70
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang sebelumnya yang dimana berdasarkan prinsip operasionalnya
bank dibedakan menjadi dua, yakni bank konvesional yang mendasarkan pada prinsip bunga dan bank berdasarkan prinsip syariah atau yang kemudian lazim
dikenal dengan bank syariah. Bank syariah terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah atau yang saat ini disebut sebagai Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah. Khotibul 2016:1 Sebelumnya sistem perbankan syariah sudah mulai dikenal luas di Indonesia pada tahun 1992 dengan momen
dikeluarkannya UU No. 7 Tahun 1992 yang memungkinkan bank-bank di Indonesia menjalankan kegiatan operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.
Menurut Siregar 2002:2 upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia tidak semata hanya merupakan konsekuensi dari UU No. 101998
dan UU No. 231999 tetapi juga merupakan bagian dari upaya penyehatan sistem perbankan yang bertujuan meningkatkan daya tahan perekonomian
nasional. Krisis ekonomi yang terjadi sejak pertengahan 1997 membuktikan bahwa bank yang beroperasi dengan prinsip syariah dapat bertahan di tengah
gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi. Kenyataan tersebut ditopang oleh karakteristik operasi bank syariah yang melarang bunga riba,
transaksi yang bersifat tidak transparan gharar dan spekulatif maysir. Dengan kenyataan tersebut, pengembangan perbankan syariah diharapkan
71
dapat meningkatkan ketahanan sistem perbankan nasional yang pada gilirannya juga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi nasional di
masa mendatang. Ketahanan ekonomi nasional yang sedemikian rupa dapat menciptakan perekonomian yang tangguh, yaitu perekonomian yang
pertumbuhan sektor keuangannya sejalan dengan pertumbuhan sektor riil. Pada tahap awal, landasan hukum bagi pengembangan perbankan syariah
adalah UU No. 7 tahun 1992 yang mengizinkan bank untuk memberikan pinjaman kepada nasabah dengan prinsip bagi hasil. Sejak tahun 1992-1998
dapat dikatakan tidak banyak kemajuan dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia terutama karena belum ada landasan hukum yang jelas
mengenai keberadaan bank syariah. Dengan lahirnya UU No. 10 tahun 1998 dan UU No. 23 tahun 1999 keberadaan bank syariah diakui secara eksplisit dan
memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi Bank Indonesia dalam pengembangan perbankan syariah. Adi 2013:77
Tahun 1992 merupakan tahun yang menggembirakan dalam sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia yang ditandai dengan berdirinya bank
syariah pertama yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk BMI. Siregar 2002:4 berpendapat bahwa dalam periode 1992-1998 tidak terdapat hal berarti
dalam perkembangan bank syariah yang disebabkan oleh beberapa hal: a. Rendahnya pengetahuan dan kesalahpahaman masyarakat mengenai bank
syariah. b. Belum tersedianya ketentuan pelaksana terhadap operasional bank syariah.
c. Terbatasnya jaringan kantor perbankan syariah.