KONDISI UMUM DAN CAPAIAN SEKTOR ESDM
I.1. KONDISI UMUM DAN CAPAIAN SEKTOR ESDM
Sesuai amanat RPJMN Tahun 2010-2014, KESDM utamanya mengemban tugas melaksanakan “Prioritas Nasional ke-8 di Bidang Energi”. Sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan Prioritas Nasional Bidang Energi tersebut, terdapat 6 indikator utama yang harus dicapai pada akhir tahun 2014. Dari 6 indikator tersebut, 4 diantaranya berhasil dicapai dan 2 lainnya belum terealisasi, sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel I-1 Capaian Indikator Kinerja Prioritas Nasional Bidang Energi pada RPJMN Tahun 2010-2014 Belum tercapainya produksi minyak bumi disebabkan karena usia lapangan minyak Indonesia yang sudah tua, gangguan produksi dan faktor non-teknis. Selain itu, akibat terlambatnya produksi minyak bumi secara full scale dari Blok Cepu yang merupakan satu-satunya penemuan cadangan minyak besar di Indonesia sejak tahun 90-an. Target full scale blok Cepu mengalami kemunduran dari semula tahun 2014, menjadi tahun 2015. Belum tercapainya target kapasitas terpasang panas bumi sebesar 5.000 MW di tahun 2014 selain karena target yang sangat tinggi, juga disebabkan karena kendala perizinan, lahan, harga jual, negosiasi pengembang dengan PLN, dan benturan antar perundang-undangan. Selain itu, pengelolaannya cukup kompleks karena terkait lintas kementerian antara lain KESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Dalam Negeri, dan bahkan juga Pemerintah Daerah. Upaya telah dilakukan, antara lain menetapkan Permen ESDM terkait kepastian harga, namun perlu didukung dengan perubahan peraturan yang lebih tinggi dimana pembahasannya memakan waktu cukup lama dan melibatkan banyak stakeholders. Salah satu upaya mengatasi hal tersebut, Pemerintah bersama-sama dengan DPR-RI telah berhasil menyelesaikan perubahan UU Panas Bumi pada tahun 2014 melalui UU Nomor 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi. RENSTRA KESDM 2015-2019 9 Selain target pada RPJMN Tahun 2010-2014 di atas, berikut ini adalah capaian sektor ESDM tahun 2010-2014 secara lebih luas, yang merupakan pengalaman dan pertimbangan dalam menetapkan target-target kedepan:1. Produksi Minyak dan Gas Bumi
Parts
» Rencana Strategis KESDM 2015-2019 | Buku Utama
» KONDISI UMUM DAN CAPAIAN SEKTOR ESDM
» Penyiapan Wilayah Kerja dan Eksplorasi Migas Alokasi Gas Bumi untuk Domestik dan Infrastruktur Gas
» Penyediaan Bahan Bakar Minyak
» Produksi Kilang, Impor Minyak Mentah dan Impor BBM Penyediaan LPG
» Jaringan Gas Kota Konversi BBM ke BBG untuk Transportasi
» Produksi dan Domestic Market Obligation DMO Batubara
» Peningkatan Nilai Tambah Mineral
» Renegosiasi Kontrak Pertambangan PENDAHULUAN
» Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
» 60 bangunan gedung dan 108 industri telah diaudit.
» Penerimaan Sektor ESDM Subsidi dan Harga Energi
» Penurunan produksi minyak bumi
» Akses energi terbatas Ketergantungan impor BBMLPG
» Pemanfaatan energi belum efisien Nilai Tambah dan Pengawasan Pertambangan
» VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
» Penambahan penawaran Wilayah Kerj Ditjen Migas menawarkan Peningkatan kualitas Wilayah Kerja
» d. Tahun ke- 20 d. Tahun ke-20
» Pilot project wilayah energi bersih, yang dilakukan melalui:
» Pengendalian volume dan subsidi BBM: Kegiatan diversifikasi energi, antara lain:
» Penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,
» Sekeratariat Jenderal Inspektorat Jenderal
» Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
» Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara
» Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
» Badan Geologi Badan Penelitian dan Pengembangan
» Badan Pendidikan dan Pelatihan BPH Migas
» Ketenagalistrikan miliar US Mineral dan Batubara EBTKE
» PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK Sekretariat Jenderal
» Inspektorat Jenderal Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
» Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Badan Geologi
» Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM
Show more