Rencana pemboran eksplorasi migas, CBM dan shale gas Penyiapan dan penandatanganan Wilayah Kerja WK Migas Penawaran Wilayah Kerja Migas tahap I tahun 2015 sebanyak 8 Wilayah Kerja Kajian 28 Wilayah Kerja Migas dan 10 Wilayah Kerja CBM oleh Balitbang ESD

RENSTRA KESDM 2015-2019 111 MINYAK DAN GAS BUMI. Pengelolaan sumber daya alam migas diarahkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan bahan bakar yang makin meningkat, baik bagi kehidupan masyarakat maupun bagi kegiatan ekonomi dan pembangunan terutama bagi kebutuhan industri dan jasa yang terus meningkat sejalan dengan tingkat perkembangan pembangunan. Potensi sumber daya migas nasional, baik yang konvensional maupun yang nonkonvensional, terus digali dan dikembangkan dengan berpegang pada prinsip menguntungkan secara ekonomis, layak secara teknis, dan diterima secara sosial budaya, tidak mengganggu keseimbangan lingkungan dan kelestarian lingkungan hidup serta terjangkau oleh daya beli rakyat. Strategi dan rencana aksi tahun 2015-2019 dalam rangka mendukung kebijakan optimalisasi produksi energi terkait migas, antara lain:

1. Menyelesaikan proyek migas strategis, antara lain:

Rencana aksi 2015 2016 2017 2018 2019 Blok Cepu Full Scale 165.000 bpd Lapangan Minyak Bukit Tua dan Ande-Ande Lumut Lapangan Gas Kepodang Blok Sengkang Donggi Senoro-Matindok Lapangan MDA-MBH Husky Blok Cepu lapangan gas Jambaran Tiung Biru Medco Malaka Aceh Blok Muara Bakau, Jangkrik ENI IDD: Bangka-Gendalo Hub-Gehem Hub Blok Abadi Masela Tangguh Train-3

2. Rencana pemboran eksplorasi migas, CBM dan shale gas

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Pemboran eksplorasi sumur 83 86 87 89 91

3. Penyiapan dan penandatanganan Wilayah Kerja WK Migas

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Penyiapan WK Migas Wilayah 22 19 21 21 21 Penandatangangan WK Migas Wilayah 8 8 8 8 8 minimal BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 112

4. Penawaran Wilayah Kerja Migas tahap I tahun 2015 sebanyak 8 Wilayah Kerja

Gambar III-3 Rencana Penawaran Wilayah Kerja Migas Konvensional Tahun 2015 Tahap I 5. Menyiapkan rekomendasi penyiapan Wilayah Kerja Migas konvensional dan non-konvensional oleh Badan Geologi KESDM Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Rekomendasi WK Migas Wilayah 9 9 10 11 11 Rekomendasi WK CBM Wilayah 2 2 2 2 2

6. Kajian 28 Wilayah Kerja Migas dan 10 Wilayah Kerja CBM oleh Balitbang ESDM

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Rekomendasi WK Migas Wilayah 8 5 5 5 5 Rekomendasi WK CBM Wilayah 2 2 2 2 2 7. Melakukan survei geologi melalui pendanaan dari APBN oleh Badan Geologi dalam rangka mendukung penyiapan Wilayah Kerja Migas Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Survei umum migas Wilayah 3 3 3 3 3 Assessment prospek migas dan shale gas Wilayah 5 6 6 6 6

8. Evaluasi wilayah potensi migas oleh Badan Litbang ESDM

Rencana aksi Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Evaluasi lahan migas di Kawasan Indonesia Timur Wilayah 2 3 3 3 3 Survei seismik offshore Km line 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 Evaluasi Wilayah Kerja gagal lelang Wilayah 8 5 5 5 5 RENSTRA KESDM 2015-2019 113 9. Peningkatan kolaborasi Ditjen Migas, SKK Migas, Badan Geologi dan Lemigas dalam rangka penyiapan Wilayah Kerja Migas dan peningkatan eksplorasi: a. Penambahan penawaran Wilayah Kerja. Ditjen Migas menawarkan Wilayah Kerja yang disiapkandiusulkan oleh Badan Geologi dan Lemigas, disamping penawaran Wilayah Kerja reguler tender dan direct offer yang sudah diprogramkan Ditjen Migas.

