147 D.
Menjelaskan tentang cara menghardik E.
Menjelaskan tentang obat
148
Topik 2 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Perilaku
Kekerasan
Pasien dengan gangguan jiwa sering kali dibawa ke ruangan gawat darurat rumah sakit jiwa dalam kondisi terikat tangan dan kakinya. Sebagai seorang perawat tentu Anda berfikir
pasti dirumah atau di lingkungnnya pasien melakukan perilaku kekerasan telah menganggu lingkungan dan membahayakan diri sendiri mau pun orang lain. Melihat kondisi tersebut apa
yang harus Anda lakukan? Saya harus melakukan pengkajian agar saya mengetahui masalah yang dialami pasien dan dapat memberikan intervnesi keperawatan dengan baik secara
menyeluruh komprehensip. Untuk membantu agar Anda mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan pelajarilah Topik 2 ini dengan sebaik-
baiknya, saya yakin setelah mempelajari Topik 2 ini Anda akan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan perilaku kekerasan.
A. KONSEP PERILAKU KEKERASAN
4. Pengertian
Banyak ahli mendefiniskan mengenai perilaku kekerasan diantaranya, menurut Berkowitz 1993, perilaku kekerasan bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis. Citrome dan Volavka 2002, dalam Mohr, 2006 menjelaskan bahwa perilaku kekerasan merupakan respon perilaku manusia untuk merusak sebagai bentuk
agresif fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dan atau sesuatu.Pendapat senada diungkapkan Stuart dan Laraia 2005,yang menyatakan bahwa perilaku kekerasan
merupakan hasil dari marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep diri. Perasaan terancam ini dapat
berasal dari lingkungan luar penyerangan fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain dan lingkungan dalam perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak
mendapatkan kasih sayang dan ketakutan penyakit fisik.
Menurut Keliat, 2011, perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Herdman 2012
mengatakan bahwa risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang diperlihatkan oleh individu. Bentuk ancaman bisa fisik, emosional atau seksual yang ditujukan kepada orang
lain
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan merupakan: a.
Respons emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman diejekdihina.
b. Ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan kecewa, keinginan
tidak tercapai, tidak puas.
149 c.
Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
5.
Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan
Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi faktor predisposisi dan presipitasi,
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan, meliputi : 1
Faktor Biologis Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter yaitu adanya
anggotakeluarga yang sering memperlihatkan atau melakukan perilaku kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, adanyan riwayat penyakit
atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA narkoti, psikotropika dan zat aditif lainnya.
2 Faktor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi
frustrasi.Frustrasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau terhambat.Salah satu kebutuhan manusia adalah “berperilaku”, apabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut berperilaku destruktif.
3 Faktor Sosiokultural
Teori lingkungan sosial social environment theorymenyatakan bahwa lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah.Norma
budaya dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif.Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses sosialisasi social learning
theory.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi perilaku kekerasan pada setiap individu bersifat unik, berbeda satu orang dengan yang lain.Stresor tersebut dapat merupakan penyebab yang brasal dari dari
dalam maupun luar individu. Faktor dari dalam individu meliputi kehilangan relasi atau hubungan dengan orang
yang dicintai atau berarti putus pacar, perceraian, kematian, kehilangan rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit fisik, dll. Sedangkan faktor luar individu meliputi serangan
terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan.
150
6. Rentang Respon Marah
Marah yang dialami setiap individu memiliki rentang dimulai dari respon adaptif sampai maladaftif. Sekarang marilah kita bersama-sama mempelajarinya untuk
mempermudah pemahaman Anda dibawah ini akan digambarkan rentang respon perilaku kekerasan
Respon adaptif Respon maladaptif
Asertif Frustasi
Pasif Agresif
Amuk
Keterangan Asertif
: Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain Frustasi
: Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis terhambat Pasif
: Respon lanjutan dimana pasien tidak mampu mengungkapkan perasaannya Agresif
: Perilaku destruktif tapi masih terkontrol Amuk
: Perilaku destruktif dan tidak terkontrol a.
Hierarki Perilaku Kekerasan Setelah Anda memahami rentang respon marah, sekarang marilah kita mempelajari
mengenai hirarki agresif seperti dibawah ini.
Telah kita pelajari bersama mengenai rentang respon marah serta hirarki agrsif. Selanjutnya kita akan mempelajari mengenai bagaimana skema proses marah yang dialami
Gambar6 .2 Rentang respon
1. Memperlihatkan permusuhan rendah
2. Keras menuntut
3. Mendekati orang lain dengan ancaman
4. Memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai
5. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan
6. Memberi kata-kata ancaman dengan rencana melukai
7. Melukai dalam tingkat ringan tanpa membutuhkan
perawatan medis 8.
Melukai dalam tingkat serius dan memerlukan perawatan medis
Rendah
Tinggi