BI Rate Analisis Deskriptif
84
konteks Indonesia, kredit atau pembiayaan bermasalah dapat dikelompokan menjadi kredit tak lancar dan macet.
Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. Kredit tak lancar dapat
dikelompokan menjadi tiga yaitu: kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Data NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat NPF
bulanan pada sektor ukm perbankan syariah Indonesia periode Januari 2012 hingga Desember 2015. NPF tersebut diperoleh dari total pembiayaan non lancar
sektor UKM dibagi dengan total pembiayaan yang disalurkan yang tercatat dalam Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasi dalam situs www.bi.go.id.
Tabel 4.5 Non Performing Financing NPF sektor UKM Perbankan Syariah Indonesia Periode
2012-2015 Bulan
Rasio Pembiayaan Bermasalah 2012
2013 2014
2015
Januari
2.722 3.725
5.455 9.608
Februari
2.930 4.197
6.425 10.081
Maret
3.011 4.434
5.953 9.650
April
3.098 4.664
6.554 9.312
Mei
3.304 4.883
7.624 9.707
Juni
3.384 4.518
7.542 9.755
Juli
3.533 4.798
8.354 10.010
Agustus
3.468 5.249
8.890 10.007
September
3.575 4.962
9.175 9.851
Oktober
3.499 5.302
9.341 9.852
November
3.506 5.561
9.642 9.752
Desember
3.269 4.828
8.632 9.248
Sumber:
Bank Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah data diolah
Dari tabel 4.4. dapat dilihat bahwa rasio pembiayaan bermasalah atau NPF pada tahun 2012 hingga tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup besar.
Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan batas tahun penelitian, Rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM pada perbankan syariah Indonesia
cenderung meningkat yakni dengan rata-rata NPF sebesar 9,73 dengan jumlah
85
pembiayaan yang bermasalah sebesar Rp 4.728.410.000.000,- Statistik Perbankan Syariah, data diolah
.
Pada tahun 2012 sampai 2015 terjadi penurunan kinerja perbankan syariah secara signifikan yang tercermin pada meningkatnya pembiayaan bermasalah.
Dengan mengacu perkembangan pada rasio non performing financing NPF yang meningkat menjadi sebesar 10. Kondisi ini memperlihatkan bahwa
perbankan syariah sedang mengalami kendala di bagian pembiayaan yang terus meningkat setiap tahunnya.
Akan tetapi pada akhir tahun 2015 terjadi penurunan dari total pembiayaan bermasalah pada sektor UKM menjadi 9,2 di bulan Desember 2015, kondisi
ini memperlihatkan bahwa bank syariah semakin berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya dan dan kemampuan pengelolaan risiko
perbankan syariah.