b. Peningkatan kualitas Wilayah Kerja

• SKK Migas menyiapkan data semua fakta, petunjuk, indikasi, dan informasi baik dalam bentuk tulisankarakter, angkadigital, gambaranalog, media magnetik, dokumen, perconto batuan, fluida, dan bentuk lain yang didapat dari hasil survei umum, eksplorasi dan eksploitasi migas, baik di WK aktif maupun tidak aktif sebagaimana Permen ESDM No. 272006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi, dimana data tersebut adalah milik Negara. • Selanjutnya, Badan Geologi dan Lemigas memanfaatkan data tersebut untuk menyiapkan Wilayah Kerja, sehingga dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas Wilayah Kerja yang akan ditawarkan oleh Ditjen Migas. • Proses penyerahan data dari KKKS ke SKK Migas pada saat persetujuan WPB tiap tahun. Proses penyerahan data dari SKK Migas ke Pusdatin dilakukan setelah itu. • Untuk tahap awal, tidak perlu seluruh KKKS menyerahkan data, cukup beberapa KKKS pada WK yang telah diidentifikasi oleh Badan Geologi dan Lemigas saja. • Sebelumnya, Badan Geologi dan Lemigas sebelum tahun berjalan menyampaikan jumlah dan WK mana saja yang ingin dimintakan datanya untuk menjadi pendukung penyiapan WK baru. 10. Keputusan atas kontrak migas yang akan berakhir secara antisipatif sebelum injury time, seperti keputusan pengelolaan Blok Mahakam yang telah diberikan kepada PT Pertamina pasca kontrak berakhir. Keterlambatan keputusan terhadap kontrak yang akan berakhir, beresiko menyebabkan penurunan produksi yang signifikan, seperti yang terjadi pada Blok CPP yang saat ini disebut sebagai WK BOB Bumi Siak Pusako. Pergantian operator WK BOB yang kurang sempurna menyebabkan adanya kehilangan produksi sebesar 30.000 bpd dalam kurun tahun 1999-2002 decline rate 18. Keterlambatan keputusan juga terjadi pada keputusan pengeolaan West Madura Offshore WMO, sehingga sempat berdampak pada penurunan produksi pada periode peralihan operator dari Kodeco ke BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 114 Pertamina Hulu Energi PHE. Keputusan yang baikcepatsmooth dilakukan pada Blok ONWJ yang beralih dari CNOOC ke PHE sehingga ada waktu untuk transisi yang baik dan tidak berdampak pada penurunan produksi. Adapun Wilayah Kerja yang harus diputuskan pada periode 2015-2019 yaitu Wilayah Kerja yang akan habis kontraknya pada tahun 2015-2021 setidaknya terdiri dari 27 WK. Tabel III-1 Wilayah Kerja Migas yang akan Habis Kontrak

11. Penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery EOR

• Chemical Flooding telah dilakukan, di beberapa lapangan antara lain Lapangan Tanjung Kalimantan Pertamina, Lapangan Kaji Semoga, Rimau Asset, Sumatera Selatan Medco, dan Lapangan Minas Chevron. Tahap pengembangan, dengan menerapkan metode steam flood di lapangan Duri Chevron telah dimulai pada tahun 1981. • Tahap pengujian lapangan, dengan menerapkan metode surfactant polymer di lapangan Minas Chevron dan Kaji Medco menunjukkan hasil yang baik. Sedangkan, dengan metode surfactant di lapangan Tanjung Pertamina EP hasilnya kurang memuaskan, dan dengan metode polymer di lapangan Widuri CNOOC dan metode Electrical EOR di lapangan Old Rimau Medco pengujiannya masih berlangsung. RENSTRA KESDM 2015-2019 115 • Tahap persiapan dan studi juga masih dilakukan dengan menerapkan metode chemical flooding di lapangan Limau KSO Inspec-Pertamina EP, Pedada BOB-BSP, Rama CNOOC SES, Melibur EMP, Rantau Z-600 Pertamina EP, Kenali Asam Pertamina EP, Tempino Pertamina EP, dan metode CO2 flooding di lapangan Gemah PetroChina. • Balitbang ESDM melalui LEMIGAS sudah melakukan uji lapangan menggunakan teknologi EOR dengan bahan Chemical Flooding di lapangan Ledok, Cepu. Pada tahun 2015 dan 2016 akan dilakukan aplikasi surfaktan pada lapangan-lapangan tertentu untuk menguji ketahanan formula surfaktan selama 3 bulan di dalam sumur reservoir dengan kondisi tertentu, dalam rangka peningkatan produksi migas lapangan dengan berbahan baku nabati.

12. Pembangunan komersil prototype rig CBM untuk pemboran sumur CBM