24
2  Kegagalan  sistem  pengendali  internal  dalam  mendeteksi  dan  mengelola masalah potensial pada proses operasional.
3  Potensi  menghadapi  kesulitan  dalam  penguatan  akad  atau  kontrak  pada lingkungan legal yang lebih lebih luas.
4  Kebutuhan  untuk  memelihara  dan  mengelola  komoditas  yang diinventorisasikan pada pasar yang tidak likuid.
5  Kegagalan mematuhi persyaratan syariah. Menurut Arifin 2008:271 terdapat empat risiko yang berkaitan dengan
risiko operasional diantaranya adalah: 1  Risiko  Reputasi:  adalah  risiko  yang  disebabkan  oleh  adanya  publikasi
negatif terkait dengan kegiatan bank. 2  Risiko  Kepatuhan:  adalah  risiko  yang  muncul  akibat  dari  ketidakpatuhan
ketentuan-ketentuan internal dan eksternal seperti GWM, batas pemberian pembiayaan,  ketentuan  dalam  akad,  fatwa  Dewan  Syariah  Nasional  dan
lain sebagainya. 3  Risiko Strategi: risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya penetapan
dan  pelaksanaan  strategi  bank  yang  tidak  tepat,  pengambilan  keputusan yang salah, atau bank tidak mematuhi perubahan perundang-undangan dan
ketentulan lain. 4  Risiko  Hukum:  risiko  ini  muncul  sebagai  akibat  dari  adanya  kelemahan
aspek yuridis seperti adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan undang- undang yang mendukung suatu kebijakan dan kegiatan pembiayaan.
C. Manajemen Risiko Pembiayaan
1. Konsep dan Definisi
25
Dalam menjalankan fungsinya yakni memberikan pembiayaan kepada masyarakat oleh bank syariah selalu berdampingan dengan risiko. Dijelaskan dalam
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan bahwa: Kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah yang diberikan oleh bank
mengandung  risiko,  sehingga  dalam  pelaksanaannya  bank  harus  memperhatikan asas-asas  perkreditan  atau  pembiayaan  berdasarkan  Prinsip  Syariah  yang  sehat.
Untuk  mengurangi  risiko  tersebut,  jaminan  pemberian  kredit  atau  pembiayaan berdasarkan  Prinsip  Syariah  adalam  arti  keyakinan  atas  kemampuan  dan
kesanggupan  Nasabah  Debitur  untuk  melunasi  kewajibannya  sesuai  dengan  yang diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengukuran terhadap risiko perbankan. Hal-hal seperti jumlah pembiayaan yang diberikan,
kuantitas dan kualitas risiko. Secara keseluruhan risiko pembiayaan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dibandingkan dengan risiko-risiko lainnya, karena
ketidakmampuan nasabah memenuhi kewajiban pembiayaannya dapat mengakibatkan bank merugi dan mengikis permodalan bank yang berujung pada
kebangkrutan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan sebuah upaya manajerial terhadap risiko yang
muncul akibat dari penyaluran pembiayaan. Hal ini dimaksudkan agar kualitas pembiayaan senantiasa dalam keadaan lancar. Senada dengan hal yang dinyatakan
oleh Tampubolon 2004:35 dalam bukunya dijelaskan bahwa: Manajemen  risiko  merupakan  sejumlah  kegiatan  yang  bersifat  proaktif  dan
terarah  yang  ditujukan  untuk  mengakomodasi  kemungkinan  gagal  pada  salah  satu atau  sebagian  dari  sebuah  transaksi  atau  instrumen.  Karena  itu  manajemen  risiko