RENSTRA KESDM 2015-2019
131
Bahan Bakar Nabati dalam bentuk BBM Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung
kebijakan diversifikasi energi, terkait bahan bakar nabati sebagai BBM, antara lain:
1. Mendorong investasi baru dan peningkatan produksi biofuel
Rencana aksi Satuan
2015 2016
2017 2018
2019 Produksi biofuel
Juta KL 4,07
6,48 6,71 6,96 7,21
-Biodiesel Juta KL
3,91 6,31 6,53 6,77 7,02 -Bioetanol
Juta KL 0,16 0,17 0,18 0,19 0,19
2. Implementasi mandatori pencampuran BBN ke BBM sebagaimana
Permen ESDM Nomor 20 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Permen Nomor 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan Pemanfaatan dan Tata Niaga
BBN sebagai Bahan Bakar Lain, khususnya kepada Pertamina dan PLN sebagai offtaker anchor buyer.
Rencana aksi Satuan
2015 2016 2017 2018 2019
Transportasi dan Industri 10
20 20
20 20
Pembangkit listrik 25
30 30
30 30
3. Persiapan peningkatan persentase pencampuran biodiesel dari saat ini sebesar 10 menjadi 15. Tantangan implementasi B15 antara lain
disparitas yang cukup besar antara Harga Indeks Pasar HIP BBN dengan HIP BBM dan tidak tersedianya subsidi khusus BBN.
4. Mendorong perizinan Badan Usaha penyalur untuk memperluas
distribusi.
5. Penyiapan kebijakan pengaturan bahan baku BBN termasuk penyiapan
dedicated land untuk BBN atau penerapan DMO bagi bahan baku utama BBN, termasuk bahan baku pendukung.
6. Memperbaiki formula Harga Indeks Pasar HIP BBN agar lebih menarik,
dan memberikan subsidi BBN maksimal Rp. 4.000liter untuk biodiesel dan Rp. 3.000liter untuk bioetanol sebagai campuran BBM khususnya
BBM PSO.
7. Pengujian bersama penyiapan implementasi B-20, termasuk sinkronisasi
kesiapan sarana dan fasilitas pada pembangkit listrik antara pihak PLN dengan Pertamina.
BAB TIG A
RENSTRA KESDM 2015-2019
132
8. Pengembangan BBN berbasis Kemiri Sunan sebagai Bahan Biodiesel, dan Sorgum sebagai Bahan Bioethanol di Yogyakarta, melalui pendanaan APBN
Badan Litbang ESDM, dengan rencana aksi sebagai berikut:
2015 2016
2017 2018
2019
˗
Penyiapan lahan 3 ha
˗
Penanaman bibit kemiri sunan
˗
Pemeliharaan kemiri sunan
˗
Penanaman sorgum
˗ Pemeliharaan kemiri sunan ˗ Pengadaan bahan baku baku
kemiri sunan dari tempat lain
˗ Penanaman sorgum
Pemeliharaan, Pengadaan
bahan baku baku kemiri
sunan dari tempat lain
Panen Kemiri Sunan
˗
Penyusunan DED Biodiesel
˗
Pembangunan unit pengolah mobile
biodiesel
˗ Uji kinerja
unit pengolah biodiesel
˗ Uji aplikasi
biodiesel
Produksi Biodiesel
Produksi Biodiesel
Produksi Biodiesel
˗
Pembangunan Unit Pengolah mobile
Biodiesel
˗
Pembuatan alkohol sorgum
Pembuatan alkohol sorgum
9. Melakukan revisi SNI BBN sehingga lebih sesuai dengan standard sejenis
di internasional.
Bahan Bakar Nabati untuk listrik Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung
kebijakan diversifikasi energi, terkait bahan bakar nabati untuk kelistrikan, antara lain:
1. Pengembangan PLT bioenergi biogas, biomass dan sampah kota
Rencana aksi Satuan
2015 2016
2017 2018
2019
Pembangunan PLT BBN MW
151,6 177,4 222,5 267,4 312,5 1. Biogas
MW 46
42,9 76
101 126
APBN MW
1 1
1 1
1 Swasta
MW 45
41,9 75
100 125
2. Biomass MW
30,0 42,0
52,0 75,4
79,7 APBN
MW 1,1
2 2
2 2
Swasta MW
76 75
85 95
105
3. Sampah kota MW
28,5 57,5
59,5 69,4
79,5
Swasta MW
0,5 1
1 1
1 APBN
MW 28
56,5 58,5
68,4 78,5
Kapasitas terpasang MW
1.892 2.069 2.292 2.559 2.872
2. Fasilitasi penyelesaian PLT Sampah Kota tahun 2016
No Tempat
Pembuangan Akhir TPA
Wilayah Kapasitas No
Tempat Pembuangan
Akhir TPA Wilayah
Kapasitas 1 Bentar Gebang
Bekasi 5x2 MW
6 Bangklet Bangli Bali 1,5 MW
2 Sumur Batu Bekasi
3x1 MW 7 Benowo
Surabaya 9 MW
3 Gedebage Bandung
7 MW 8 Sukawinata
Palembang 0,5 MW
4 Telaga Punggur Batam
14 MW 9 Babakan
Bandung 1,5 MW
5 Muara Fajar Riau
10 MW TOTAL
56,5 MW
RENSTRA KESDM 2015-2019
133
3. Menerapkan feed in tariff PLT Bioenergi melalui Permen ESDM Nomor