Availability, ketersediaan sumber energi baik dari domestik maupun luar Accessibility, kemampuan untuk mengakses sumber energi, infrastruktur Affordability, biaya investasi di bidang energi, mulai dari biaya eksplorasi, Acceptability, penggunaan energi ya

RENSTRA KESDM 2015-2019 109 Sebagaimana amanat Pasal 11 ayat 2 UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi, maka telah diterbitkan PP No. 792014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang merupakan kebijakan pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional. Arah kebijakan sektor ESDM berdasarkan UU Energi ditekankan pada 3 sisi yaitu: supply side management, demand side management, dan kebijakan harga. Sejak awal tahun 2000 kebutuhan energi semakin meningkat, dan sebaliknya pasokan energi khususnya minyak bumi cenderung menurun, sehingga demand side management mendapat perhatian lebih untuk dikendalikan. Upaya konservasi pada demand side harus menjadi fokus perhatian, sambil melakukan diversifikasi agar penyediaan dan konsumsi energi tidak selalu mengandalkan minyak bumi. Sedangkan arah kebijakan pengelolaan mineral diutamakan untuk lebih memberikan nilai tambah dan pertumbuhan industri dalam negeri. Menurut International Energy Agency IEA, ketahanan energi merupakan akses terhadap energi yang memadai, terjangkau dan dapat diandalkan, termasuk ketersediaan sumber daya energi, mengurangi ketergantungan pada impor, penurunan gangguan terhadap lingkungan, persaingan dan pasar yang efisien, menggantungkan pada sumber daya setempat yang bersih lingkungan, dan energi yang terjangkau dan adil. Gambar III-2 Konsep Ketahanan Energi Untuk melihat ketahanan energi suatu negara ada 4 hal yang dapat diukur yaitu 4A:

1. Availability, ketersediaan sumber energi baik dari domestik maupun luar

negeri;

2. Accessibility, kemampuan untuk mengakses sumber energi, infrastruktur

jaringan energi, termasuk tantangan geografik dan geopolitik;

3. Affordability, biaya investasi di bidang energi, mulai dari biaya eksplorasi,

produksi dan distribusi, hingga biaya yang dikenakan ke konsumen; dan

4. Acceptability, penggunaan energi yang peduli lingkungan Darat, Laut dan

Udara, termasuk penerimaan masyarakat. BAB TIG A RENSTRA KESDM 2015-2019 110 Mengukur ketahanan energi Indonesia dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana kekuatan Indonesia terhadap 4 hal tersebut. 4 Hal tersebut, tercermin pada Bab I yang berisi antara lain pembangunan sektor ESDM 5 tahun kebelakang beserta potensi sumber daya energi dan mineral yang dimiliki. Namun juga perlu dilihat bagaimana posisi energi dan mineral Indonesia pada tataran global sebagai salah satu indikator ketahanan dan kemandirian energi. III.1. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA AKSI Kebijakan supply side management, demand side management dan kebijakan harga, tercermin dalam upaya KESDM mencapai tujuan dan sasaran 5 tahun kedepan. Adapun kebijakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pada Renstra KESDM, dilakukan dengan arah kebijakan, antara lain:

1. Optimalisasi produksi energi fosil; 2. Peningkatan alokasi energi domestik;

3. Peningkatan akses dan infrastruktur energi; 4. Diversifikasi energi;

5. Konservasi energi dan pengurangan emisi; 6. Peningkatan nilai tambah mineral dan pengawasan pertambangan; 7. Rasionalisasi subsidi dan harga energi yang lebih terarah; 8. Menciptakan iklim investasi yang kondusif; dan

9. Kebijakan lainnnya: Mengoptimalkan penerimaan negara, peningkatan