikan namun dapat ditukar apabila
terjadi ketidaksesuaian dan kekeliruan. Barang yang rusak dan tidak laku dijual sepenuhnya menjadi tanggungan distributor. Distributor harus melunasi seluruh
pesanannya pada peringiman produk selanjutnya. 4.
Promosi Kegiatan promosi belum banyak dilakukan oleh Dafarm. Pada awal pendirian
usaha. Dafarm melakukan promosi produk dengan menggunakan brosur dan leaflet.
Dafarm pernah mengikuti pameran yang diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan, namun hanya bersifat insidentil. Pada saat ini
promosi yoghurt dilakukan melalui informasi dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh para distributor Dafarm.
6.1.3. Keuangan
72 Modal awal pendirian usaha pengolahan susu berasal dari anggaran
Yayasan PP Darul Fallah. Setahun setelah pendirian unit pengolahan susu, Unit Peternakan Darul Fallah pada tahun 2008 memperoleh dana hibah untuk
pengembangan usaha dari LM3 Lembanga Mandiri, Mengakar, di Masyarakat. Dana tersebut sebesar seratus juta rupiah yang dipergunakan untuk pengembangan
unit peternakan termasuk unit pengolahan susu. Dana tersebut digunakan untuk pembelian investasi berupa mesin pengolahan serta kendaraan untuk distribusi.
Pencatatan keuangan Dafarm belum tersusun rapi. Pencatatan keuangan berupa catatan penjualan harian sederhana dan catatan produksi sederhana. Pelaporan
keuangan hanya berupa keuntungan penjualan bulanan yang ditulis sederhana tanpa adanya pencatatan rugi laba terperinci.
6.1.4. Produksi
Bahan baku susu yang digunakan dalan pengolahan yoghurt berasal dari unit peternakan Darul Fallah dan peternak mitra yang berlokasi di Kunak Lewiliang.
Dafarm melalui divisi budidaya menghasilnya susu sapi murni rata-rata 70 liter per hari. Volume susu tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan unit pengolahan
karena sebagian besar susu dialokasikan untuk memenuhi perminataan konsumen susu murni. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yoghurt pihak manajemen
membeli kekurangan susu dari peternak mitra yang merupakan anggota KPS Bogor.
Bahan penolong dalam produksi yoghurt adalah gula, nata de coco esenseflavor,
dan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Gula dan esense beraroma buah diperoleh dari mitra toko langganan, sedangkan nata de coco diperoleh dari unit usaha lain di lingkungan
PP Darul Fallah. Nata de coco tersebut dikirim sudah dalam bentuk potongan- potongan tipis berukuran kecil untuk kemudian langsung dicampurkan kedalam
yoghurt. Sedangkan untuk starter diperoleh dari Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan dan Sumberdaya Genetik yang berlokasi di Cimanggu, Bogor.
Proses produksi yoghurt dilakukan setiap dua hari sekali atau tiga kali dalam seminggu. Kegiatan produksi tersebut dilakukan tanpa penjadwalan khusus,
melainkan disesuaikan dengan pesanan dari distributor.
73
6.1.5. Sumberdaya Manusia