Evaluasi ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU
158
IMPLEMENTASI EVALUASI
jadwal harian pasien
Keluarga:
• Melatih cara merawat dengan cara
spiritual •
Mendiskusikan dengan keluarga tentang kondisi pasien yang perlu
segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan
• Menjelaskan tentang proses rujukan
RTL : Pasien:evaluasi kemampuan pasien
Keluarga: evaluasi kemampuan keluarga membantu pasien mengontrol perilaku
kekerasan Tgl......pukul........
A :
Pasien dan keluarga mengenal cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara spiritual P :
P Pasien:
• Mengontrol perasaan
marahdengan beribadah sesuai waktu ibadah
• Patuh minum obat
• Melakukan cara nafas dalam,
pukul kasur dan bantal, serta bicara yang baik sesuai dengan
apa yang sudah dilatihkAndan sesuai jadwal
P Keluarga:
• Memotivasi dan mengingatkan
pasien berlatih mengontrol perasaan marah sesuai jadwal
dan menerapkan ketika marah, bantu minum obat
Perawat
• Melakukan kunjungan rumah
tgl....... jam........
Latihan
1 Jelaskan faktor predisposisi dan presipitasi dari perilaku kekerasan
2 Jelaskan tanda dan gejala perilaku kekerasan
3 Jelaskan cara mengatasi perilaku kekerasan secara fisik, dan spiritual serta obat
Petunjuk Jawaban Latihan
1 Untuk menjawab pertanyaan no 1 pelajarilah kembali faktor predisposisi dan
presipitasi dari perilaku kekerasan 2
Untuk menjawab pertanyaan no 2 pelajarilah kembali tanda dan gejala perilaku kekerasan
3 Untuk menjawab pertanyaan no 3 pelajarilah kembali mengenai cara mengatasi
perilaku kekerasan secara fisik, spiritual dan obat dari perilaku kekerasan
159
Ringkasan
1. Proses terjadinya perilaku kekerasan disebabkan karena
Faktor Predisposisi
• Faktor Biologis karena faktor herediter yaitu adanya anggotakeluarga yang sering
memperlihatkan atau melakukan perilaku kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, adanyan riwayat penyakit atau trauma kepala,
dan riwayat penggunaan NAPZA narkoti, psikotropika dan zat aditif lainnya.
• Faktor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari
akumulasi frustrasi.Frustrasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau terhambat.
• Faktor Sosiokultural
Teori lingkungan sosial social environment theorymenyatakan bahwa lingkungan sosial
sangat mempengaruhi
sikap individu
dalam mengekspresikan
marah.Norma budaya dapat mendukung individu untuk berespon asertif atau agresif.Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses
sosialisasi social learning theory.
Faktor Presipitasi :
Faktor dari dalam individu meliputi kehilangan relasi atau hubungan dengan orang yang dicintai atau berarti putus pacar, perceraian, kematian, kehilangan rasa cinta,
kekhawatiran terhadap penyakit fisik, dll. Sedangkan faktor luar individu meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu ribut, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, tindakan kekerasan.