40 obat ini adalah sindrom panik. Diagnostik sindrom panik dapat ditegakkan paling sedikit satu
bulan individu mengalami beberapa kali serangan ansietas berat, gejala tersebut dapat terjadi dengan atau tanpa agoraphobia. Panik merupakan gejala yang merupakan sumber
penderitaan distress atau mengganggu aktivitas sehari-hari phobic avoidance
C. EFEK SAMPING OBAT PSIKOFARMAKA
1. Anti-psikosis
Efek samping penggunaan obat-obat anti psikotik sangat luas dan bervariasi, untuk itu seorang perawat dituntut untuk memberikan asuhan perawatan yang optimal, sehingga efek
samping penggunaan obat ini tidak membahayakan klien. a.
Efek samping yang harus diperhatikan adalah sindrom ekstrapiramidal EPS, baik jangka akut maupun kronik. Efek samping yang bersifat umum meliputi neurologis,
behavioral, autoimun, autonomik. Reaksi neurologis yang terjadi adalah timbulnya gejala-gejala ekstrapiramidal EPS seperti reaksi distonia akut yang terjadi secara
mendadak dan sangat menakutkan bagi klien seperti spasme kelompok otot mayor yang meliputi leher, punggung dan mata. Katatonia, yang akan mengakibatkan
gangguan pada sistem pernafasan. Reaksi neurologis yang juga sering terjadi adalah akatisia ditAndai dengan rasa tidak tenteram, dan sakit pada tungkai, gejala ini akan
hilang jika klienmelakukan gerakan.
b. Sindrom parkinson’s merupakan kelainan neurologis yang sering muncul sebagai efek
samping penggunaan obat golongan ini. Gejala sindrom Parkinson meliputi akinesia, rigiditaskekakuan dan tremor. Akinesia adalah suatu keadaan dimana tidak ada atau
perlambatan gerakan, sikap tubuh klienkaku seperti layaknya sebatang kayu yang padat, cara berjalan inklin dengan ciri berjalan dengan posisi tubuh kaku kedepan,
langkah kecil dan cepat dan wajah seperti topeng. Pada pemeriksaan fisik terjadi rigiditaskekakuan pada otot, tremor halus bilateral di seluruh tubuh serta gerakan
“memutar-pil” dari jari-jari tangan.
c. Reaksi behavioral akibat efek samping dari penggunaan obat ini ditAndai dengan
banyak tidur, grogines dan keletihan. d.
Reaksi autoimun ditAndai dengan penglihatan kabur, konstipasi, takikardi, retensi urine, penurunan sekresi lambung, penurunan berkeringat dan salivasi mulut kering,
sengatan panas, kongesti nasal, penurunan sekresi pulmonal, “psikosis atropine” pada klien geriatrik, hiperaktivitas, agitasi, kekacauan mental, kulit kemerahan, dilatasi pupil
yang bereaksi lambat, hipomotilitas usus, diatria, dan takikardia.
e. Reakasi autonomik jantung biasanya terjadi peningpusing, takikardia, penurunan
tekanan darah diastolic. Reaksi akut merugikan dan jarang terjadi pada penggunaan anti-psikosis adalah reaksi alergi, abnormalitas elektrokardiography dan neurologis
yang biasanya terjadi kejang grand mal dan tidak ada tAnda aura.
f. Reaksi alergi yang terjadi meliputi agranulositosis, dermatosis sistemik, dan ikterik.
Agranulositosis yang
terjadi secara
mendadak, demam,
malaise, sakit
41 tenggorokan,ulserativa,
leukopenia. Dermatosis
sistemik, yaitu
adanya makupopapular, eritematosa, ruam gatal pada wajah-leher-dada-ekstrimitas,
dermatitis kontak jika menyentuh obat, fotosensitifitas yaitu adanya surbun hebat. Ikterik dengan adanya demam, mual, nyeri abdomen, malaise, gatal, uji fungsi lever
abnormal.
g. Efek Samping Jangka Panjang
1 Efek samping jangka panjang yang umum terjadi gejala-gejala eksrapiramidal.
Diskinesia tardif merupakan efek samping jangka panjang yang umum terjadi yaitu adanya protrusi lidahkekakuan lidah, mengecapkan bibir, merengut,
menghisap, mengunyah, berkedip, gerakan rahang lateral, meringis; anggota gerak, bahu melorot, “pelvic thrusting”, rotasi atau fleksi pergelangan kaki,
telapak kaki geplek, gerakan ibu jari kaki.
2 Efek samping jangka pendek atau jangka panjang yang jarang terjadi tetapi
mengancam jiwa adalah adanya sindrom malignan neuroleptik yang ditAndai dengan adanya demam tinggi, takikardia, rigiditas otot, stupor, tremor,
inkontinensia,, leukositosis, kenaikan serum CPK, hiperkalemia, gagal ginjal, peningkatan nadi-pernapasan dan keringat.
2. Anti-depresi
a. Efeksedasi seperti rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
berkurang, kemampuan kognitif menurun; b.
Efek antikolinergik seperti mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia;
c. Efek anti-adrenergik alfa seperti perubahan hantaran elektrokardiografi, hipotensi;
d. Efek neurotoksis seperti tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia.
Efek samping ringan mungkin timbul akibat penggunaaan obat jenis ini tergantung daya toleransi dari klien, biasanya berkurang setelah 2-3 minggu bila tetap diberikan
dengan dosis yang sama. Pada keadaan overdosis intoksikasi trisiklik dapat timbul atropine toxic syndrome dengan gejala eksitasi susunan saraf pusat, hipertensi,
hiperpireksia, konvulsi, “toxic convulsional state” confusion, delirium dan disorientasi.
3. Anti-mania
Efek samping penggunaan lithium erat hubungan dengan dosis dan kondisi fisik klien. Gejala efek samping yang dini pada pengobatan jangka lama seperti mulut kering, haus,
gastrointestinal distress mual, muntah, diare, feses lunak, kelemahan otot, poli uria, tremor halus. Efek samping lain hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan fungsi tiroid
penurunan kadar tiroksin dan peningkatan kadar TSHthyroid stimulating hormone, odem pada tungkai, seperti mengecap besi, lekositosis, gangguan daya ingat dan konsentrasi
pikiran menurun.