RENSTRA KESDM 2015-2019
156
5. Penyiapan peta kebencanaan geologi
Rencana aksi Satuan
2015 2016
2017 2018
2019
Pemetaan geologi gunung api dan pemetaan kawasan rawan
bencana geologi Peta
30 31
30 30
30
6. Studi geosains prospek migas di Cekungan Indonesia Timur Akimeugah,
Bintuni dan Timor.
7. Studi geosains potensi migas unconventionalshale gas di Cekungan
Sumatera Utara, Kalimantan Ketungau-Melawi, Barito.
8. Pemetaan geologi bersistem dan bertema di wilayah Indonesia Timur. 9. Pembuatan Atlas Cekungan Migas dan Mineral.
10. Eksplorasi dan peningkatan kualitas data keprospekan sumber daya mineral, batubara dan panas bumi terutama di wilayah perbatasan,
remote dan Indonesia Bagian Timur.
11. Penyusunan neraca potensi mineral, panas bumi, batubara Indonesia. 12. Penyiapan wilayah izin usaha pertambangan mineral dan batubara, WK
CBM dan WKP Panas Bumi rata-rata 30 wilayah prospek per tahun. 13. Penyelidikan potensi logam mineral strategis dan tanah jarang di Kepri,
Babel, Kalbar Sulteng dan Papua.
14. Menyusun database mineral nasional dengan melibatkan seluruh Pemda.
Sebagai koordinator penyusunan database mineral Nasional dan ASEAN.
15. Pemuktahiran teknologi pemantauan gunung api. 16. Penyelesaian penerbitan Peta KRB gunungapi, gempa bumi, tsunami
dan gerakan tanah. 17. Peringatan dini erupsi gunung api dan gerakan tanah.
18. Sosialisasi penanggulangan bencana geologi. 19. Menyiapkan KESDM Siaga Bencana dalam liburan keagamaan.
20. Penyelidikan geologi lingkungan perkotaan, kawasan lindung geologi dan
kawasan Kars.
21. Penyelidikan geologi teknik untuk menunjang infrastruktur jalan tol,
bendungan, pelabuhan dan bandara.
22. Penyelidikan geologi lingkungan TPA Sampah . 23. Pemetaan, eksplorasi dan konservasi air tanah.
24. Penyelidikan potensi mineral dan korelasi geosains di kawasan
perbatasan dan pulau-pulau terluar.
RENSTRA KESDM 2015-2019
157
KEBIJAKAN-12: MENINGKATKAN PENGAWASAN, MANAJEMEN DAN KOMPETENSI SDM
Peningkatan pengawasan internal dan manajemen. Inspektorat Jenderal KESDM menjadi salah satu pilar penting dalam melakukan pengawasan
kepada unit utama guna menunjang keberhasilan tujuan dan sasaran KESDM. Arah kebijakan pengawasan dititikberatkan kepada pelaksanaan pengawasan
independen, dengan mengedepankan pengawasan yang berbasis resiko dan kinerja sehingga diharapkan KESDM bisa lebih berperan aktif dalam
pembangunan yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN.
Dalam mengawal, menjaga dan menjamin semua terlaksana sesuai harapan, koridor dan tujuan KESDM, diperlukan sistem pengawasan dan pengendalian
yang kuat. Dalam hal ini peran Inspektorat selaku Aparat Pengawas Internal Pemerintah APIP memegang peranan penting dan vital dalam mencapai hal
tersebut. Kondisi sekarang sesuai dengan paradigma baru, APIP tak lagi berperan sebagai Watchdog yang hanya memata-matai namun lebih harus bisa
berperan sebagai Konsultan yang bisa memberikan nilai tambah bagi manajemen dan sebagai Quality Assurance yaitu APIP diharapkan dapat
membimbing manajemen dalam mengenali resiko yang mengancam tujuan dan sasaran KESDM dan bisa memberikan solusi yang tepat.
Reformasi Birokrasi untuk mewujudkan good governance merupakan tuntutan masyarakat agar pengelolaan negara dijalankan secara lebih amanah dan
bertanggung jawab. Dalam melakukan pengawasan Inspektorat Jenderal mengutamakan profesionalisme yang dilandasi kompetensi, kapabilitas,
integritas dengan meningkatkan auditor yang senantiasa berpola pikir “bahwa sebelum menyapu halaman orang menyapulah dihalaman sendiri”.
Gambar III-9 Paradigma Pengawasan Internal
BAB TIG A
RENSTRA KESDM 2015-2019
158
Strategi yang dilakukan dalam penerapan paradigma baru APIP sebagai Consultan dan Quality Assurance, antara lain sebagai berikut:
1. Pembentukan Inspektorat V, yang bertugas melaksanakan pengawasan