50 4.
Pemantauan efek obat. Perawat harus harus memantau dengan ketat setiap efek obat yang diberikan kepada klien, baik manfaat obat maupun efek samping yang dialami
oleh klien.
5. Pendidik klien. Sebagai seorang edukator atau pendidik perawat harus memberikan
pendidikan pendidikan kesehatan bagi klien dan keluaarga sehingga klien dan keluarga memahami dan mau berpartisipasi aktif didalam melaksanakan program terapi yang
telah ditetapkan untuk diri klien tersebut.
6. Program rumatan obat. Bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan kesehatan
pada klien mengenai pentingnya keberlanjutan pengobatan pasca dirawat. 7.
Peran serta dalam penelitian klinik interdisiplin terhadap uji coba obat. Perawatberperan serta secara aktif sebagai bagian dari tim penelitan pengobatan klien
D. EVALUASI PEMBERIAN OBAT PSIKOFARMAKA
Evaluasi pemberian obat harus terus menrerus perawat lakukan untuk menilai efektifitas obat, interaksi obat maupun efek samping pemberian obat. Berikut ini evaluasi
yang harus dilakukan 1.
Pemberian obat jenis benzodiazepine, nonbenzodiazepin, antidepresan trisiklik, MAOI, litium, antipsikotik. Benzodiazepin pada umumnya menimbulkan adiksi kuat kecuali jika
penghentian pemberiannya dilakukan dengan tapering bertahap tidak akan menimbulkan adiksi. Penggunaan obat ini apabila dicapur digunakan bersamaan
dengan obat barbiturate atau alcohol akan menimbulkan efek adiksi.Monitoring timbulnya efek samping seperti sedasi, ataksia, peka rangsang, gangguan daya ingat.
2. Penggunaan obat golongan nonbenzodiazepin memiliki banyak kerugian seperti terjadi
toleransi terhadap efek antiansietas dari barbiturate, lebih adiktif, menyebabkan reaksi serius dan bahkan efek lethal pada gejala putus obat, berbahaya jika obat diberikan
dalam dosis yang besar dapat menyebabkan depresi susunan saraf pusat, serta menyebabkan efek samping yang berbahaya.
3. Golongan antidepresan trisiklik dapat menjadi letal bila diberikan dalam dosis yang
besar karena efek obat menjadi lebih lama 3-4 minggu, obat ini relatif aman karena tidak memiliki efek samping jika digunakan dalam jangka waktu yang lama jika
diberikan dalama dosis yang tepat.Efek samping menetap dapat diminimalkan dengan sedikit menurunkan dosis, obat ini tidak menyebabkan euphoria, dapat diberikan satu
kali dalam sehari. Tidak mengakibatkan adiksi tetapi intoleransi terhadap vitamin B6.
4. Penggunaan litium dapat menimbulkan toksisitas litium yang dapat mengancam jiwa.
Perawat harus memantau kadar litium dalam darah. Jika pemberian litium tidak menimbulkan efek yang diharapkan, obat ini dapat dikombinasi dengan obat anti
depresan lain. Perlunya pendidikan kesehatan untuk klien mengenai cara memantau kadar litium.
5. Penggunaan anti psikotik harus mempertimbangkan pedoman sebagai berikut bahwa
dosis anti psikotik sangat bervariasi untuk tiap individu. Dosis diberikan satu kali sehari,
51 efek terapi akan didapatkan setelah 2-3 hari tetapi dapat sampai 2 minggu.Pada
pengobatan jangka panjang, perlu dipertimbangkan pemberian klozapin setiap minggu untuk memantau penurunan jumlah sel darah putih.
Latihan
1 Jelaskan cara penggunaan obat psikofarmaka
2 Jelaskan peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka
3 Jelaskan prinsip evaluasi dalam pemberian obat psikofarmaka
Petunjuk Jawaban Latihan 1
Untuk menjawab pertanjawabnomor 1 pelajarilah kembali cara penggunaan obat psikofarmaka
2 Untuk menjawab pertanjawab nomor 2 pelajarilah kembali peran peawat dalam
pemberian obat psikofarmaka 3
Untuk menjawab pertanjawab nomor 3 pelajarilah kembali evaluasi pemberian obat psikofarmaka
Ringkasan
1. Perawat memiliki peranan yang penting dalam program terapi psikofarmaka, untuk itu
perawat harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang permasalahan yang sedang dihadapi oleh klien. Hasil identifikasi masalah kesehatan jiwa yang dialami oleh klien
terkait dengan program pemberian obat psikofarmaka dapat dikelompokkan sebagai berikut : psikosis, gangguan depresi, gangguan mania, gangguan ansietas, gangguan
insomnia, gangguan obasesif kompulsif dan gangguan panic
2. Cara penggunaan obat psikofarmaka. Perawat harus memahami prinsip-prinsip dalam
pemberian obat psikofarmaka yang meliputi jenis, manfaat, dosis, cara kerja obat dalam tubuh, efek samping, cara pemberian, kontra indikasi.
3. Peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka. Peran perawat dalam pemberian
obat psikofarmaka meliputi pengkajian klien, koordinasi terapi modalitas, pemberian piranti psikofarmakologik, pemantauan efek obat, pendidikan klien, program rumatan
obat, dan peran serta dalam penelitian klinik interdisiplin terhdap uji coba obat.
4. Evaluasi pemberian obat psikofarmaka. Evaluasi pemberian obat psikofarmaka
ditujukan pada kewaspadaan perawat terhadap penggunaan obat psikofarmaka. Perawat harus menyadari bahwa beberapa masalah mungkin timbul berkaitan dengan
penggunaan obat psikofarmaka.