48 dibandingkan dengan meprobamate atau phenobarbital. Benzodiazepin adalah obat pilihan
dari semua obat yang mempunyai efek anti-ansietas, disebabkan spesifikasi, potensi, dan keamanannya. Dosis obat efektif bila kadar obat dalam darah dengan eksresi obat seimbang.
Kondisi ini tercapai setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali per hari.
Pemberian obat dimulai dari dosis awal dosis anjuran, selanjutnya dosis dinaikkan setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis optimal, dan dosis dipertahankan selama 2-3 minggu,
selanjutnya dosis diturunkan 18 x setiap 2-4 minggu sampai dosis minimal yang efektif. Apabila terjadi kekambuh dosis obat dapat dinaikan kembali dan bila efektif dosis
dipertahankan hingga 4-8 minggu selanjutnya diturunkan secara gradual.
Lama pemberian obat pada sindrom ansietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, pemberian obat tidak boleh melibihi waktu 1-3 bulan. Pemberian sewaktu-waktu dapat
dilakukan apabila sindrom ansietas dapat diantisipsi kejadiaanya.klien dengan
hipersensitivitas terhadap benzodiazepine, glaucoma, myasthenia grafis, insufisiensi paru kronis, penyakit renal kronis dan penyakit hepar kronis merupakan kontra indikasi
pemberian obat anti-ansietas.
5. Obat anti-insomnia
Pemilihan obat ini disesuaikan dengan jenis gangguan tidur, bila sulit masuk ke dalam proses tidur maka obat yang dibutuhkan adalah golongan benzodiazepine short acting; bila
proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit untuk masuk kembali ke proses tidur selanjutnya maka obat yang dibutuhkan adalah golongan heterosiklik anti-depresan trisiklik dan
tetrasiklik; bila siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa bagian, maka obat yang dibutuhkan adalah golongan Phenobarbital atau golongan
benzodiazepine long acting. Pengaturan dosis, pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 menit sebelum tidur. Dosis
awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya diturunkan secara gradual untuk mencegah timbulnya rebound dan
toleransi obat. Penggunaan obat anti-insomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu saja, tidak lebih dari 2 minggu agar resiko ketergantungan kecil. Kontra indikasi penggunaan obat anti-
insomnia adalah “sleep apnoe syndrome”, “congestive heart failure”, dan chronic respiratory
disease”.
6. Obat anti-obsesif komfulsif
Sampai saat ini, clomipramine masih merupakan obat yang paling efektif dari kelompok trisiklik untuk pengobatan obsesif kompulsif. Dan merupakan pilihan utama pada
terapi gangguan depresi yang menunjukkan gejala obsesif. Selain itu SSRI juga merupakan pilihan untuk pengobatan gangguan obsesif kompulsif bila ada hipersensitivitas dengan
trisiklik. Pemberian pertama dilakukan dalam dosis rendah untuk penyesuaian efek samping, namun dosis obat ini umumnya lebih tinggi dari dosis anti-depresi. Dosis pemeliharaan
diberikan dengan sosis yang lebih tinggi meskipun sifatnya individual.
49 Penghentian pemberian obat ini harus dilakukan secara gradual agar tidak terjadi
kekambuhan dan memberikan kesempatan untuk menyesuaikan diri. dengan maksimal lama pemberian 2-3 bulan. meskipun respon terhadap pengobatan sudah terlihat dalam 1-2
minggudengan dosis antara 75-225 mghari., tetapi lama pemberian obat ini antara tidak boleh melenleb., untuk mendapatkan hasil yang memadai setidaknya diperlukan waktu 2-3
bulan Batas lamanya pemberian obat bersifat individual, umumnya diatas 6 bulan sampai tahunan, kemudian dihentikan secara bertahap bila kondisi klien sudah memungkinkan.
Obat anti-obsesif kompulsif kontra indikasi diberikan pada wanita hamil atau menyusui.
7. Obat anti-panik
Semua jenis obat anti-panik trisiklik, benzodizepin, RIMA, SSRI sama efektifnya guna menanggulangi sindrom panik pada taraf sedang dan pada stadium awal dari gangguan
panik. Pengaturan dosis pemberian obat anti-panik adalah dengan melihat keseimbangan antara efek samping dan kasiat obat. Mulai dengan dosis rendah, secara perlahan-lahan
dosis dinaikkan dalam beberapa minggu untuk meminimalkan efek samping dan mencegah terjadiya toleransi obat. Dosis efektif biasanya dicapai dalam aktu 2-3 bulan. Dosis
pemeliharaan umunya agak tinggi, meskipun sifatnya individual. Lama pemberian obat bersifat individual, namun pada umunya selama 6-12 bulan, kemudian dihentikan secara
bertahap selama 3 bulan bila kondisi klien sudah memungkinkan. Ada beberapa klien yang memerlukan pengobatan bertahun-tahun untuk mempertahankan bebas gejala dan bebas
dari disabilitas. Obat ini kontra indikasi diberikan pada wanita hamil atau menyusui.
C. PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT PSIKOFARMAKA
Karena Anda telah mempu memahami dengan baik permasalahan yang dialami dan strategi pemberian obat psikofarmaka pada klien gangguan jiwa, maka bahasan selanjutnya
adalah peran perawat dalam pemberian psikofarmaka. Adapun langkah-langkah tersebut akan diurakan sebagai berikut. Selamat belajar semoga Anda dapat mempelajarinya dengan
baik. 1.
Pengkajian. Pengkajian secara komprehensif akan memberikan gambaran yang sesungguhnya
tentang kondisi dan masalah yang dihadapi klien, sehingga dapat segera menentukan langkah kolaboratif dalam pemberian psikofarmaka.
2. Koordinasi terapi modalitas. Koordinator merupakan salah satu peran seorang
perawat. Perawat harus mampu mengkoordinasikan berbagai terapi modalitas dan progam terapi agar klien memahami manfaat terapi dan memastikan bahwa program
terapi dapat diterima oleh klien.
3. Pemberian terapi psikofarmakologik. Perawat memiliki peran yang sangat besar untuk
memastikan bahwa program terapi psikofarmaka diberikan secara benar. Benar klien, benar obat, benar dosis, benar cara pemberian, dan benar waktu.