Pengujian bersama penyiapan implementasi B-20, termasuk sinkronisasi Melakukan revisi SNI BBN sehingga lebih sesuai dengan standard sejenis Pengembangan PLT bioenergi biogas, biomass dan sampah kota Biomass MW Sampah kota MW Fasilitasi penyelesaian PLT Sa

RENSTRA KESDM 2015-2019 131 Bahan Bakar Nabati dalam bentuk BBM Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan diversifikasi energi, terkait bahan bakar nabati sebagai BBM, antara lain:

1. Mendorong investasi baru dan peningkatan produksi biofuel

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Produksi biofuel Juta KL 4,07 6,48 6,71 6,96 7,21 -Biodiesel Juta KL 3,91 6,31 6,53 6,77 7,02 -Bioetanol Juta KL 0,16 0,17 0,18 0,19 0,19

2. Implementasi mandatori pencampuran BBN ke BBM sebagaimana

Permen ESDM Nomor 20 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Permen Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan Pemanfaatan dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain, khususnya kepada Pertamina dan PLN sebagai offtaker anchor buyer. Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Transportasi dan Industri 10 20 20 20 20 Pembangkit listrik 25 30 30 30 30 3. Persiapan peningkatan persentase pencampuran biodiesel dari saat ini sebesar 10 menjadi 15. Tantangan implementasi B15 antara lain disparitas yang cukup besar antara Harga Indeks Pasar HIP BBN dengan HIP BBM dan tidak tersedianya subsidi khusus BBN.

4. Mendorong perizinan Badan Usaha penyalur untuk memperluas

distribusi.

5. Penyiapan kebijakan pengaturan bahan baku BBN termasuk penyiapan

dedicated land untuk BBN atau penerapan DMO bagi bahan baku utama BBN, termasuk bahan baku pendukung.

6. Memperbaiki formula Harga Indeks Pasar HIP BBN agar lebih menarik,

dan memberikan subsidi BBN maksimal Rp. 4.000liter untuk biodiesel dan Rp. 3.000liter untuk bioetanol sebagai campuran BBM khususnya BBM PSO.

7. Pengujian bersama penyiapan implementasi B-20, termasuk sinkronisasi

kesiapan sarana dan fasilitas pada pembangkit listrik antara pihak PLN dengan Pertamina. BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 132 8. Pengembangan BBN berbasis Kemiri Sunan sebagai Bahan Biodiesel, dan Sorgum sebagai Bahan Bioethanol di Yogyakarta, melalui pendanaan APBN Badan Litbang ESDM, dengan rencana aksi sebagai berikut: 2015 2016 2017 2018 2019 ˗ Penyiapan lahan 3 ha ˗ Penanaman bibit kemiri sunan ˗ Pemeliharaan kemiri sunan ˗ Penanaman sorgum ˗ Pemeliharaan kemiri sunan ˗ Pengadaan bahan baku baku kemiri sunan dari tempat lain ˗ Penanaman sorgum Pemeliharaan, Pengadaan bahan baku baku kemiri sunan dari tempat lain Panen Kemiri Sunan ˗ Penyusunan DED Biodiesel ˗ Pembangunan unit pengolah mobile biodiesel ˗ Uji kinerja unit pengolah biodiesel ˗ Uji aplikasi biodiesel Produksi Biodiesel Produksi Biodiesel Produksi Biodiesel ˗ Pembangunan Unit Pengolah mobile Biodiesel ˗ Pembuatan alkohol sorgum Pembuatan alkohol sorgum

9. Melakukan revisi SNI BBN sehingga lebih sesuai dengan standard sejenis

di internasional. Bahan Bakar Nabati untuk listrik Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan diversifikasi energi, terkait bahan bakar nabati untuk kelistrikan, antara lain:

1. Pengembangan PLT bioenergi biogas, biomass dan sampah kota

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Pembangunan PLT BBN MW 151,6 177,4 222,5 267,4 312,5 1. Biogas MW 46 42,9 76 101 126 APBN MW 1 1 1 1 1 Swasta MW 45 41,9 75 100 125

2. Biomass MW

30,0 42,0 52,0 75,4 79,7 APBN MW 1,1 2 2 2 2 Swasta MW 76 75 85 95 105

3. Sampah kota MW

28,5 57,5 59,5 69,4 79,5 Swasta MW 0,5 1 1 1 1 APBN MW 28 56,5 58,5 68,4 78,5 Kapasitas terpasang MW 1.892 2.069 2.292 2.559 2.872

2. Fasilitasi penyelesaian PLT Sampah Kota tahun 2016

No Tempat Pembuangan Akhir TPA Wilayah Kapasitas No Tempat Pembuangan Akhir TPA Wilayah Kapasitas 1 Bentar Gebang Bekasi 5x2 MW 6 Bangklet Bangli Bali 1,5 MW 2 Sumur Batu Bekasi 3x1 MW 7 Benowo Surabaya 9 MW 3 Gedebage Bandung 7 MW 8 Sukawinata Palembang 0,5 MW 4 Telaga Punggur Batam 14 MW 9 Babakan Bandung 1,5 MW 5 Muara Fajar Riau 10 MW TOTAL 56,5 MW RENSTRA KESDM 2015-2019 133

3. Menerapkan feed in tariff PLT Bioenergi melalui Permen ESDM Nomor