Uji Normalitas Analisis Pengujian Statistik

89 Mengukur multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance InflationFactor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance0,010 atau sama dengan VIF 10. Berikut ini adalah hasil dari uji Multikolinieritas: Tabel 4.7. Uji Multikolineritas dengan Nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant FDR ,455 2,200 Kurs ,415 2,412 Inflasi ,445 2,246 BiRate ,225 4,436 a. Dependent Variable: NPF Berdasarkan tabel 4.6 di atas, nilai Tolerance variabel bebas FDR = 0,455, Kurs = 0,415, Inflasi = 0,455, dan BI Rate = 0,225. Sedangkan nilai VIF variabel bebas FDR= 2,200, Kurs = 2,412, Inflasi = 2,246, dan BI Rate = 4,436. Dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari multikolineritas karena nilai tolerance 0,01 dan nilai VIF 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu time series atau ruang cross section. Salah satu penyebab munculnya masalah otokorelasi adalah adanya kelembaman inertia yang artinya 90 kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan interdependence pada data observasi periode sebelumnya dan periode sekarang.Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah otokorelasi adalah dengan menguji Durbin-Watson DW. Berikut ini adalah hasil uji aotokorelasi dengan metode Durbin-Watson DW pada tabel di bawah ini: Tabel 4.8. Uji Durbin-Watson DW Berdasarkan pada tabel 4.7. di atas, nilai Durbin-Watson DW sebesar 0,261 dan dari tabel Durbin-Watson test 5 significance level dengan jumlah sampel 48 dan jumlah variabel 5, didapat dL=1,36192 dan dU=1,72061 berikut penjabarannya. Uji autokorelasi positif, jika 0 d dL maka terjadi autokorelasi positif dan hasil : 0 d = 0,261 dL=1,36192 Uji autokorelasi negatif, jika 4-d dL dan 4-d dU maka tidak terdapat autokorelasi negatif dan hasil : 4-d = 3,739 dL=1,36192 4-d = 3,739 dU=1,72061 M odel Durbin- Watson 1 0,261 91 Maka pada model regresi ini terdapat autokorelasi positif dan tidak terdapat autokorelasi negatif, dan dapat disimpulkan analisis regresi ini terdapat autokorelasi positif.

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas yaitu kondisi di mana semua residual atau error mempunyai varian yang berubah-ubah atau tidak konstan. Untuk mengetahui apakah suatu data bersifat heterokedastisitas atau tidak, maka perlu pengujian. Pengujian heterokedastisitas dalam pada penelitian ini menggunakan metode analisis grafik scatterplot dan metode park. Berikut hasil dari metode yang dilakukan: 1 Grafik Scatterplot Ada atau tidaknya heterokedatisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedatisitas jika: a Titik-titik menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 92 Gambar 4.8 Hasil Uji Heterokedatisitas Gambar 4.8. menunjukan bahwa titik-titik data menyebar di atas, di bawah, dan disekitar angka nol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda ini terbebas dari asumsi klasik heterokedatisitas dan layak digunakan dalam penelitian. 2 Uji Park Metode uji Park yaitu dilakukan dengan meregresikan nilai residual LRES_2 dengan masing-masing variabel dependen Lnx1, Lnx2 , Lnx3 , dan Lnx4. Kriteria pengujian dengan menggunakan metode park adalah sebagai berikut: Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas Ha : ada gejala heteroskedastisitas Ho diterima bila –t tabel t hitung t tabel berarti tidak terdapat heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung t tabel atau -t hitung -t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji heterokedatisitas dengan menggunakan metode park.

Dokumen yang terkait

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

1 14 151

Analisis pengaruh faktor eksternal dan internal perbankan syariah terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan syariah periode 2010 - 2014

0 10 117

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pembiayaan bagi hasil perbankan syariah

1 8 126

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120

Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Murabahah, Musyarakah dan Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Periode 2012-2015

0 4 104