51
Syariah. berpengaruh
terhadap NPL dan NPF. SBI
berpengaruh positif terhadap
NPL.
o. Nama
dan Tahun Variabel
yang digunakan Metode
Analisis Hasil
Khemraj dan Pasha
2006, melakukan
penelitian yang
berjudul “The determinants of
non-performing loans: an
econometric case study of
Guyan
a”. Jurnal Asing
Variabel independen:
GDP, Interest
Rate, dan
pertumbuhan kredit.
Variabel dependen: NPL
Panel data regresi
Secara parsial GDP
berpengaruh negatif signifikan
terhadap NPL, interest rate
berpengaruh positif terhadap
NPL, dan pertumbuhan
kredit berpengaruh negatif.
Muham mad Imaduddin
2006 “Determinants
of banking credit default in
Indonesia: a comparative
analiysis” Jurnal
Indonesia NPL, Bank Size,
Total Loan, GDP, dan
Indeks industrial
Ordinary least
square Regression
Secara simultan
berpengaruh signifikan positif
terhadap NPF.
Secara parsial
Bank size
berpengaruh signifikan positif,
Total loan negatif signifikan,
dan GDP berpengaruh
positif. Tarron
Khemraj dan Sukrishnalall
Pasha 2004 The
determinants of non-performing
loans: an econometric
case study of Guyana.
Variabel Independen:
Inflasi, Bank size, dan pertumbuhan
kredit Variabel
Independen: NPL Regresi
Linear Berganda Inflasi
tidak signifikan terhadap
NPL, Pertumbuhan
kredit berpengaruh signifikan negatif
terhadap
NPL, Bank size tidak
berpengaruh terhadap NPL.
52
Jurnal Asing
J. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari
kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan Rodoni, 2010:15
Financing deposit to rasio FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dengan dana pihak ketiga yang berhasil
dikerahkan oleh bank. Muhammad, 2002:55 rasio ini menggambarkan alokasi dana pihak ketiga terhadap pembiayaan yang dilakukan oleh bank, berdasarkan
bank indonesia FDR perbankan syariah mencapai 100 yang berarti bank syariah sebagai lembaga intermediasi baik dalam menjalankan operasionalnya dalam sector
riil. Tingginya FDR bank syariah ini tidak terlepas dari karakteristik utama bank syariah yang senantiasa mengaitkan kegiatan perbankan dengan aktivitas sector rill,
hal ini didasari pada prinsip-prinsip perbankan syariah yang dalam kegiatan operasionalnya tidak dibenarkan melakukan pembiayaan investasi pada jenis
usaha yang dapat menimbulkan kemudharatan, seperti melakukan maghrib yakni maysir, gharar, riba, dan bathil serta ikhtikar spekulasi dll.
Sebagai akibat dari pertumbuhan pembiayaan FDR yang cukup tinggi, maka yang menjadi permasalahan pokok utama bank syariah adalah meningkatnya NPF