Aspek-Aspek Psikologis pada Anak

PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRKURIKULER OLAHRAGA Melalui Klub Olahraga di Sekolah Dasar 55 pengalaman gerak psikomotor akan menunjang kebugaran jasmani, peningkatan keterampilan, efisiensi gerakan, dan memperlancar pengulangan keterampilan motorik. Selanjutnya, sikap yang terbina dengan baik akan menimbulkan kesenangan dalam melakukan aktivitas, memperkuat konsep-diri, memantapkan kemampuan bersosialisasi, dan bisa menghargai segala macam aktivitas fisik. Oleh karena itu, perilaku dan kinerja guru sangat menentukan keterlibatan anak lebih lanjut dalam olahraga yang nantinya lebih terfokus pada prestasi yang diharapkan.” Untuk mendukung keberlangsungannya, orang tua berperan sebagai pendamping yang bijak dalam memahami situasi “kekalahan” atau “kemenangan” yang dialami anaknya. Orang tua harus memandang bahwa keberhasilan dalam membimbing anaknya berolahraga hendaknya dilandasi oleh pengertian bahwa arti “kemenangan” bagi anak adalah cerianya tawa, senangnya berlatih, dan banyaknya kesempatan untuk menemukan jatidiri dan memikul tanggungjawabnya sendiri. Sebaliknya, arti “kekalahan” bagi anak adalah apabila anak merasa dibatasi keterlibatan dalam olahraga yang disenanginya, anak kurang diberi kesempatan mengekspresikan dirinya, anak merasa terlalu diatur dalam kegiatannya, serta dibatasi pilihan olahraganya.

d. Aspek-Aspek Psikologis pada Anak

Aspek-aspek psikologis yang seringkali muncul pada anak dalam olahraga adalah sebagai berikut: 1 motivasibaikintrinsik maupun ekstrinsik; 2 stress dan kecemasan; 3 kepercayaan diri; 4 konsentrasi; 5 disiplin; dan 6 interaksi sosialtelaah di buku induk. e. Strategi Meningkatkan Aspek Psikologis 1 Menetapkan tujuan. Tujuan yang ditetapkan sangat membantu anak dalam meningkatkan motivasi, anak lebih produktif dan efektif dalam menampilkan “prestasi” terbaiknya.Tujuantersebutyaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRKURIKULER OLAHRAGA Melalui Klub Olahraga di Sekolah Dasar 56 2 Memberikan penguatan. Penguatan diberikan oleh pelatih, tatkala anak melakukan perilaku yang positif maupun negatif. Penguatan yang biasa diberikan pelatih seperti tekuk lutut, tunggu bola jatuh, dekati bola, lihat bola satu atau dua kata kunci saja sudah menjadi umpan balik yang spesifik untuk anak dalam memperbaiki gerakannya. Bentuk penguatan dalam bentuk perilaku sosial seperti pujian verbal, sinyal non-verbal tepuk tangan, senyum; kontak fisik menepuk pundak; dan kesempatan untuk terlibat dalam tingkah laku tertentu latihan ekstra, dan sebagainya. 3 Menciptakan situasi yang menyenangkan. Segala kegiatan yang dilakukan anak harus didasari kesenangan, anak harus senang melakukan aktivitas rutin yang menjadi tanggungjawabnya, dengan cara mengadakan berbagai variasi latihan. Proses latihan yang dilakukan secara rutin jelas akan membosankan, variasi dalam rangkaian gerak akan membantu anak tetap merasa senang untuk melakukan aktivitas gerak. Apabila variasi tidak lakukan anak akan bosan, dan cenderung mengalami dropout dari proses latihan telaah pada buku induk. 4 Memberikan pengalaman sukses. Memberikan pengalaman sukses kepada anak sangat penting, jika “prestasi” anak terus menerus menurun. Cara yang bisa dilakukan diantaranya mempertandingkan anak dengan anak lain atau tim secara seimbang atau di bawah kemampuannya,tetapi tanpa sepengetahuan anak tersebut. 5 Memberikan hadiah pada penampilan yang baik.Dalam olahraga khususnya di sekolah tentu harus ada keseimbangan dalam pemberian motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Karakteristik yang ada dalam motivasi intrinsik harus tetap terpenuhi tanpa meniadakan bentuk penghargaan yang sifatnya ekstrinsik seperti dalam bentuk hadiah. Pujian pada waktu latihan, demikian pula hadiah perlu diberikan bagi anak yang menunjukkan “prestasi”, sebagai bentuk penghargaan yang harus diperolehnya. Sedangkan janji atau imbalan materi bila anak menang atau ancaman bila anak kalah, sebenarnya telah melunturkan makna olahraga bagi anak. Sadar atau tidak, sikap seperti itu telah merampas hak bermain dan membunuh kesenangan anak yang berarti pula telah menodai esensi kehidupan masa kanak-kanaknya Hoedaya, 2006. PANDUAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRKURIKULER OLAHRAGA Melalui Klub Olahraga di Sekolah Dasar 57

f. Strategi Mengendalikan Ketegangan dan Kecemasan